Dua Desa akan Dilintasi Tol, Warga Kejar Kepastian

Dua Desa akan Dilintasi Tol, Warga Kejar Kepastian

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Dua desa di wilayah Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul, salah satunya Desa Argomulyo yang terkenal sebagai desa tempat kelahiran Presiden kedua RI, Soeharto, disebut-sebut akan dilintasi jalur tol yang menghubungkan Solo, Yogyakarta dan Cilacap Jawa Tengah.

Camat Sedayu, Sarjiman, mengakui informasi tersebut baru terdengar samar-samar saja sehingga wajar apabila warganya kemudian ingin mengejar kepastiannya.

“Jalur tol Solo titik persinggungannya di ada di wilayah Kabupaten Bantul dan Sleman,” ujarnya, Senin (24/2/2020), saat menerima kunjungan kerja Komisi A DPRD DIY di kantor kecamatan setempat.

Di hadapan Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Retno Sudiyanto dan anggotanya yaitu KPH Purbodiningrat, Sutemas Waluyanto, Bambang Setyo Martono, Muhammad Syafi'i, Siti Nurjannah, Hifni Muhammad Nasikh, Sudaryanto, Heri Dwi Haryono dan Stevanus Christian Handoko, lebih jauh Sarjiman mengatakan dirinya pernah mengikuti pertemuan membahas Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) tol.

Pada pertemuan yang berlangsung di Kulonprogo tersebut, informasi mengenai tol memang belum dibuka lebar-lebar guna menghindari spekulasi. “Sewaktu pertemuan di Kulonprogo, kita hanya diberi ancer-ancer di utara rel kereta api,” ungkap Sarjiman.

Pihaknya juga baru sekali itu mengikuti sosialisasi rencana pembangunan tol. Harapannya keberadaan tol nantinya tidak merugikan masyarakat justru sebaliknya memberikan keuntungan.

Mau tak mau, lanjut dia, rencana pembangunan tol tersebut menjadi salah satu yang harus disikapi oleh jajaran Kecamatan Sedayu. Inilah peluang sekaligus tantangan apalagi keberadaan Sedayu ke depan diyakini makin strategis terkait dengan YIA (Yogyakarta International Airport) di Kulonprogo.

“Kita harus mampu menangkap peluang tersebut. Dari aspek tata ruang, Sedayu daerah pengembangan kawasan industri dan permukiman. Sangat wajar banyak tumbuh perumahan dan perusahaan besar yang berinvestasi. Ada pabrik garmen, pabrik sosis, perusahaan mixer aspal,” paparnya.

Menanggapi pesatnya kemajuan wilayah Sedayu, anggota Komisi A DPRD DIY Imam Syafi’i, Hifni Muhammad Nasikh, Siti Nurdjannah maupun Bambang Setyo Martono mengingatkan pemerintah setempat agar tahan terhadap godaan sehingga tidak menyalahi peraturan.

Di kecamatan seluas 34,36 km persegi ini setidaknya terdapat 46 titik perumahan sehingga masyarakatnya heterogen. Dinamika kependudukan pun sangat dinamis.

Siti Nurjannah kemudian mempertanyakan sejauh mana menyikapi permasalahan tersebut dengan adanya banyak pendatang di wilayah Sedayu.

“Saya berharap Kecamatan Sedayu agar tetap taat Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Mana jalur hijau yang harus dipertahankan untuk ketahanan pangan dan sumber daya air,” sambung Syafi’i.

Dewan sepakat, pembangunan di wilayah itu yang semakin cepat dalam kurun waktu dua tiga tahun ke depan harus tetap memperhatikan kepentingan rakyat dan lingkungan hidup.

Selain itu, peluang Sedayu untuk mendapatkan berkah dengan adanya bandara YIA juga perlu disiapkan mulai dari sekarang. Peluang besar itu harus dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan.

Tercatat angka kemiskinan di Kecamatan Sedayu sebesar 12 persen, setidaknya terdapat 8.389 KRT (Kepala Rumah Tangga) miskin. Selain itu, angka stunting juga perlu memperoleh perhatian. “Mohon ini jadi perhatian Kabupaten Bantul,” kata Syafi’i. (sol)