DKPP Bantul Gelar Kontes Kambing PE Kaligesing
Kambing PE memiliki Average Daily Gain (ADG) dan kualitas daging yang bagus.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menggelar kontes kambing PE Kaligesing Regional Jawa, Minggu (1/12/2024) pagi hingga sore, di Pasar Seni Gabusan.
Peserta berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Total 260 peserta dari berbagai kelas.
Pada kontes kali ini juga dikukuhkan pengurus Persatuan Peternak Kambing Kaligesing Nasional (Perkanas) DPD Kabupaten Bantul dengan ketua Hanung Raharjo ST yang juga Ketua DPRD Kabupaten Bantul.
"Kontes ternak kambing peranakan etawa (PE) diharapkan mampu menggugah minat generasi muda berkecimpung di bidang peternakan. Karena kambing ini sebenarnya sudah berkembang sejak 1985, di Kapanewon Pajangan. Akan tetapi, lambat laun para peternak itu menurun," kata Joko Waluyo MSi, Kepala DKPP Bantul, di lokasi kontes.
Kontes kambing PE Kaligesing di Pasar Seni Gabusan Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Setelah tahun 2010, lanjut dia, peternak kambing PE tumbuh lagi. Populasi jumlah kambing PE di Bantul kini sudah ada ribuan dan tersebar di 17 kapanewon.
"Kontes diharapkan mampu menjadi sarana swasembada ternak kambing. Apalagi, sekarang kami sedang mencanangkan adanya kambing asli Kabupaten Bantul," katanya.
Joko menyebutkan kambing PE memiliki Average Daily Gain (ADG) dan kualitas daging yang bagus. Selain itu, juga memiliki kualitas susu yang baik.
"Kami terus mendorong peningkatan populasi kambing PE dan berharap mendukung program Presiden Prabowo Subianto berupa makan siang bergizi dan gratis," tambah Joko.
Grade tinggi
Sedangkan Hanung Raharjo berkomitmen mendukung program DKPP Bantul untuk memajukan peningkatan populasi ternak kambing, khususnya kambing PE.
"Seperti era tahun 2005-2015 Kabupaten Bantul dikenal sebagai salah satu wilayah dengan hasil peternakan kambing kualitas masuk grade tinggi. Jadi kami ingin mengembalikan dan mempopulerkan kambing PE itu ke peternak milenial maupun peternak lokal terdahulu," ujarnya. (*)