Stok Pangan Aman, Syahrul Yasin Limpo Ajak Pemuda Jadi Petani
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Menggunakan mesin pemanen padi (combine harvester), Menteri Pertanian Dr H Syahrul Yasin Limpo melakukan gerakan panen padi di bulak sawah kelompok Tani Harjo, Tegal Sempu Kalurahan Caturharjo Kapanewon Pandak Bantul, Selasa (14/2/2023) sore.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto MMA, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo S Pt, Kajari Bantul Farhan MH, Panewu Pandak Danang Dwi Atmoko S Sos dan jajaran Forkompimkap serta puluhan petani setempat.
"Februari ini kita memasuki musim panen dengan luasan di seluruh tanah air 1,9 juta hektar. Untuk Bantul, dari laporan kepala dinas ada 5.000 hektar lebih yang mulai panen. Masa panen pada bulan Maret dan April mendatang," kata Syahrul Yasin Limpo.
Dari panen raya ini diperkirakan capaian produktivitas 32 juta ton beras. Dengan kebutuhan masyarakat pada angka 30 juta ton, pasokan pangan di tanah air aman.
"Saya berharap nanti hasil panen segera terproses di penggilingan hingga akhirnya menjadi beras dan disuplai ke pasaran," kata pria kelahiran Makassar 68 tahun silam tersebut.
Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat termasuk kalangan muda untuk tidak ragu-ragu menjadi petani atau mengolah lahan pertanian. "Selama ini pertanian identik miskin dan kotor, padahal tidak seperti itu," katanya.
Petani justru memiliki jaminan pendapatan yang kongkret dan berkelanjutan. "Jadi petani itu juga pasti punya makanan dalam hal ini beras," katanya.
Saat proses pengolahan atau penanaman ini, petani diminta tidak menggunakan uangnya namun dengan mengajukan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tahun lalu dana KUR tersalur Rp 54 triliun dengan dana macet hanya 0,03 persen. Ini menunjukkan petani Indonesia orang yang tertib dan jujur. "Kalau yang macet ini biasanya karena ada kendala-kendala pada yang bersangkutan," katanya.
Sugeng Purwanto mengatakan lahan yang dipanen merupakan padi Inpari dengan produktivitas mencapai 7,8 ton per hektar. Petani telah menggunakan program padi IP (Indeks Pertanaman) 400.
Ini adalah pola tanam empat kali dalam setahun yang merupakan upaya pemerintah melalui APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sebagai sebuah terobosan untuk meningkatkan produksi beras nasional. Adapun luasan lahan 4,5 hektar. (*)