Indahnya Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

Indahnya Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

UMAT muslim di seluruh dunia sebentar lagi akan merayakan hari yang sangat istimewa. Hari yang memiliki arti kebahagiaan dan saling memaafkan. Hanya ada sekali dalam setahun. Hari itu adalah hari raya Idul Fitri, hari lebaran umat yang beragama Islam di seluruh dunia. Biasanya, pada saat menjelang hari lebaran banyak sanak famili yang mudik ke sana-ke mari. Melepas rindu ingin bertemu yang selama ini tersimpan di dalam kalbu.

Namun hari raya Idul Fitri tahun ini berbeda. Orang-orang yang biasanya menjelang lebaran bertebaran untuk pulang kampung sekarang tidak di perbolehkan. Jalanan yang biasanya ramai dengan kendaraan orang-orang mudik sekarang mulai sepi. Begitu pula dengan toko-toko pakaian dan makanan yang biasanya menjelang lebaran ramai dengan pembeli, sekarang hanya sedikit saja yang membeli. Lebaran tahun ini memang berbeda. Hal ini karena adanya wabah Covid-19 yang semakin hari semakin meningkat dan banyak menelan korban jiwa. Orang-orang yang mudik dan melakukan kumpul keluarga pun sekarang tidak dianjurkan bahwa sampai ada sebuah larangan.

Karena Covid-19 orang-orang jadi seperti terpenjara. Tidak bisa ke mana-mana dan jika mau bepergian juga harus ada izin untuk pergi. Lebaran hari raya Idul Fitri yang identik dengan hari kebahagiaan dan saling memaafkan kini terasa kurang. Lebaran kali ini banyak yang tidak bisa berkumpul dengan sanak keluarga secara langsung, bahkan ada pula orang-orang yang tidak bisa berkumpul dikarenakan sebagian anggota keluarganya telah meninggal dunia karena Covid-19.

Lebaran tahun ini benar-benar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Malam takbiran, biasanya diisi dengan berbagai perlombaan yang megah hingga malam takbiran menjadi hidup dan penuh dengan keramaian. Shalat Idul Fitri biasanya banyak jamaah yang menunaikannya dengan antusias. Kini semuanya berganti dengan suasana yang agak hening tapi tidak menghilangkan berbagai ibadah yang tengah ada sebelumnya. Namun masih ada juga yang bisa merayakan semuanya dengan normal-normal saja.

Walapun dalam kondisi yang demikian, sebagai umat muslim tentunya kita juga harus bersyukur dan bersabar. Karena bisa bertemu kembali dengan hari raya Idul Fitri tahun ini dengan sehat wal afiat dan masih bisa berkumpul minimal dengan keluarga inti. Kita juga harus bahagia karena masih diberikan umur dan kesempatan untuk merayakan Idul Fitri tahun ini. Sementara, banyak saudara kita yang tidak bisa berjumpa dengan hari raya Idul Fitri karena Allah telah memanggil untuk menghadap keharibaan-Nya.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk tetap bisa merayakan hari raya Idul Fitri walaupun di tengah pandemi Covid-19, sehingga kita sebagai umat muslim tidak kehilangan esensi dari hari raya Idul Fitri yang selama ini identik dengan hari kebahagiaan dan hari saling memaafkan.

  1. Memperbanyak dzikir pada malam hari raya Idul Fitri

Biasanya malam hari raya Idul Fitri diisi dengan alunan takbir yang ramai di jalanan. Kini hal itu berubah menjadi keheningan. Biasanya diisi dengan berbagai lomba-lomba takbir yang bertujuan menghidupkan malam hari raya Idul Fitri dan mengagungkan asma Allah Swt. Kini hanya dilakukan dengan samar-samar. Namun kita sebagai umat muslim juga harus bahagia, karena sebentar lagi hari raya umat muslim akan datang. Dan kita gunakan malam takbiran yang biasanya ramai akan berbagai perlombaan sebagai bahan untuk instropeksi diri. Apakah kualitas puasa kita pada tahun ini sudah semaksimal mungkin atau masih setengah-setengah. Apakah amalan-amalan pada bulan Ramadhan tahun ini sudah lebih baik daripada amalam-amalan pada bulan Ramadhan pada tahun sebelumnya. Apakah Ramadhan tahun ini kita bertambah lebih baik atau malah lebih buruk. Dan masih banyak lagi bahan instropeksi diri yang lainnya. Walaupun suasana malam hari raya Idul Fitri berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kita juga harus tetap memperbanyak dzkikir pada malam harinya. Mengagungkan asma Allah dan bershalawat kepada Rasulullah Saw. Tidak lupa kita juga memohon ampunan kepada Allah Swt atas dosa-dosa yang telah kita lakukan semala ini. Semoga Allah Swt berkenan mengampuni dosa-dosa kita.

  1. Shalat Idul Fitri di Rumah

Belum lama ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang bolehnya shalat Idul Fitri di rumah pada saat keadaan tidak memungkinkan seperti sedang ada Covid-19 di tengah kita. Tata cara shalat Idul Fitri di rumah sama dengan tata cara shalat Idul Fitri pada umunya. Namun jika shalat Idul Fitri dikerjakan secara mandiri atau individu, maka tidak perlu ada khutbah seperti pada shalat Idul Fitri biasanya. Jika shalat Idul Fitri dikerjakan di rumah, seorang ayah sebagai pemimpin keluarga bisa menjadi imam dalam shalat. Dengan shalat Idul Fitri bersama keluarga di rumah, dapat menjadikan kita lebih dekat dengan keluarga dan saling berinstropeksi diri. Bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bisa menjalankan shalat Idul Fitri tahun ini dan bersabar karena adanya Covid-19 yang semakin hari semakin menunjukkan tambahan korban jiwa.

  1. Mengucapkan selamat hari raya melalui media sosial

Sekarang teknologi semakin canggih dan interaksi dua arah antar seseorang bahkan banyak orang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Ada banyak macam media sosial yang bisa kita gunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi antar-orang atau dengan keluarga yang ada di kampung. Misalnya; WhatsApps, Facebook, Twitter, Instagram, dsb. Kita juga bisa saling melihat wajah orang yang berkomunikasi dengan kita melalui aplikasi-aplikasi tersebut. Dengan kita berkomunikasi secara tidak langsung melalui media sosial, kita pun tidak akan kehilangan kesempatan untuk saling melepas rindu dengan keluarga. Juga saling memaafkan antar-sesama manusia.

Pada akhirnya, lebaran tahun ini dengan suasana yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya jangan sampai menjadikan diri kita orang yang tidak senang akan datangnya hari raya Idul Fitri yang tidak seperti biasanya. Dengan kondisi lebaran di tengah Covid-19 sekarang ini, kita jangan sampai melewatkan hari raya umat muslim dengan perasaan yang tidak terima dan menggerutu. Kita harus belajar untuk bersabar, bersyukur, dan ikhlas karena ujian yang telah diberikan oleh Allah Swt. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Semoga lebaran tahun ini memberikan kesan yang tidak akan terlupakan dalam hidup kita serta menjadikan kita sebagai muslim yang pandai bersyukur dan muslim yang lebih baik. Aamiin. *

Alif Nur Rohman

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.