Cegah Stunting, Ibu Hamil Harus Cukup Gizi

Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung pada masa 1.000 hari pertama kehidupan.

Cegah Stunting, Ibu Hamil Harus Cukup Gizi
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, saat menjadi narasumber Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana kerja sama dengan BKKBN. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Sebagai wujud dukungan demi suksesnya program Bangga Kencana sekaligus menyongsong Indonesia Emas 2045 bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka, anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, kembali mengingatkan pentingnya pencegahan stunting.

Salah satu upaya itu adalah memastikan ibu-ibu yang sedang hamil kecukupan gizinya. ”Jika ada ibu hamil tidak mau makan segera dibawa periksa ke Puskesmas,” ungkapnya saat menjadi narasumber Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja H Sukamto SH Anggota DPR RI Komisi IX, Kamis (12/10/2023), di Balai Aspirasi Masyarakat, Purwosari Sinduadi Mlati Sleman, Kamis (12/10/2023).

Tidak hanya komitmen, bahkan politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang duduk pada komisi yang membidangi kesehatan ini pada setiap kesempatan sosialisasi, termasuk saat sosialisasi Selasa (10/10/2023) silam di Joglo Ndalijan Kalurahan Trihanggo Gamping Sleman, membagikan biskuit bagi ibu hamil. “Biskuit ini tidak ada di pasaran. Anda beli di mana pun tidak ada karena tidak untuk dijual,” ujarnya.

Begitu pula pada kegiatan bertema Merdekakan Anak Indonesia dari Stunting kali ini, Sukamto juga memberikan tawaran serupa kepada peserta sosialisasi atau ada anggota keluarganya yang sedang hamil.

ARTIKEL LAINNYA: Cegah Mulai dari Hulu, Jangan Sampai Stunting Menggoda Anak Cucu

Dia sepakat, ibu hamil harus tercukupi gizinya secara seimbang. Artinya, tidak hanya makanan yang mengandung karbohidrat saja tetapi juga mineral, lemak dan proteinnya. Protein bisa berasal dari telur atau ikan maupun protein nabati.

Narasumber lainnya Inspektur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman, Wildan Sholichin.

Ari Dwikora Tono antara lain menyampaikan stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung pada masa 1.000 hari pertama kehidupan atau sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun.

Menurut dia, BKKBN sangat konsens melaksanakan upaya pencegahan stunting bahkan dilakukan sejak dari hulu. Apabila anak-anak balita terganggu perkembangan otak dan fisiknya dikhawatirkan bisa mengganggu pencapaian target Indonesia Emas 2045.

ARTIKEL LAINNYA: Dukung Program Penurunan Stunting, Keamanan Pangan Sangat Penting

Sedangkan Andi Ritamariani menyarankan balita harus diberikan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif pada usia nol sampai enam bulan. “Hanya ASI, tidak ditambah air atau susu formula,” tandasnya.

Penelitian membuktikan, hanya ASI satu-satunya makanan yang paling cocok bagi pencernaan bayi. Pemberian ASI minimal delapan kali sehari.

Wildan Sholichin juga sepakat pencegahan stunting harus dimulai dari keluarga terutama saat sang ibu sedang hamil harus mengonsumsi makanan yang bergizi.

Fakta, kata dia, di Kabupaten Sleman 95 persen stunting terjadi bukan karena faktor kemiskinan melainkan adanya kesalahan pola asuh dan pola makan. (*)