Bukannya Jatuh, Pandemi Justru Membantu Produk Herbal Bantul Ini Meroket

Bukannya Jatuh, Pandemi Justru Membantu Produk Herbal Bantul Ini Meroket

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Tatkala  banyak pelaku usaha sektor ekonomi runtuh lantaran pandemi Covid-19, tidak demikian halnya dengan CV Dewi Makmur, produsen aneka produk minuman herbal di Bantul. Usaha yang dikelola Herdiana Dewi Utari ini justru meroket dengan pertumbuhan omzet mencapai lebih dari 30 persen.

Ditemui di workshopnya kawasan Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Dian panggilan akrab Herdiana Dewi Utari mengatakan, pada awal pandemi pemasaran produk-produknya memang sempat terganggu lantaran toko-toko dan supermarket yang menjual produknya banyak yang tutup.

Karena kondisi inilah, semangatnya kemudian terpacu untuk mendorong pemasaran online. Dian yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan digital marketing difasilitasi oleh Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA), kemudian semakin serius menggarap pemasaran online, dengan memanfaatkan berbagai kanal sosmed serta marketplace yang ada.

“Saya rekrut tim digital marketing tiga orang. Merekalah yang gencar memasarkan secara online. Saya sudah tidak mampu mengikuti cara-cara pemasaran online. Setiap minggu, tim ini membuat perencanaan pemasaran online, memanfaatkan sosmed, marketplaces hingga membuat video-video Tik Tok,” kata Dian, Senin (11/4/2022).

Dian juga menggandeng pelaku UMKM lain yang terpaksa menghentikan kegiatannya lantaran pandemi. Mereka diajak bergabung menjadi reseller untuk memasarkan produk-produk buatannya. Di antaranya wedang uwuh, teh herbal dan aneka minuman herbal lainnya.

Dengan strategi ini, penjualan produk herbal miliknya mulai pulih. Bahkan, sekarang dia merasakan jauh lebih beruntung ketimbang sebelum pandemi. Dengan pemasaran online, otomatis penjualannya langsung ke konsumen.

Dia lebih mudah mendapatkan feedback atau masukan-masukan terkait produknya. Ini berbeda ketika Dian masih mengandalkan pemasaran offline dengan menggandeng toko-toko oleh-oleh dan supermarket.

”Dulu saya tidak tahu pembeli saya itu siapa. Jadi saya tidak bisa berkomunikasi dengan konsumen. Karena itu, saya juga kesulitan untuk memastikan apakah produk-produk buatan saya ini layak ataukah masih perlu perbaikan,” lanjutnya.

Selain pemasaran online, Dian mengaku penjualan produknya juga makin lancar karena sudah lolos uji dari BPOM. Sertifikat dari BPOM ini, membuat produknya makin dipercaya oleh pasar atau konsumen. Dirinya juga berani mengklaim di kemasan, produk-produknya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh pemakainya dan sangat aman dikonsumsi.

“Saya bahkan sudah mengantongi serifikat yang memungkinkan kami untuk menjual ke pasar ekspor,” lanjutnya.

Ketua Yayasan Dana Bakti Astra (YDBA), Sigit Kumala,  mengatakan CV Dewi Makmur menjadi salah satu pelaku UMKM binaan, dari 400-an pelaku UMKM di DIY. Dari jumlah itu, yang aktif sebanyak 140 UMKM dan 28 di antaranya sudah berstatus UMKM Mandiri.

Secara nasional, pihaknya mendampingi 12 ribuan pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha.

“Tidak sedikit yang terganggu usahanya lantaran pandemi. Terutama UMKM y sektor manufaktur, kerajinan dan lain sebagainya. Sejak pandemi yang masih bisa jalan dan bahkan berkembang adalah UMKM bidang kuliner dan farmasi atau obat-obatan. Sekarang kami baru berupaya mensinergikan sesama UMKM agar bisa saling bekerja sama. Misalnya, UMKM non manufaktur, kalau mau pesan mesin atau peralatan produksi, bisa pesan ke UMKM manufaktur. Jadi ke depan kita bisa mengurangi ketergantungan dari manca negara,” katanya. (*)