Bantul Kirim Bahan Bakar Alternatif ke PT SBI Cilacap
TPST Argodadi berpotensi memasok RDF sebanyak 15 - 30 ton per hari ke pabrik SBI di Cilacap.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Adi Bayu Kristanto M Hum melepas pengiriman perdana bahan bakar alternatif atau Refused Derived Fuel (RDF) di TPST Argodadi Sedayu Bantul, Kamis (10/10/2024). Bahan bakar itu selanjutnya diangkut menuju PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) di Cilacap.
Sebelum pelepasan dilakukan MoU antara Pemkab Bantul dengan PT SBI Cilacap yang diwakili Direktur Utama PT SBI, Asri Mukhtar. Tampak hadir Sekda Bantul Agus Budi Raharjo MKes dan OPD terkait, Lurah Argodadi Prayitno serta warga sekitar TPST.
Pjs bupati Bantul optimistis Bantul dapat melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah secara paripurna. Dengan adanya hasil pengolahan sampah berupa RDF membuktikan sampah masih bisa dijadikan barang yang memiliki nilai ekonomi.
“Besar harapan kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Bantul untuk turut berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh elemen masyarakat Bantul serta pihak-pihak terkait yang selama ini telah bersinergi dan berkolaborasi terhadap gerakan Bantul Bersama yang pada saat ini telah memasuki tahun ketiga," ungkapnya.
Penandatanganan MoU antara Pemkab Bantul dengan PT SBI. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Menurut dia, TPST Argodadi menjalankan sistem reduce, reuse & recycle (TPST3R) di tingkat desa atau kelurahan yang membantu mengolah sampah.
“Kami juga memiliki Rumah Pilah Sampah di setiap padukuhan yang didukung oleh anggaran Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Padukuhan (PPBMP). Maka, kerja sama yang kami lakukan dengan SBI ini menjadi faktor yang melengkapi rantai upaya pengelolaan sampah berkelanjutan,” kata Adi Bayu Kristanto.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, mengatakan menuju Bantul Bersih Sampah (Bantul Bersama) 2025 banyak kegiatan yang telah dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak.
Mulai dari sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah dari tingkat rumah tangga, pembuatan aturan atau regulasi, edukasi pilah sampah, penambahan bank sampah, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tiga titik termasuk Argodadi Sedayu.
"Saat ini jumlah bank sampah di Bantul ada 534 unit dan kemampuan pengolahan sampah mencapai 2,51 ton setiap harinya," katanya.
Pengolahan sampah di TPST Argodadi Sedayu. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Terbentang seluas 506,8 kilometer persegi, Kabupaten Bantul memiliki 17 kapanewon dengan potensi timbunan sampah mencapai 440 ton per hari. TPST Argodadi Sedayu Bantul mampu menampung 440 ton sampah per hari yang akan dikelola untuk menghasilkan sekitar 60 ton RDF.
Pada kondisi operasional yang optimal, menurut dia, TPST Argodadi berpotensi memasok RDF sebanyak 15 - 30 ton per hari ke pabrik SBI di Cilacap. Ke depan, potensi tersebut dapat ditingkatkan seiring dengan selesainya pembangunan fasilitas RDF di beberapa TPST yang direncanakan.
Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul atas realisasi pengiriman perdana RDF ini dan harapannya kesinambungan untuk membantu menciptakan lingkungan yang bebas sampah dan mencapai Net Zero Emission 2060.
“Ini sejalan dengan visi SBI dalam hal pembangunan berkelanjutan, khususnya melalui pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi di pabrik kami. Sebagai pelopor penerapan teknologi RDF di Indonesia, SBI memiliki wawasan, pengalaman dan keahlian untuk menjadi bagian dari solusi mengatasi sampah dan pada saat yang bersamaan, membantu kami menjalankan operasi pabrik yang lebih ramah lingkungan," kata Asri Mukhtar.
Ramah lingkungan
Selain memiliki lini bisnis bahan bangunan berupa semen dan produk turunannya, SBI juga memiliki divisi pengelolaan limbah ramah lingkungan yang bernama Nathabumi.
Melalui Nathabumi, SBI menjalin kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Pemprov Aceh, Pemkab Purwakarta, Pemkab Cilacap, Pemkab Banyumas, Pemkab Wonosobo, Pemkab Temanggung, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemkab Bantul, Pemkab Sleman, Pemkab Banyuwangi, Pemkab Sumenep dan Pemkab Jembrana Bali.
Selain bersinergi dengan instansi pemerintah, Nathabumi juga menyediakan jasa pengelolaan limbah industri ramah lingkungan, serta memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar alternatif yang lebih rendah karbon untuk substitusi sebagian batu bara.
SBI memanfaatkan bahan bakar alternatif dengan menggunakan metode co-processing di pabrik semen, di mana tanur semen yang memiliki temperatur hingga 1.500 derajat Celcius mampu memusnahkan limbah tanpa residu.
Berkelanjutan
“Upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan dilakukan SBI dengan mendorong penggunaan produk bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Melalui penggunaan material dan proses produksi yang ramah lingkungan, SBI menghadirkan Dynamix sebagai produk semen kantong yang 32 persen lebih rendah emisi karbon dibandingkan semen konvensional,” kata dia.
Tidak hanya itu, Dynamix juga mengandung nilai TKDN hingga 96,95 persen dan telah tersertifikasi Green Label dari Green Product Council Indonesia.
Pada kesempatan itu dilakukan penyerahan enam sertifikat dan uang pembinaan bagi enam terbaik TP PKK se-Kabupaten Bantul dalam monitoring pemilahan sampah.
Juara 1 Kalurahan Caturharjo Pandak, juara 2 Kalurahan Banguntapan, juara 3 Mulyodadi Bambanglipuro, juara 4 Wijirejo Pandak, juara 5 Tirtosari Kretek dan juara 6 Kalurahan Argodadi Sedayu.
Diserahkan pula penghargaan bagi 14 sekolah mandiri pengelolaan sampah. Yakni SDN Bintaran, SD Muhammadiyah Blawong 1, SDN 1 Jigudan, SDN Timbulharjo, SMPN 1 Imogiri, SDN Kategan, SDN Sindet, SMPN 1 Jetis, SDN Bakulan, SDN Patalan Baru, SDN Monggang, SDN 1 Pundong, SDN 1 Ngoto dan SDN Sorobayan. (*)