Anugerah Empu Ageng untuk Oscar Matuloh

Anugerah Empu Ageng untuk Oscar Matuloh

KORANBERNAS.ID--Kurator dan Pemilik Galeri Fotografi Jurnalistik Antara, Oscar Matuloh dianugerahi gelar Empu Ageng oleh Kampus Institut Seni Indonesia (ISI). Gelar diserahkan oleh Rektor Prof Agus Burhan dalam Sidang Senat Terbuka di kampus Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul, Rabu (18/9/2019).

Pria kelahiran Surabaya 63 tahun silam tersebut, mendapat gelar Empu Ageng Bidang Fotografi Jurnalistik, dengan nomor Keputusan 445/KEP/2019.

Dalam sambutannya Prof Agus Burhan mengatakan, bahwa penganugerahan empu ageng sangat penting dan bersejarah baik bagi ISI atau untuk bidang jurnalistik

“Empu Ageng adalah penghargaan bagi maestro. Ini penghargaan atas pencapaian tertinggi dan prestisius di bidangnya,” kata Burhan.

Anugerah Empu Ageng Oscar Matuloh telah melalui pertimbangan atas karya dan sumbangan pada dunia fotografi jurnalistik. Juga penemuan dan inovasi yang memiliki pengaruh luas pada bidang sosial dan kebudayaan.

“Pertimbangan sebelum penganugerahan, memerlukan proses panjang. Termasuk ada pemberitahuan kepada Kemenristek Dikti,” katanya.

Setelah mencermati dan melihat pergulatan yang tidak putus pada dunia jurnalistik sejak 1988 hingga sekarang, maka Oscar identik sebagai seniman fotografer jurnalistik sejati dan penanda zaman.

Sedangkan Promotor Prof Suprapto Sujono mengatakan, jika Oscar Matuloh selama ini telah beberapa kali berbagi ilmu untuk dosen dan mahasiswa ISI Jogja, terkait keahlianya di bidang fotografi jurnalistik.

Gelar Empu Ageng, lanjut Prof Suprapto, sama dengan gelar Doktor Honoris Causa.

“Kampus ISI mempelopori pemberian gelar Empu Ageng sejak 15 tahun lalu, saat pemberian gelar pertama tanggal 23 juli 2004 bagi Empu Cokro Wasito pada Seni Karawitan Jawa,” katanya.

Gelar untuk Oscar sendiri, tercatat yang kelima diberikan oleh ISI. Untuk penganugerahan kedua Empu Ageng Edi Sunarso tanggal 14 januari 2009 yakni atas dedikasinya sebagai pakar seni patung nasional.

Ketiga buat Empu Ageng Ki Timbul Hadi Prayitno tanggal 28 Mei 2011, yang memiliki pangkat kalenggahan Kanjeng Mas Tumenggung Cermo Manggolo dari HB X sebagai tokoh pedalangan wayang kulit Purwo Jawa

Dan Empu Ageng ke empat diberikan kepada Abas Alibasjah almarhum sebagai pendiri sekolah seni dan tokoh seniman lukis pada 28 mei 2012.

“Kami juga melakukan pengamatan bidang akademik selingkung dan kapasitas penilaian terhadap keilmuan yang dimililki,”katanya.

Berdasarkan catatat, Oscar telah memiliki 161 baik karya buku maupun pameran. Dan saat penganugerahan ini, Oscar juga menyerahkan hibah 51 karya buku untuk mendukung perkuliahan khususnya jurusan Seni dan Media rekam.

Dengan mengenakan stelan jas warna hitam, Oscar menyampaikan pidato dengan judul “Siklus Jurnalistik Menyusup dalam Berita, hingga Satu Kata Lawan”.

“Penghargaan ini adalah sebuah penghargaan besar yang berat di pundak saya. Kiprah saya di kancah jurnalisme adalah sebuah kebetulan. Saat baca iklan ada lowongan di tahun 1988 pada sebuah koran, ada info sebuah institusi pers nasional butuh 30-an wartawan. Saya mencoba melamar. Mungkin ini ke sekian belas lainya, karena dulu ditolak melulu,” katanya.

Oscar diterima dari awalnya sebagai wartawan tulis sekitar satu tahun, hingga akhir 1989. Setelah itu dipindah ke foto. Dari sana kemudian Oscar semakin terasah dan karirnya semakin menanjak hingga akhirnya sering menjadi pengajar ke berbagai lembaga pendidikan.

Oscar juga mendirikan galeri foto jurnalistik Antara yang merupakan pertama di Asia Tenggara. (SM)