CODA Indonesia 2023 Mengubah Wajah Desain di Jogja

Pameran ini menjadi wadah bagi desainer dari berbagai disiplin untuk berinteraksi.

CODA Indonesia 2023 Mengubah Wajah Desain di Jogja
Salah satu karya desainer yang dipamerkan di CODA 2023. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta, yang dikenal sebagai pusat seni dan budaya, kini menjadi tuan rumah untuk sebuah festival desain yang ambisius.

Community of Design and Architecture (CODA), sebuah kelompok desainer dari berbagai latar belakang akademis, telah memimpin pelaksanaan festival desain perdana yang diberi judul CODA Indonesia 2023, The Thing... The Thing: An Unseen Impulse.

"Pelaksanaan perdana ini menandai langkah bersama kami menyemarakkan atmosfer kreatif dan menginspirasi kolaborasi antar-desainer. Ini juga mengundang masyarakat untuk menghargai kreativitas dari berbagai sudut pandang," ujar Veronica Patricia, Ketua Panitia CODA Indonesia 2023 saat konferensi pers Kamis (16/11/2023) di gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN).

"Pameran ini menjadi wadah bagi desainer dari berbagai disiplin untuk berinteraksi, berdiskusi, dan tumbuh bersama," tambahnya.

Inisiatif ini berasal dari kesadaran akan kebutuhan ruang bagi desainer untuk mewujudkan beragam proses desain, membangun keberadaan, memperkuat apresiasi desain, dan memajukan kolaborasi di antara berbagai keahlian dan latar belakang akademis.

ARTIKEL LAINNYA: Gelar Karya Maestro TBY Hadirkan RM Dinusatomo

Direktur Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Satya Brahmantya, menyatakan Coda Indonesia 2023 ini akan memperkaya Jogja dengan menyoroti kekayaan dan keragaman dalam seni terapan, seperti desain, selain seni murni yang sudah dikenal.

Ada banyak desainer dari berbagai disiplin, seperti desain produk, arsitektur dan desain grafis, yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka semua membawa perspektif dan pengalaman unik. Melalui kolaborasi dan pertukaran ide, mereka menciptakan karya-karya baru yang inovatif dan menarik.

CODA Indonesia 2023 menjadi titik temu bagi para desainer dan orang-orang kreatif dari berbagai bidang seni terapan untuk bertemu dengan industri dan ekosistemnya.

"Membangun ekosistem ini di Jogja sangat penting, dan meskipun Jogja sudah memiliki ekosistem yang kuat, kegiatan ini pasti akan menambah nilai dan kekayaan ekosistem tersebut," lanjutnya.

CODA Indonesia 2023 memang memiliki peran penting sebagai elemen dari Pusat Desain dan Industri Nasional. Fungsinya sebagai pemicu atau agregator untuk ekosistem yang sudah ada di Jogja, membantu menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dalam industri desain dan seni terapan.

ARTIKEL LAINNYA: Keraton Yogyakarta Simpan 2 Juta Arsip, Baru 60 Ribu yang Mampu Diolah

"Dengan membawa bersama para desainer, industri, dan pemerintah, CODA Indonesia 2023 dapat memfasilitasi pertukaran ide dan kolaborasi, serta mempromosikan inovasi dalam desain. Ini juga dapat membantu memperkuat ekosistem desain di Jogja, membuatnya lebih berkelanjutan dan dinamis," terangnya.

Pada edisi CODA Indonesia 2023, lebih dari 10 karya instalasi desain, pameran karya mahasiswa, Design Lecture, sesi berbagi dan beragam talkshow disajikan pada 17 - 26 November 2023.

Eko Cahyo selaku Wakil Ketua CODA Indonesia 2023 menyoroti pentingnya kolaborasi antar-disiplin. "Karya instalasi yang akan dipamerkan sangat menarik, menunjukkan hasil kolaborasi antara desainer dari berbagai disiplin ilmu seperti arsitektur, desain interior, seni dan desain produk," kata Eko.

CODA Indonesia 2023 bukan hanya tentang menampilkan hasil akhir tetapi juga tentang mengekspresikan proses dan inspirasi di balik setiap karya. Hal ini diakui sebagai aspek penting dalam dunia desain karena dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana suatu produk dibuat dan apa yang mendorong desainer untuk membuat keputusan tertentu.

Dukungan dari asosiasi profesi, institusi akademis, dan beberapa komunitas desain di Yogyakarta dan sekitarnya juga turut memperkuat pelaksanaan festival ini.

ARTIKEL LAINNYA: Sampah Plastik Jadi Alat Transaksi Bazar Pekan Budaya Difabel 2023

"Harapan kami adalah CODA dapat merangkul semua pihak dan menjadi pendorong untuk sinergi dan kolaborasi yang lebih menarik di masa depan," tambah Eko Cahyo.

Seni Instalasi di CODA 2023 bukan hanya menampilkan produk akhir, tetapi juga mengekspresikan proses dan inspirasi di baliknya. Ini adalah aspek yang sangat penting dalam desain, karena seringkali, proses dan pemikiran di balik sebuah produk adalah hal yang paling berharga dan menarik.

"Dengan memahami proses ini, kita bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang bagaimana sebuah produk dibuat dan apa yang mendorong desainer untuk membuat keputusan tertentu. Ini juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi desainer lain dan membantu mereka dalam proses desain mereka sendiri," kata dia.

Eko Cahyo berharap PDIN menciptakan ruang di mana desainer dari berbagai disiplin dapat berkumpul, berkolaborasi dan saling belajar. Ini adalah ide yang luar biasa dan dia yakin akan sangat bermanfaat bagi komunitas desain.

Dengan demikian, CODA Indonesia 2023 bukan hanya menjadi pameran karya seni desain, tetapi juga sebagai tonggak penting dalam mengembangkan ekosistem desain yang lebih berkelanjutan dan dinamis di Yogyakarta.

ARTIKEL LAINNYA: ISI Yogyakarta Gelar Hari Kerajinan Internasional Sekaligus Mengenang Prof Timbul Raharjo

Mereka yang terlibat dalam CODA Indonesia 2023 adalah Tito Imanda, Satya Brahmantya, Adi Surya T, Ary Okta, Dandy Dzakyesa, Agil Saputrohadi, Awang Emanuel, Muhammad Rosyidi, Wisnu Purbandaru, Hartono, Yusak Senja U, Dandy Raviandaru, Syamsul Albauny, Anggi Bagas, Larhetna T Adishakti dan Nita Kenzo.

Selain itu, ada kolaborasi Ruang Mada and Friends, Ardiansyah Rahe, R Digas P, Sunthy Sunowo, Eko Cahyo S, Yahya Adi, Rony Arsyad, Raid N Naufal dan Veronica Patty. (*)