Suami Disarankan Elus Perut Istrinya Saat Hamil, Manfaatnya Luar Biasa

Suami Disarankan Elus Perut Istrinya Saat Hamil, Manfaatnya Luar Biasa

KORANBERNAS.ID – Masa kehamilan merupakan momentum sangat menentukan bagi perkembangan janin di dalam kandungan sebelum dilahirkan ke dunia. Itu sebabnya suami disarankan sering mengelus perut istrinya.

Meski kebiasaan itu tampak sepele tetapi manfaatnya terbukti luar biasa. Tidak hanya membuat emosi ibu hamil stabil tetapi juga mempengaruhi masa depan anak hingga tumbuh dewasa kelak.

“Untuk stimulasi perkembangan janin, biasakan mengelus perut ibu hamil sambil diajak bicara . Atau dengarkan ayat suci dan lagu,” ungkap dokter Iin Nadzifah Hamid, Kepala Bidang (Kabid) KSPK (Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga) Kantor Perwakilan BKKBN DIY.

Berbicara pada pertemuan Kemitraan dengan Media Massa Lokal Tingkat DIY, Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) dan Media Massa lainnya, Jumat (22/11/2019), di Kantor Perwakilan BKKBN DIY, dia menegaskan perkembangan anak dimulai dari ibu hamil.

Menurut dia, ibu hamil harus mampu mengelola emosinya dengan cara mempertahankan suasana hati yang positif agar tidak cemas atau mengalami stres berlebihan.

“Lakukan hobi atau kebiasaan menyenangkan seperti baca buku atau jalan santai,” kata dia.

Didampingi Kasubbid Advokasi dan KIE dokter Aris Nugroho selaku moderator, dokter Iin menjelaskan perkembangan janin di dalam kandungan mempengaruhi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu 270 hari masa kehamilan plus 730 hari sejak bayi lahir.

Selain itu, masa pengasuhan juga perlu diperhatikan. Anak harus memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif pada usia 0 hingga 6 bulan. “Beri ASI ada caranya lho agar terjalin kontak antara ibu dan anak,” tambahnya.

Dia mengingatkan jangan sampai seorang ibu menyusui anaknya sambil main gadget, tangan kanan menyusui tangan kiri pegang gadget.

Demikian pula anak yang baru berusia 2 tahun jangan diberi mainan HP karena akan merusak fungsi mata dan telinga. “Usia puncak perkembangan otak pada usia 2 tahun. Ini perlu jadi perhatian kita semua,” pintanya.

Saat ini BKKBN DIY fokus pada program edukasi ibu hamil maupun pentingnya 1.000 HPK, sasarannya tidak hanya para ibu tetapi juga remaja.

Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi Kantor Perwakilan BKKBN DIY Dra Ita Suryani Mkes. (sari wijaya /koranbernas.id)

Kampung KB

Dalam kesempatan itu Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi Kantor Perwakilan BKKBN DIY Dra Ita Suryani Mkes menyampaikan informasi update terkini Kampung KB di DIY.

“BKKBN sedang giat-giatnya bekerja menguatkan Kampung KB. Sekadar informasi, capaian kinerja BKKBN belum menggembirakan,” ujarnya.

Keberadaan Kampung KB diharapkan mampu menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan pada masa reproduksi wanita.

“12 tahun lalu, total fertility rate DIY sebesar 1,8. Data terakhir sudah 2,24. Kenaikan 0,1 saja itu sudah warning,” jelasnya.

Seraya menunjukkan grafik penduduk Indonesia, Ita membandingkan jumlah penduduk DIY usia produktif pada kurun waktu sepuluh tahun.

“Tahun 2010 dan tahun 2020 tetap mblendhuk. Sampai tahun 2035 penduduk DIY akan didominasi usia muda,” ujarnya.

Pada sesi dialog dan tanya jawab, peserta selain memberikan masukan juga menanyakan seputar perkembangan program KB di DIY.

Berdasarkan pemetaan pencapaian peserta KB baru sampai September 2019, DIY berwarna merah. Kecuali Kota Yogyakarta berwana biru dan Kulonprogo kuning.

Bagaimana pun, kata Ita, investasi nilai-nilai memang tidak bisa langsung terlihat hasilnya.

Ora sak dhet sak nyet. Kita akan terus melakukan internalisasi nilai-nilai keluarga berencana KB khususnya pada generasi muda dan pasangan usia subur (PUS),” kata dia. (sol)