Labu Madu Bergizi Tinggi Cocok untuk Penderita Diabetes

Labu Madu Bergizi Tinggi Cocok untuk Penderita Diabetes

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dibantu sang istri Siti Nurwidiyati (44), Suryanto (40) pemilik “Surya Tani” ini sejak lima tahun silam bertanam aneka buah dan sayuran. Dia juga membuka usaha pengembangan bibit. Ada pepaya, kol, jambu kristal, alpukat, terong, seledri, stroberi.

Dari sekian jenis tanaman, satu yang sedang tren dan banyak digemari yaitu labu madu. ”Labu ini harga atau nilai ekonomisnya lebih tinggi dibanding labu jenis lain. Harga setiap kilonya kisaran Rp 15.000. Labu biasa kisaran Rp 5.000 per kilo,”  kata Suryanto kepada koranbernas.id di tempat usaha sekaligus tempat tinggalnya di Jalan Samas Dusun Palian Desa Sidomulyo Bambanglipuro Bantul, Senin (29/6/2020).

Labu madu di supermarket harganya lebih mahal karena memang memiliki banyak keunggulan. Di antaranya nilai gizi atau vitaminnya tinggi, mengandung omega 3 yang bagus untuk perkembangan otak anak.

Labu ini bisa dikukus sebagai pengganti nasi sehingga cocok dikonsumsi oleh para penderita diabetes atau penyakit gula. Buah berbentuk seperti barbell dengan tekstur kulit yang keras ini bisa dibuat sayur biasa, puding, bakpia maupun kue pie. Daunnya pun bisa dimasak menjadi buntil yang lezat, tidak gatal ataupun pengar.

“Menanam labu madu lebih rumit dibanding labu biasa,” katanya. Saat pemupukan komposisinya harus pas antara kompos dengan kombinasi kimia. Jika tidak maka bunganya rontok.

Tanaman ini juga harus diberi rambatan agar saat berbuah bentuknya bagus dan menggantung. Waktu panen relatif cepat yakni 75 hari. Tidak usah khawatir membusuk pasca dipanen buah ini awet dengan daya simpan 6-12 bulan.

“Saat ini banyak permintaan labu madu namun suplai belum mencukupi karena memang yang mengembangkan masih sedikit,” kata dia.

Siti menambahkan bertanam labu madu maupun buah dan sayur mampu mendukung ketahanan pangan apalagi di tengah pandemi Covid-19.

“Saya dulu pas ada imbauan dilarang keluar rumah itu bingung, mau mengerjakan apa karena pasti jenuh jika berdiam diri. Akhirnya saya sibukkan bekerja di lahan dekat rumah, bertanam dan membuat bibit yang bisa dijual. Suami saya sudah bertanam sejak lama, ilmunya belajar sendiri,” katanya.

Ternyata mengolah lahan dengan aneka tanaman sayur dan buah terasa sekali manfaatnya. Ketika butuh sayur atau buah tinggal petik sehingga menghemat pengeluaran keluarga. (sol)