Digitalisasi Pelayanan Peserta JKN Terus Dikembangkan

Setiap hari ada 112 juta transaksi data yang berlangsung di dalam ekosistem Program JKN.

Digitalisasi Pelayanan Peserta JKN Terus Dikembangkan
Direksi BPJS Kesehatan  memberi keterangan pers pada acara ICT 2024 di Denpasar Bali. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, DENPASAR -- BPJS Kesehatan terus mengembangkan layanan digital untuk memperluas akses pelayanan kesehatan yang mudah kepada masyarakat, khususnya peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Digitalisasi berbagai pelayanan yang diterapkan di kantor hingga fasilitas kesehatan dianggap telah menjawab kebutuhan masyarakat pada era perkembangan teknologi saat ini.

Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, pada acara 17th International Conference on Information and Communication Technology in Social Security (ICT) 2024, Rabu (6/3/2024) di Denpasar Bali, mengatakan upaya peningkatan infrastruktur dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital saat ini sangat dibutuhkan.

“Digitalisasi pelayanan dapat memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan berkualitas bagi semua orang, sehingga Indonesia bisa mencapai Universal Health Coverage (UHC),” ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, implementasi Program JKN telah ditunjang dengan infrastruktur digital yang mumpuni. Inovasi berbasis digital, pengelolaan data sampel dan didukung dengan pengelolaan command center yang baik menjadi salah satu tonggak penting untuk penyelenggaraan Program JKN yang optimal.

ARTIKEL LAINNYA: Perjuangan SAR Berhasil, Korban Tenggelam di Sungai Sampang Ditemukan Tak Jauh Dari Lokasi Kejadian

Edwin menjelaskan, pengembangan kompetensi digital dalam memperkuat penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat penting, termasuk penerapan teknologi baru seperti Artificial Intellegent (AI).

Dia menekankan pentingnya tata kelola data kesehatan guna memastikan pengelolaan data yang aman, efisien serta menumbuhkan kepercayaan dan integritas dalam perlindungan data pribadi dalam ekosistem layanan kesehatan.

Penyelenggaraan Program JKN juga telah mengelola data yang sangat besar. Hingga saat ini, jumlah pemanfaatan data sampel setiap harinya ada 112 juta transaksi data yang berlangsung di dalam ekosistem Program JKN, atau 1.296 transaksi data per detik. “Terdapat 397,8 miliar row data yang meliputi data kepesertaan, pelayanan kesehatan dan iuran,” ungkapnya.

Dengan pengelolaan data yang sangat besar, menurut dia, tentu keamanan data yang dibutuhkan semakin tinggi. BPJS Kesehatan telah menerapkan enam layer proteksi terhadap keamanan data, dimulai dari menentukan parameter keamanan, keamanan jaringan, keamanan endpoint, keamanan di elemen manusia, keamanan terhadap aplikasi hingga kemanan terhadap data yang dimiliki.

Edwin memperkenalkan berbagai inovasi berbasis digital yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan. Salah satu inovasi itu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal melalui Aplikasi Mobile JKN. Inovasi ini telah mengubah pengalaman peserta di fasilitas kesehatan, mengurangi waktu tunggu di rumah sakit yang sebelumnya bisa mencapai 6 jam menjadi hanya 2,5 jam.

ARTIKEL LAINNYA: DPRD Jateng Memastikan Penyelenggaraan Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Aplikasi Mobile JKN juga memungkinkan peserta untuk mengakses riwayat pelayanan kesehatan mereka dalam 12 bulan terakhir melalui i-Care JKN. Dengan i-Care JKN, dokter dan peserta dapat melihat riwayat kunjungan, tindakan medis dan obat yang diberikan fasilitas kesehatan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, sehingga dokter dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

BPJS Kesehatan juga telah menghadirkan layanan digital yang bisa diakses peserta untuk kebutuhan informasi pelayanan dan pengaduan, seperti Chat Asisstant JKN (CHIKA),

BPJS Kesehatan juga menghadirkan layanan E-Dabu yang bisa dimanfaatkan oleh badan usaha untuk mendaftarkan pekerjanya menjadi peserta JKN.

Edwin menyatakan BPJS Kesehatan telah memperkenalkan berbagai inovasi lainnya, seperti skrining riwayat kesehatan, yang bertujuan sebagai upaya preventif bagi peserta JKN dalam mencegah penyakit kronis.

“Ada juga telemedicine yang bisa memudahkan peserta untuk berobat jarak jauh. Harapannya, dengan inovasi digital yang dihadirkan bisa menghadirkan sistem layanan kesehatan yang mudah bagi seluruh peserta JKN,” kata dia. (*)