Diresmikan Ketua DPRD DIY, Angkringan D'Lungguh Jadi Kamar Dagang UMKM

Hal ini sejalan dengan semangat pemberdayaan UMKM yang berupaya membangun ekonomi dari akar rumput.

Diresmikan Ketua DPRD DIY, Angkringan D'Lungguh Jadi Kamar Dagang UMKM
Peresmian Angkringan D'Lungguh Jonggrangan Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketua DPRD DIY Nuryadi meresmikan angkringan D 'Lungguh di Jonggrangan RT 05 Dukuh Babadan Kalurahan Bantul Kapanewon Bantul, Jumat (27/6/2025) malam.
Tampak hadir Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari, Anggota DPRD DIY Arni Tyas Palupi serta Ketua Komisi D DPRD Bantul Pramu Diananto.

Lurah Kalurahan Bantul Supriyadi dan ratusan tamu maupun penonton memadati lokasi sekaligus melihat  hiburan  campursari "Roro Jonggrang" asuhan Kuswandi Hadi Sukirno yang juga penggagas dan pendiri Angkringan D 'Lungguh.

"Agar tahu, ini angkringan apa maka izinkan kami menyampaikan sekelumit tentang perjalanan proses panjang Angkringan D'Lungguh," kata Kuswandi dalam sambutannya.

Angkringan ini terinspirasi dari pidato Bung Karno  yang  selalu menekankan pentingnya kemandirian ekonomi. Hal ini sejalan dengan semangat pemberdayaan UMKM yang berupaya membangun ekonomi dari akar rumput.

Hiburan campursari "Roro Jonggrang" memeriahkan grand opening Angkringan D'Lungguh. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Selain itu, juga ada semangat kesejahteraan sosial. Kendalanya adalah, sebagian UMKM belum bisa berjalan maksimal tanpa adanya tempat untuk melakukan aktivitas perdagangan dan perekonomian.

"Ketika mendengarkan Sabda Dalem dari Ngarso Dalem Sri Sultan HB X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai tanah kasultanan, tanah tersebut diperuntukkan kesejahteraan masyarakat,  pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial bukan untuk diperjualbelikan," katanya.

Ini diatur di dalam Perda Keistimewaan Pertanahan dan Tata Ruang tentang tanah Kasultanan dan dalam Undang-undang Keistimewaan DIY pasal 32 ayat 5.

Ketua DPRD DIY Nuryadi memberikan sambutan didampingi anggota DPRD DIY Andriana Wulandari dan Arni Tyas Palupi. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Di sana disebutkan pengelolaan tanah Kasultanan bertujuan memberikan manfaat maksimal dan memberikan masyarakat secara bijaksana untuk kepentingan masyarakat. "Maka kami manfaatkan tanah palungguh yang dimaksudkan sebagai tambahan penghasilan," urai Kuswandi.

Tanah palungguh miliknya sebagai Ulu-ulu Kalurahan Bantul  ini lokasinya yang berada  di pinggir perkampungan. Banyak ayam yang menyerang hasil pertanian dan ketika musim hujan banyak air masuk sehingga hasil panen tidak maksimal.

"Dalam rangka memperjuangkan para pelaku UMKM di Kelurahan Bantul berjalan baik dan lancar, Angkringan D'Lungguh menjadi kamar dagangnya UMKM Kalurahan Bantul. Terwujudnya angkringan  dibiayai 100 persen  "Danais"  namun bukan Dana Keistimewaan tapi Dana Istri dengan menghabiskan anggaran Rp 300 juta," kata Kuswandi bercanda.

"Kalau hanya berharap dari keuntungan Rp 1.000 dari setoran nasi kucing sahabat-sahabat kami atau Rp 2.000 dari harga nasi kucing setoran dari pelaku UMKM Kalurahan  Bantul, modal tersebut tidak akan kembali. Ini wujud dedikasi seorang Kuswandi untuk Kalurahan Bantul dan semua sudah kami niati dengan bismillah," lanjutnya.

Produk UMKM

Angkringan menjual produk dari UMKM yang diberi nama kelompok "Bantul Manunggal" milik warga Kalurahan Bantul.

Sedangkan Nuryadi mengatakan setelah proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Soekarno Hatta 17 Agustus 1945 maka negara ini berdiri.

Di dalam sejarah  ada satu wilayah yang tidak pernah dijajah yakni  Kerajaan Mataram. Dua hari setelah kemerdekaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Lalu, menyumbang 6,5 juta Golden untuk membantu berjalannya pemerintahan Republik Indonesia.

Artinya, Yogyakarta memiliki sejarah saat pemerintahan mengalami ketidakstabilan kemudian Sri Sultan HB IX menyampaikan ibukota negara dipindahkan di Yogyakarta.

Semangat mengabdi

"Dalam tiga peristiwa penting ini yang sudah dilakukan oleh Yogyakarta tentu kita patut berbangga dan ini merupakan wujud Yogyakarta mendukung kemerdekaan Indonesia. Dengan mengingat sejarah maka kita semua harus memiliki semangat mengabdikan diri bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara," katanya.

Salah satunya dilakukan oleh Kuswandi dengan membuka Angkringan D''Lungguh yang menjual beragam hasil UMKM warga Kalurahan Bantul. Ini merupakan wujud dedikasi Kuswandi dan keluarga memajukan kesejahteraan masyarakat.

"Ini patut didukung dan diapresiasi dan dibantu manakala ada kendala," tandas Nuryadi. (*)