Kades Karanglo: Kalau Ada yang Berbohong, Uangnya Dikembalikan Nggih

Kades Karanglo: Kalau Ada yang Berbohong, Uangnya Dikembalikan Nggih

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) tahap pertama terhadap warga tidak mampu terdampak Covid-19 di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, mulai dilaksanakan, Rabu (20/5). Penyaluran yang berlangsung di kantor desa setempat dipimpin Kepala Desa, Yudi Kusnandar SE, dan dihadiri perangkat desa, babinsa, bhabinkamtibmas, Ketua RW, Ketua RT dan pengurus BPD.

Warga penerima BLT sejumlah 58 kepala keluarga (KK) yang memenuhi syarat telah diputuskan dalam musyawarah desa khusus (Musdessus). Masing-masing KK menerima BLT DD sebesar Rp 600 ribu per bulan selama 3 bulan.

"Sedianya usulan 78 KK, namun setelah diverifikasi dan divalidasi ternyata diputuskan dalam musyawarah hanya 58 KK yang memenuhi syarat. Sementara 20 KK dinyatakan tidak memenuhi syarat," kata Yudi Kusnandar dan Ketua BPD Agus Prihadi.

Adapun syarat penerima BLT DD yakni warga yang benar-benar tidak mampu terdampak Covid-19, belum menerima bantuan pemerintah dan memiliki KK Desa Karanglo. Sedangkan latar belakang penerima bermacam-macam seperti pedagang, lanjut usia dan lain sebagainya.

"Kalau besok bapak dan ibu ketahuan berbohong, uangnya dikembalikan. Setuju nggih?" kata Yudi kepada para penerima yang duduk dikursi dan telah diberi jarak minimal satu meter itu.

Pertanyaan itu spontan dijawab penerima dengan kata setuju. Yudi Kusnandar mengajukan pertanyaan itu untuk mengantisipasi jika adanya warga yang menerima bantuan ganda dari pemerintah. Sebab, syarat utama menerima BLT DD adalah yang belum pernah menerima bantuan dari manapun.

Yudi juga berpesan kepada penerima BLT DD agar jangan percaya jika ada oknum RT, RW atau siapa saja yang datang ke rumah yang bertujuan untuk meminta sebagian bantuan yang telah diterima dengan alasan apapun. Jika ada yang minta, tolong laporkan dan jangan takut.

Proses penyaluran BLT DD di aula Kator Desa Karanglo dilakukan dengan berpedoman pada protokol kesehatan penanganan Covid-19. Yakni semua yang hadir harus dicek suhu badan, menggunakan masker, mencuci tangan dan duduk pun harus menjaga jarak.

Salah seorang penerima BLT DD, Sujini, warga RT 2/RW 2 Desa Karanglo, merasa bersyukur dan berterima kasih menerima bantuan. "Syukur dan terima kasih sekali. Bantuan ini untuk kebutuhan hidup karena saya tinggal ikut anak dan tidak punya kerjaan. Kerja saya cuma momong cucu," ujar ibu dari 2 orang anak dengan 5 orang cucu itu.

Senada dikemukakan Sarji, warga Desa Karanglo yang sehari-hari berjualan ayam hidup di Pasar Gawok Sukoharjo, Pasar Pengging Boyolali dan Pasar Delanggu. Sejak pandemi Covid-19 pertengahan Maret 2020 lalu, dirinya nyaris kehilangan mata pencaharian karena ada pasar yang tutup.

"Pasar Gawok tutup dan sudah tidak bisa jualan di sana. Padahal pasaran di sana ramai. Sekarang cuma jualan di Delanggu dan Pengging saja. Itupun sepi sekali," ujarnya kepada koranbernas.id. (eru)