Hand Sanitizer Melengkapi Gaya Hidup Sehat, Langka Saat Dibutuhkan

Hand Sanitizer Melengkapi Gaya Hidup Sehat, Langka Saat Dibutuhkan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Hampir semua orang  kini membawa hand sanitizer yang tersimpan di tas kecil beserta handuk lap cuci tangan. Saat pandemi virus Corona atau Covid-19 cairan pembersih tangan mengandung alkohol 70 persen itu sangat dibutuhkan namun barangnya susah diperoleh karena langka.

Berawal dari kondisi itulah perusahaan kosmetik PT Kosmetikatama Super Indah dengan produknya Inez Cosmetics terketuk kepeduliannnya memberikan bantuan 600 botol hand sanitizer ke Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.

“Ini salah satu upaya gerakan kita memberikan kontribusi bergerak bareng pemerintah mencegah pandemi Covid-19,” ungkap Iin Yuliano Fitawati, Supervisor Promosi Area Yogyakarta PT Kosmetikatama Super Indah, Selasa (16/6/2020), di Balaikota Yogyakarta.

Bantuan tersebut secara simbolis diterima Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti didampingi jajarannya. Sebelumnya, perusahaan ini juga memberikan bantuan serupa ke Pemprov Jawa Tengah, Pemda DIY, Kota Surakarta maupun Kabupaten Sragen.

“Bantuan di Kota Yogyakarta ini yang kelima. Kita ikut memotivasi masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat, cuci tangan dan pakai masker,” ungkap Yuli, panggilan akrabnya.

Haryadi Suyuti mengapresiasi bantuan dari perusahaan kosmetik asal Malang Jawa Timur itu. Selanjutnya hand sanitizer berupa cairan gel dalam kemasan botol 100 mililiter itu akan didistribusikan di 14 kantor kecamatan dan 45 kantor kelurahan di Kota Yogyakarta.

“Taruh di meja layanan agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan tangan. Upaya mencegah pandemi dengan PHBS salah satunya cuci tangan dan istirahat yang cukup,” kata dia.

Walikota berharap semoga perusahaan kosmetik tersebut tetap berkarya. “Mudah-mudahan bisa survive,” harapnya.

Foto bersama Walikota  Yogyakarta usai penyerahan bantuan. (istimewa)

Olahraga bersepeda

Saat berdialog dengan tamunya, Haryadi mengungkap fenomena ramainya pesepeda di Kota Yogyakarta menjelang berlakunya New Normal atau tatanan baru pada Juli mendatang.

Menurut dia, sepeda tiba-tiba booming setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 3 Juni 2020 memgumumkan hari sepeda dunia sekaligus menyatakan bersepeda adalah olahraga paling aman saat situasi pandemi.

“Bersepeda pasti jaga jarak. Mata, kaki, perut, tangan dan reflek kita semua bergerak. Yang jadi persoalan pas kumpul kumpul itu. Komunitas-komunitas memperingati hari bersepeda namun banyak juga yang tidak tahu. Saya punya komunitas motor beralih ke sepeda,” ungkapnya.

Hanya saja dia berpesan para pesepeda jangan terlalu memaksakan diri karena bisa fatal akibatnya. “Aja ngaya. Nek ana kancana ora kuat aja dibuli,” kata dia.

Dia juga menyarankan komunitas sepeda sebelum berkegiatan agar memperhatikan tiga hal yaitu kemampuan masing-masing anggota, jarak dan waktu tempuh. Jika hanya kuat bersepeda satu jam jangan di-push di atas kemampuan. (sol)