ARTJOG Resilence, Tegaskan Eksistensi Membangun Empati

ARTJOG Resilence, Tegaskan Eksistensi Membangun Empati

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Artcare merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh komunitas Soboman 219, Yogyakarta. Komunitas ini hadir dari kalangan seniman, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

Artcare menjalankan perannya sebagai kegiatan sosial pertama kali pada saat gempa Bantul pada 2006 disusul kemudian erupsi Merapi pada 2010. Saat ini, pandemi Covid-19 telah menempatkan publik dalam tekanan, baik tekanan kesehatan maupun ekonomi dan mental. Tidak terkecuali seniman dan pegiat seni.

Berangkat dari kegelisahan tersebut, Artcare hadir kembali dengan semangat kemanusiaan dan membantu sesama. Tahun ini Artcare dikelola oleh Yayasan Hita Pranajiwa Mandaya dan dihelat bersamaan dengan ARTJOG: Resilience.

Lebih dari 100 seniman terlibat dalam menghadirkan karya-karya 2 dimensi berukuran 20 x 14 cm, untuk dijual sebagai paket karya kolaboratif. Bentuk karya sangat beragam. Mulai dari lukisan, foto, kolase, drawing dan banyak lagi. Dalam satu paket, terdiri dari 16 karya dari 16 seniman berbeda yang kemudian dibingkai dengan passe-partout dan dijual seharga Rp15.000.000,00/paket.

Selain didisplay di ruang pamer, karya-karya di dalam paket kolaboratif ini juga dipindai menggunakan Epson Expression 12000XL Scanner. Brand yang sejak 2016 telah mendukung penuh perhelatan ARTJOG ini, menyediakan pemindai seri ini agar kualitas gambar karya yang dihasilkan untuk dipresentasikan melalui website menjadi lebih jelas dan lebih tajam.

Mulanya terkumpul sebanyak 16 paket karya, dan kini seluruh paket tersebut telah terjual. Pengumpulan karya masih terus dilakukan agar terkumpul paket tambahan. Seluruh hasil dari penjualan tersebut akan disumbangkan kepada pihak-pihak yang paling membutuhkan saat ini, baik seniman maupun masyarakat secara umum.

Heri Pemad, Direktur ARTJOG mengutarakan, ia mengundang semua seniman, baik yang mau berpartisipasi di ARTJOG atau yang tidak. Prinsipnya adalah seniman yang memberi warna tersendiri untuk kesenian di Jogja terutama yang di sini. Tapi sebenarnya ada juga seniman yang dari luar Jogja.

“Saya mengabsen teman-teman seniman dulu. Mereka yang terlibat dan punya kepedulian untuk membantu. Bukan berarti seniman-seniman ini sudah mampu. Tetapi seniman-seniman ini mempunyai kepedulian. Kita mengambil kesamaan itu, bahwa seniman-seniman ini punya empati,” paparnya beberapa waktu lalu saat ditemui di Jogja National Museum.

”Ada Seniman yang sebenarnya kondisinya tidak seberuntung teman-teman yang di sini, Tetapi dia banyak sekali menyumbangkan karyanya, Seniman-seniman ini tidak berharap akan laku dan mendapat bagian dari hasil penjualan artcare karena ini merupakan sumbangan 100%,” lanjutnya.

Beberapa seniman tersohor yang berpartisipasi dalam paket Artcare antara lain, Joko Pekik, Nasirun, Heri Dono, Agus Suwage, Uji Hahan Handoko dan masih banyak lagi.

“Saya berharap kolektor membeli tidak melihat ketenaran senimannya. Prinsipnya mereka tetap akan diuntungkan dengan harga yang cukup terjangkau. Mereka mendapatkan sejumlah karya dengan belasan seniman di dalamnya. Termasuk salah satu seniman yang sudah tersohor tadi,” tutup Pemad.

Bagi para seniman, berpartisipasi di Artcare merupakan kesempatan yang sangat baik dan menyenangkan. Karena selain dapat terus berkarya, para seniman juga dapat memberikan sumbangsih untuk membantu sesama.

Nilai utama yang diusung oleh Artcare adalah rasa kepedulian yang diwadahi dalam bentuk sederhana. Selain itu, Artcare juga merupakan sarana awal bagi seniman untuk terus menuangkan gagasan dalam berkarya. Dari karya-karya kecil ini, bisa lahir ide atau gagasan untuk karya-karya yang lebih besar berikutnya. (*)