Pemakaman Korban Covid Bisa Ditangani FPRB
KORANBERNAS.ID, BANTUL--Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto meminta masyarakat tidak panik menghadapi pandemi virus Corona atau Covid-19.
Hal yang perlu dilakukan dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini, adalah senantiasa menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktifitasnya. Protokol dimaksud, adalah mengenakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
“Tidak perlu ada kepanikan. Masyarakat harus mampu dan terbiasa hidup berdampingan dengan Covid-19, dengan penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari,” kata Dwi kepada wartawan dalam acara Bimbingan Teknis penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul di Pendopo Manggala Parasamya Kompleks Pemda II Manding Bantul, Sabtu (5/9/2020).
Acara menghadirkan narasumber Dandim 0729/Bantul, Letkol Inf Agus Indra Setiawan, tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul dan Muhammadiyah Covid-19 Command Centre.
Acara yang digelar Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul ini, diikuti 150 peserta dari 75 desa, dan dibagi dalam dua gelombang guna menjaga jarak aman antar peserta.
“Selain itu, ada hal baru dalam penanganan pasien Covid-19 yang meninggal. Jika sebelumnya pemakaman dilakukan oleh tim dari RS, maka mulai sekarang dilakukan oleh anggota FPRB setiap desa. Jadi pihak rumah sakit hanya pemulasaran jenazah hingga pengantaran saja,” kata Dwi.
Untuk itulah, anggota FPRB diberi bimtek termasuk cara penanganan jenazah Covid-19. Sehingga pemakaman bisa sesuai prosedur yang ditetapkan. Selain itu anggota FPRB juga diberikan Alat Pelindung Diri (APD) serta obat disinfektan.
“APD yang digunakan juga APD level 1 atau sederhana, karena memang tingkat radiasinya sudah menurun. Jika dulu pemakaman jenazah maksimal 4 jam sejak dinyatakan meninggal, saat ini bisa maksimal 24 jam. Kondisi ini berbeda dengan dulu, APD yang digunakan adalah level 3 atau komplit, sehingga banyak masyarakat yang panik. Bahkan tidak jarang ada penolakan-penolakan terhadap pemakaman jenazah Covid-19,” katanya.
Kendati radiasinya sudah melemah, sekali lagi Dwi mewanti-wanti masyarakat jangan kendor menerapkan protokol kesehatan.
Ketua FPRB Kabupaten Bantul Waljito SH mengatakan, Bimtek digelar untuk memberikan bekal kepada anggota FPRB dalam penanganan jenazah Covid-19 dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Saya berharap apa yang didapat dalam Bimtek bisa ditularkan kepada anggota FPRB yang lain. Dan tentunya masyarakat di wilayahnya masing-masing. Yakni tentang bagaimana menghadapi pandemi agar tetap aman tanpa kepanikan,” katanya. (*)