Sisternet Bantu Mahasiswi UMY Merintis Jalan Jadi Agen Perubahan

Program Female Future Leader ini fokus pada pengembangan keterampilan kepemimpinan.

Sisternet Bantu Mahasiswi UMY Merintis Jalan Jadi Agen Perubahan
Ratusan mahasiswi UMY mengikuti program "Sisternet Goes to Campus", Kamis (10/10/2024). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL-- Ratusan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengikuti program Sisternet Goes to Campus di kampus setempat, Kamis (10/10/2024). Mereka dibantu merintis jalan menuju Female Future Leaders dalam program yang digagas PT XL Axiata Tbk (XL Axiata).

Melalui kegiatan ini mahasiswi terbuka wawasannya, berdiskusi mengenai sejumlah isu dan menemukan solusi atas berbagai problem yang dihadapi perempuan. Turut hadir dalam acara ini antara lain Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, Plt Asisten Administrasi Umum Setda Bantul, Yulius Suharta serta Rektor UMY, Gunawan Budiyanto.

“Lewat program Sisternet Goes to Campus kami ingin menggugah semangat perempuan-perempuan muda, terutama mahasiswi, untuk bisa menjadi pemimpin masa depan yang tangguh," kata Marwan.

Melalui kolaborasi bersama, mereka ingin menegaskan komitmen XL Axiata untuk memberdayakan perempuan dalam dunia yang terus berubah. Selain itu menciptakan lingkungan di mana para perempuan dapat tumbuh, belajar, dan berkontribusi dengan cara yang inovatif.

Agen perubahan

Menurut Marwan, keberanian, kreativitas dan semangat kolaboratif yang ditunjukkan oleh ribuan mahasiswi UMY menunjukkan mereka sebagai agen perubahan yang akan mampu membawa dampak positif bagi masyarakat.

Dengan program terbaru dari Sisternet Female Future Leader, pihaknya berharap bisa membantu para mahasiswi mampu mengejar dan mewujudkan cita-cita menjadi pemimpin yang tidak hanya unggul dalam bidangnya. "Namun juga mampu memimpin dengan empati dan keberlanjutan," ujarnya.

Program Female Future Leader ini fokus pada pengembangan keterampilan kepemimpinan, peningkatan kepercayaan diri, dan pembukaan akses terhadap kesempatan-kesempatan strategis di berbagai sektor.

Selain itu, juga menyediakan wawasan dan strategi dalam membangun kepemimpinan perempuan, menginspirasi mahasiswi di seluruh Indonesia untuk mengejar dan mengembangkan potensi kepemimpinan mereka, hingga menciptakan platform networking antara profesional dan para calon pemimpin perempuan.

Pelatihan gratis

Program tersebut didesain untuk menjadi wadah bagi para mahasiswi di UMY mendapatkan serangkaian program pelatihan kepemimpinan gratis dari Sisternet. Terbuka kesempatan go-to-market untuk UMKM perempuan lokal, termasuk Lapas Perempuan IIB Yogyakarta juga menampilkan beberapa produk yang dihasilkan dari warga binaan.

Lebih jauh, program ini diharapkan dapat mengembangkan jiwa kepemimpinan para pesertanya, meningkatkan keterampilan profesional, memotivasi, hingga membangun jaringan profesional.

"Nanti, para pesertanya akan dibekali dengan pelatihan dan workshop, mentoring, hingga praktik secara langsung dan menjadi lebih baik," ungkapnya.

Gunawan Budiyanto mengungkapkan program Sisternet Goes to Campus memberi kesempatan ratusan mahasiswi UMY mengembangkan potensi mereka sebagai Female Future Leaders.

Daya saing

Program ini sejalan dengan komitmen UMY membangun generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga berdaya saing tinggi dan siap menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.

"Dengan partisipasi aktif dalam program ini, kami berharap para mahasiswi dapat terus berkontribusi positif dan menciptakan dampak yang nyata bagi lingkungan sekitar mereka," harapnya.

Sedangkan Yulius Suharta menyatakan, pemerintah sangat mengapresiasi inisiatif Sisternet dari XL Axiata yang telah menggandeng UMY untuk mendorong peran serta mahasiswi dalam menjadi pemimpin masa depan.

Kegiatan itu bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memberdayakan generasi muda, khususnya perempuan, untuk aktif berkontribusi bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas kepemimpinan mereka.

"Kami berharap kolaborasi ini dapat terus memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Bantul dan Indonesia," tandasnya. (*)