Hasil Laborat ODP Tersebar di Medsos, Krisni Dirugikan

Hasil Laborat ODP Tersebar di Medsos, Krisni Dirugikan

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Krisni Widiyati (52) warga Perumahan Boro Mukti di Banyuurip, Purworejo keberatan terhadap oknum RSAU Purworejo yang telah menyebarluaskan hasil cek laboratorium atas nama dirinya di media sosial (medsos). Akibat postingan tersebut Krisni dirugikan karena warga sekitarnya menganggap telah terpapar Covid-19.

Beberapa hari setelah kepulangannya ke Indonesia, Krisni merasakan sakit flu. Suhu tubuhnya panas dan batuk-batuk. Maka pada Sabtu (14/3/2020) dia memeriksakan diri ke RSAU di Purworejo. Krisni kemudian diberi obat. Sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena datang dari luar negeri, Krisni juga cek laborat dan rontgen.

"Saya bersyukur hasil laborat saya semua kondisi baik dan negatif Covid-19," kata Krisni.

Namun perasaan lega itu tidak berlangsung lama, karena pada Minggu (15/3/2020) sehabis magrib ketika Krisni dalam perjalanan pulang sehabis belanja, terdengar pengumuman melalui pengeras suara masjid bahwa ia terpapar virus Corona.

"Begitu saya mendengar pengumuman tersebut, saya langsung mendatangi Pak RW, saya serahkan hasil laborat yang menyatakan saya negatif Corona," ujar Kris, sapaan akrabnya.

Kepada Krisni, Pak RW mengaku membuat pengumuman itu berdasar postingan hasil cek laborat milik Krisni dan swarga Purwodadi. "Setelah melihat hasil laborat saya, Pak RW minta maaf dan mengklarifikasi pada pengumuman di masjid setelah sholat isyak di tanggal yang sama. Namun berita bahwa saya terkena virus Corona sudah terlanjur tersebar,” kata wanita yang sudah 13 tahun bekerja di Taiwan ini.


Menurut Krisni, postingan hasil laborat di medsos itu sebagian ditutup sehingga memunculkan kesan ia positif Covid-19. Padahal, menurut Krisni, Wakil Direktur Bagian Pelayanan RSUD Tjitro Wardojo, dr Ika Endah Lestaringsih, sudah menyatakan dirinya lulus pantauan. "Kalau saya dinyatakan lulus, saya minta surat keterangan dari RSUD Tjitro Wardojo. Tetapi sampai saat ini belum dipenuhi," katanya.

Krisni merasa dirugikan oleh pihak RSAU yang telah membeberkan identitasnya ke media sosial sehingga membuat resah warga di sekitarnya. "Saya minta pertanggung jawaban dari pihak RSAU, kenapa hal itu bisa terjadi," katanya.

"Anak-anak saya semua jauh. Anak pertama di Balikpapan, Kalimantan. Anak kedua di Jakarta. Mereka jadi kepikiran tentang saya," tambahnya.

Didampingi Agus Triatmoko SH, seorang advokad yang juga tetangganya, Krisni meminta klarifikasi ke pihak RSAU Purworejo. "Saya sudah menghubungi humas RSAU yang kemudian mengadakan rapat internal. Selanjutnya dikatakan pihak RSAU sudah menemukan pelaku yang memposting hasil laborat Krisni," kata Agus kepada koranbernas.id, Rabu (18/3/2020).
 

Menurut Agus, pihak RSAU Purworejo meminta maaf dan berjanji akan menindak oknum yang memposting hasil laborat milik Krisni.

Humas RSAU Purworejo, Heri Wibowo, kepada koranbernas.id, Sabtu (21/3/2020), menyatakan bahwa yang diposting bukan hasil laborat. "Saya klarifikasi, bukan hasil laborat yang diposting, tapi pengantar ke radiologi untuk rontgen," katanya.

Menurut Heri hal tersebut terjadi akibat kelalaian oknum di lingkungan RSAU. "Awalnya pesan yang disampaikan seorang suami kepada istrinya untuk berhati-hati karena di Purworejo sudah ada orang dalam pemantauan atau ODP, dengan menunjukkan surat pengantar rontgen tersebut," papar Heri.

Kemudian, lanjut Heri, sang istri memposting surat pengantar rontgen tersebut yang kemudian viral di media sosial. "Hasil radiologi pun tidak ada postingannya," katanya.

Menurut Heri, ada sanksi dari direktur utama RSAU untuk oknum tersebut. "Secara regulasi RSAU sudah ada (yang diberi sanksi). Bagaimanapun itu kelalaian dari oknum," katanya.

Heri juga mengaku telah ada titik temu antara pihak RSAU dengan Krisni yang diwakili pengacara, disaksikan Lurah dan Muspika Banyurip. “Pertemuan di rumah Pak Agus, Senin (16/3/2020) lalu,” kata Heri. (eru)