Pentingnya Mengenal Karakter Siswa dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Pentingnya Mengenal Karakter Siswa dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

DUNIA pendidikan sedang berubah dan berkembang dengan cepat untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu hal yang sangat penting dalam pendidikan saat ini, melalui aksi nyata pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu metode pembelajaran yang memperhitungkan perbedaan kemampuan, minat, bakat, dan gaya belajar siswa (Avcu & Yaman, 2022). Andini (2016) mengungkapkan, berdiferensiasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan dalam konten, proses, produk, hingga lingkungan belajar. Hal ini sangat penting dilakukan agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien, sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Namun, untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik, seorang guru harus memahami karakter siswa terlebih dahulu.

Mengapa demikian? Karena karakter siswa sangat memengaruhi bagaimana mereka belajar dan bagaimana mereka bereaksi terhadap suatu materi pelajaran. Misalnya, siswa yang memiliki karakter introvert cenderung lebih suka belajar secara mandiri dan membutuhkan lingkungan yang tenang, sedangkan siswa yang memiliki karakter ekstrovert lebih suka belajar dengan aktif dan membutuhkan interaksi dengan teman sebaya. Oleh karena itu, memahami karakter siswa sangat penting bagi guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Misalnya, guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang berfokus pada diskusi dan kerja kelompok untuk siswa yang memiliki karakter ekstrovert, dan metode pembelajaran yang berfokus pada kerja mandiri untuk siswa yang memiliki karakter introvert.

Memahami karakter siswa juga dapat membantu guru dalam memotivasi siswa. Siswa yang merasa dirinya dipahami dan dihargai oleh guru akan lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai hasil yang baik. Sebaliknya, siswa yang merasa tidak dipahami dan tidak dihargai oleh guru, akan merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi untuk belajar.

Menurut pendapat ahli pendidikan, Dr. Howard Gardner, seorang profesor di Harvard Graduate School of Education, memahami karakter siswa sangat penting karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Ia mengembangkan teori inteligensi majemuk, yang menyatakan bahwa ada lebih dari satu jenis inteligensi yang dapat memengaruhi cara seseorang belajar dan berpikir (Suparno, 2004:17). Gardner mengelompokkan cara berpikir seseorang dalam beberapa kecerdasan; (1) Kecerdasan Linguistik; (2) Kecerdasan Logis-Matematik; (3) Kecerdasan Visual Spasial; (4) Kecerdasan Kinestetik; (5) Kecerdasan Musik; (6) Kecerdasan Interpersonal; dan (7) Kecerdasan Intrapersonal. Oleh karena itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat cara berpikir siswa agar mereka dapat memahami materi dengan baik.

Selain itu, Ngalim Purwanto, menjelaskan pentingnya memahami karakter siswa untuk membangun kedekatan antara guru dan siswa. Ia menyatakan bahwa dengan memahami karakter siswa, guru dapat membantu siswa untuk merasa nyaman dan percaya diri dalam belajar. Pengenalan karakter tersebut melalui pemahaman karakteristik siswa yang dilihat dari aspek fisiologis maupun psikologis (Meriyati, 2015:49). Hal ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan potensi dan minat mereka secara optimal dan mempermudah guru untuk mengajar.

Memahami karakter siswa memang sangat penting bagi guru dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini dapat membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, memotivasi siswa, dan memastikan bahwa siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Guru juga harus selalu berusaha untuk memahami karakter siswa dengan baik dan menggunakan pemahaman ini dalam pembelajaran.

Mencapai tujuan untuk dapat memahami karakter siswa, guru dapat melakukan beberapa hal, seperti melakukan observasi melalui pengamatan atau wawancara dengan siswa, melakukan tes gaya belajar, dan meminta bantuan dari orang tua siswa. Melalui informasi yang didapat dari hal-hal tersebut, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan membuat siswa merasa nyaman dan termotivasi dalam belajar. Namun, harus diingat bahwa karakter siswa tidak selalu statis dan bisa berubah-ubah seiring dengan perkembangan mereka. Oleh karena itu, guru juga perlu memantau dan memahami perubahan karakter siswa dan menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan perubahan tersebut.

Keterlibatan orang tua juga sangat penting dalam memahami karakter siswa. Orang tua sering memiliki informasi yang sangat berguna tentang sifat dan minat anak mereka. Mereka dapat memberikan informasi tentang bagaimana anak mereka belajar dengan baik, hal-hal yang menyulitkan mereka dalam belajar, dan bagaimana mereka dapat dicarikan motivasi dalam belajar. Guru harus membuka jalan komunikasi yang baik dengan orang tua siswa dan menggunakan informasi yang didapat dari mereka dalam pembelajaran.

Tidak hanya memahami karakter siswa, guru juga harus memahami bahwa setiap siswa memiliki tingkat penguasaan yang berbeda terhadap materi. Oleh karena itu, guru harus menyediakan bahan ajar yang bervariasi dan sesuai dengan tingkat penguasaan siswa. Guru juga harus membuat aktivitas belajar yang menyenangkan dan menantang bagi siswa, sehingga mereka merasa terstimulasi dan tertantang untuk belajar lebih baik.

Menyediakan bahan ajar yang beragam dan menyenangkan bagi siswa juga merupakan bagian penting dari pembelajaran berdiferensiasi. Guru harus menyediakan sumber daya yang berbeda untuk membantu siswa memahami materi, seperti video, gambar, contoh-contoh praktis, atau diskusi kelompok. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka dan dapat memahami materi dengan baik.

Memahami karakter siswa dan menyediakan pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan gaya belajar dan tingkat penguasaan mereka, sangat penting untuk menjamin keberhasilan belajar siswa. Guru harus selalu berusaha untuk memahami karakter siswa dan menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Semoga dengan memahami hal-hal tersebut, siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai potensinya secara maksimal. **

Bahaudin Alfiansyah Syafi’i, S.Pd.

Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Ahmad Dahlan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia