Sampah Plastik Jadi Alat Transaksi Bazar Pekan Budaya Difabel 2023

Satu botol plastik ukuran 600 ml setara Rp 500.

Sampah Plastik Jadi Alat Transaksi Bazar Pekan Budaya Difabel 2023
Broto Wijayanto, aktivis difabel yang juga panitia Pekan Budaya Difabel 2023 bersama pelukis Nasirun. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pekan Budaya Difabel 2023, sebuah acara yang menampilkan karya-karya seni dan budaya dari para penyandang disabilitas di Yogyakarta, menyuguhkan sebuah inovasi yang unik dan ramah lingkungan.

Acara ini menggunakan sampah plastik sebagai alat transaksi di bazar yang menyediakan berbagai produk dan jasa dari para difabel. Ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan upaya mengurangi sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan.

Sampah plastik yang digunakan sebagai alat transaksi adalah botol plastik bekas minuman, kemasan plastik makanan dan tas plastik. Setiap jenis sampah plastik memiliki nilai tukar yang berbeda, tergantung dari ukuran, jenis dan kondisinya.

Misalnya, satu botol plastik ukuran 600 ml setara Rp 500, satu kemasan plastik makanan setara Rp 200, dan satu tas plastik setara dengan Rp 100.

ARTIKEL LAINNYA: 20 Pelukis Pameran di Citywalk Mataram City, Dua Lukisan Langsung Terjual

Para pengunjung bazar dapat menukarkan sampah plastik yang mereka bawa dengan produk atau jasa yang mereka inginkan, seperti makanan, minuman, aksesoris, pakaian, buku, terapi atau kursus.

Broto Wijayanto, seorang aktivis difabel yang juga menjadi salah seorang panitia Pekan Budaya Difabel 2023 mengatakan, ide menggunakan sampah plastik sebagai alat transaksi di bazar berasal dari keinginan para difabel untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

"Di tengah masalah sampah yang dialami DIY belakangan, ini merupakan cara untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik dan memanfaatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna," kata Broto saat konferensi pers, Senin (13/11/2023).

Ia berharap hal ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan plastik dan lebih peduli terhadap lingkungan.

ARTIKEL LAINNYA: ISI Yogyakarta Gelar Hari Kerajinan Internasional Sekaligus Mengenang Prof Timbul Raharjo

"Kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat para difabel dari sisi yang berbeda, bukan hanya sebagai orang yang membutuhkan bantuan dan kasihan, tetapi juga sebagai orang yang memiliki bakat dan karya yang luar biasa," tambahnya.

"Selain itu kami ingin masyarakat lebih menghargai dan mendukung kami dalam mengembangkan potensi kami, dan juga memberikan kami kesempatan yang sama dalam berbagai bidang," ujar Broto.

Pekan Budaya Difabel 2023 juga melibatkan beberapa seniman ternama seperti Nasirun, bersama dengan para penyandang disabilitas melakukan kegiatan melukis bersama di Studio Nasirun, Senin 13 November 2023.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pra acara Pekan Budaya Difabel 2023 yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan ekspresi seni para difabel. Nasirun juga memberikan dukungan dan apresiasi kepada para difabel yang berkarya dalam Pekan Budaya Difabel 2023.

ARTIKEL LAINNYA: AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Gelar Pesta Wayang

"Saya merasa gembira sekaligus terharu melihat semangat dan karya-karya para difabel yang luar biasa," ujar Nasirun.

Dia berharap Pekan Budaya Difabel 2023 dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih menghormati dan mendukung para difabel dalam mengembangkan potensi mereka.

"Saya merasa senang dan bangga bisa berkolaborasi dengan para difabel yang memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi. Saya kagum dengan karya-karya mereka yang penuh warna dan ekspresi," ujarnya.

Dengan adanya acara ini, masyarakat bisa melihat bahwa para difabel juga memiliki karya seni yang luar biasa dan berhak mendapatkan pengakuan dan apresiasi.

ARTIKEL LAINNYA: Anggota DPRD DIY Prihatin, Anak-anak Lebih Bangga Kanji daripada Aksara Jawa

Pekan Budaya Difabel 2023 digelar di Desa Wisata Rumah Domes, Sengir Sumberharjo Prambanan, Sleman mulai 27 November hingga 3 Desember 2023. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan ini adalah sebuah bentuk pengakuan dan penghargaan terhadap para difabel yang memiliki kreativitas dan karya seni yang luar biasa.

Ia berharap acara tersebut dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih menghormati dan mendukung para difabel dalam mengembangkan potensi mereka.

"Acara ini merupakan salah satu wujud dari keberagaman dan kekayaan kebudayaan di Yogyakarta," ujarnya.

Dian mengapresiasi karya-karya seni dan budaya yang dihasilkan oleh para difabel. Pihaknya juga mendukung inovasi mereka dalam menggunakan sampah plastik sebagai alat transaksi di bazar, yang menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. (*)