Disebut Paling Tinggi di Jateng, Purworejo Tak Ingin Tutupi Aib COVID-19
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO-- Kasus pasien positif Covid-19 di Kabupaten Purworejo bertambah 6 orang, Minggu (17/5/2020). Dengan demikian total kasus di kabupaten itu menjadi 68 orang.
Dari 6 orang tersebut, 5 orang diantaranya berasal dari klaster Gowa. Mereka berasal dari Kecamatan Butuh, Grabag, Kutoarjo dan Purworejo masing-masing 1 orang, serta dari Kecamatan Bayan 2 orang.
"Hari ini tidak ada yang sembuh, tapi yang negatif mencapai 18 orang,” ujar dr Darus, juru bicara Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam penanganan Covid-19, Minggu sore.
Menurut Darus, total kasus positif tertinggi di Purworejo ada di Kecamatan Bayan yakni 18 orang. Berikutnya Kecamatan Purworejo 11 orang dan Purwodadi 8 orang.
Sedangkan lainnya yaitu 3 kecamatan terdiri dari Bruno, Gebang dan Ngombol tidak ada kasus positif Covid-19.
Dari total jumlah positif, paling banyak berasal dari klaster Gowa yakni sebanyak 53 orang, terdiri dar 32 orang setempst dan 21 warga keturunan.
Namun Darus membantah jika jumlah penderita Covid di Purworejo tertinggi di Jawa Tengah. Namun dia juga tidak membantah jumlah positif Covid-19 di Purworejo yang termasuk tinggi.
Menurut Darus, tingginya jumlah pasien Covid-19 di Purworejo bukanlah merupakan aib yang harus ditutup-tutupi.
“Hal ini justru untuk menjadikan masyarakat harus semakin patuh terhadap anjuran pemerintah, dan mari ini menjadikan momen utk bersama-masa mencegahnya,” ungkapnya.
Tingginya positif Covid-19 tersebut justru hasil dari upaya Pemda dalam melacak transmisi lokal di kelompok atau orang-orang yang diduga pernah mengalami kontak.
“Hal ini membuktikan justru Pemerintah Daerah sangat responsif dan bekerja keras mencari siapa saja yang diduga pernah kontak dengan positif Covid-19 dan langsung dilakukan rapid tes dan swab,” tandasnya.
Ia mengaku prihatin ketika ada masyarakat yang mengkaitkan jumlah ini dengan kinerja pemda. Padahal kalau pemda ingin tidak banyak yang ditemukan positif, tentunya pemda tidak akan kerja keras melacak dan melakukan banyak rapid tes dan swab.
“Hanya dengan mengetahui sebanyak-banyaknya jumlah yang positif, maka akan semakin mudah untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya, kita juga memberikan penanganan sesuai dengan pedoman Kemenkes," katanya.
Untuk itu, masyarakat dihimbau tidak panik, tetap jaga kesehatan, dukung dengan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Mari bersama kita lewati masa pandemi ini dengan pikiran jernih dan bersih, lepas dari kepentingan politik apapun,” ajaknya.(yve)