Obat Tradisional Mengandung BKO Merusak Ginjal

Ciri-cirinya antara lain berbadan kecil namun pipinya tembem.

Obat Tradisional Mengandung BKO Merusak Ginjal
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, memberikan edukasi obat dan makanan, Jumat (13/10/2023), di Sindumartani Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati mengonsumsi jamu atau obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (BKO).

Selain berbahaya, tidak sedikit yang akhirnya menderita kerusakan ginjal bahkan mengalami gagal ginjal hingga harus menjalani cuci darah.

Kewaspadaan ini dia sampaikan saat menjadi narasumber Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat, H Sukamto SH, Jumat (13/10/2023), Gedung Shelter Sindumartani Ngemplak Sleman.

Anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang membidangi masalah kesehatan ini menyatakan sekarang ini banyak orang terkena sakit ginjal.

“Tolong, jangan minum jamu mengandung bahan kimia obat. Apalagi tadi saya dengar obat ceng yang bisa ngadek patang jam. Tolong ginjalnya dijaga. Saya punya klinik cuci darah, saya naikkan terus jumlahnya (mesinnya) tetapi masih kurang, karena banyak teman-teman kita yang terkena gagal ginjal,” ungkapnya.

Diah Tjahjonowati menunjukkan obat tradisional berbahaya bagi kesehatan. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Di hadapan ratusan peserta sosialiasi yang memenuhi ruangan gedung, politisi senior yang juga pensiunan polisi ini berpesan pentingnya menjaga kesehatan.

Caranya adalah banyak mengonsumsi sayur, buah-buahan, berolahraga, kurangi garam dan gula serta istirahat cukup. Orang kaya punya harta setinggi langit atau punya istri cantik, tidak ada artinya apabila dalam kondisi sakit.

Diah Tjahjonowati mewakili Bagus Heri Purnomo selaku Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Yogyakarta juga berpesan jangan sekali-kali menggunakan obat tradisional yang bisa membuat ceng.

Nyuwun sewu ini bukan porno ya tetapi informasi. Bisa berdiri empat jam tapi bablas ke akhirat. Mudah-mudahan tidak ada yang pakai ya, karena berbahaya, banyak mudharatnya,” ungkapnya.

Penyalahgunaan obat tradisional memang masih marak, termasuk obat tradisional penghilang pegel linu yang disebut berkhasiat cespleng. Menurut Diah, obat seperti itu juga berbahaya. “Sembuh tapi bukan sembuh dari penyakit namun hanya berkurang rasa sakitnya,” jelasnya.

ARTIKEL LAINNYA: Cegah Stunting, Ibu Hamil Harus Cukup Gizi

Obat tradisional yang mengandung BKO seperti itu efeknya adalah gagal ginjal, sakit pada hati dan tulang belakang. Ciri-cirinya antara lain berbadan kecil namun pipinya tembem atau moon face.

“Ini adalah indikasi akibat mengonsumsi obat atau jamu tradisional yang mengandung BKO,” kata Diah yang berkeliling mendatangi peserta seraya menunjukkan contoh-contohnya.

Efek kronis dari penggunaan obat tradisional BKO juga bisa mengakibatkan stroke, pendarahan lambung, hipertensi maupun insomnia.

Penambahan BKO pada obat tradisional ini sangat berbahaya karena bisa jadi penambahannya dengan dosis berlebihan, atau BKO yang ditambahkan itu tidak diketahui apakah masih bagus atau sudah kedaluwarsa yang berisiko bagi kesehatan. (*)