Bersama UPSI Malaysia, UMBY Kampanye Kesehatan Mental

Bersama UPSI Malaysia, UMBY Kampanye Kesehatan Mental

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Indonesia dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia mengadakan kampanye kesadaran kesehatan mental.

Kegiatan webinar kali ini diikuti para guru bimbingan konseling, wali atau orang tua siswa, pengelola Unit Kesehatan Sekolah (UKS) serta mahasiswa-mahasiswi dari Indonesia dan Malaysia.

“Kampanye kesehatan mental di sekolah ini merupakan bagian dari kerja sama UMBY dan UPSI untuk pengabdian kepada masyarakat,” kata Widarta, Kepala Humas UMBY, melalui rilis yang dikirim ke redaksi koranbernas.id, Kamis (27/5/2021).

Webinar yang berlangsung Sabtu (22/5/2021) itu diinisiasi tiga dosen Fakultas Psikologi UMBY yakni Ainurizan Ridho R MPsi, Psikolog, Ratri Pratiwi MA dan Rahimmatussalisa MA.

"Kegiatan yang dilakukan secara daring ini untuk memberikan pengetahuan tentang kesehatan mental, periode krisis masa remaja dan keterampilan kemampuan PFA (Psychological First Aid) untuk para guru sekolah dan mahasiswa,” kata Widarta.

Prof Madya Dr Abdul Rahim Razali selaku Dekan Fakulti Pembangunan Manusia UPSI Malaysia menyatakan, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting membantu individu mengatasi stres. “Saya berharap setelah kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan publikasi bersama dan pertukaran mahasiswa,” katanya.

Dekan Fakultas Psikologi UMBY Reny Yuniasanti MPsi Psikolog, menyatakan kesehatan mental menjadi perhatian khusus terutama pada masa pandemi ini.

Dia berharap aktivitas ini menjadi langkah awal memberikan manfaat lebih luas baik bagi Indonesia maupun Malaysia.

Prof Madya Dr Shamsiah Binti Mohd Jais selaku pembicara menegaskan kembali tentang definisi kesehatan mental dan gejala-gejala kesehatan mental yang harus diwaspadai terutama di lingkungan sekolah maupun kampus.

Perkuliahan yang dilakukan secara daring memunculkan berbagai permasalahan terutama masalah interaksi di kampus,  misalnya munculnya hambatan mahasiswa mengenal satu sama lain karena mahasiswa lebih memilih mematikan kamera selama perkuliahan daring.

“Selain itu, permasalahan-permasalahan yang lain juga muncul terkait perkuliahan daring pada masa pandemi seperti FOMO (Fear of Missing Out) yang membuat mahasiswa dan dosen memerlukan strategi coping tertentu,” katanya.

Pembicara berikutnya dr Fiddina Mediola Sp Kj. Direktur RSK Puri Nirmala dan juga peneliti ini memaparkan seputar perkembangan kognitif, moral dan sosial serta permasalahan yang dihadapi remaja di masa kini.

Sedangkan pembicara ketiga, Ainurrizan Ridho R Mpsi Psikolog memaparkan mengenai Psychological First Aid (PFA) atau Pertolongan Psikologi Pertama untuk diterapkan di sekolah-sekolah.

Prinsip-prinsip PFA yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah adalah listen, protect, dan connect serta model and teach. Guru diharapkan mampu mendengarkan secara aktif dan memberi perhatian pada siswa yang mengalami kejadian traumatis serta mampu menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk mencurahkan permasalahan fisik maupun psikis yang dialami.

Guru juga dapat menjalankan peran dalam membangun kembali hubungan sosial siswa dan mendampingi siswa yang mengalami permasalahan psikis akibat kejadian traumatik  agar bangkit kembali.

Sedangkan prinsip model and teach menuntut guru menjadi teladan atau role model bagi siswa sehingga cara seorang guru menghadapi permasalahan dan bersikap akan menjadi contoh bagi siswa. (*)