AMA Dharmala Menyiapkan Manajer Pengamanan IKN
Kebutuhan tenaga pengamanan profesional semakin mendesak, terutama di Ibu Kota Nusantara.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Akademi Manajemen Administrasi (AMA) Dharmala memperkuat posisi sebagai pelopor pendidikan manajer pengamanan bersertifikasi di Indonesia.
Direktur AMA Dharmala, F Muryanto, menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan lulusan dengan sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan kompetensi manajerial untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengamanan di sektor strategis.
“Lulusan kami diproyeksikan menjadi manajer pengamanan dengan kemampuan manajerial yang divalidasi melalui sertifikasi BNSP. Mereka juga dibekali pelatihan perencanaan berbasis pemetaan spasial, yang menjadi kunci dalam meningkatkan efektivitas manajerial pengamanan,” ujar Muryanto, Selasa (3/12/2024).
Menurutnya, kebutuhan akan tenaga pengamanan profesional semakin mendesak, terutama di Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat ini, IKN membutuhkan setidaknya 80 manajer pengamanan, namun belum ada lulusan yang memenuhi standar minimum pendidikan D3 dengan kompetensi manajerial.
Perubahan regulasi
AMA Dharmala menjadi satu-satunya lembaga yang telah mempersiapkan lulusan D3 dengan keahlian tersebut.
Dia menyatakan, perubahan regulasi terkait tenaga pengamanan juga menjadi perhatian AMA Dharmala. Dengan adanya kebijakan yang hanya mengizinkan alih daya pada tiga sektor -- pengemudi, cleaning service, dan tenaga pengamanan -- standar profesi security kini menjadi salah satu bidang yang akan dibutuhkan.
“Kami sedang merancang undang-undang untuk standar upah tenaga pengamanan. Profesi ini harus dihargai dan dipandang sebagai pekerjaan profesional, bukan sekadar tenaga fisik,” ujarnya.
Pihaknya juga berkomitmen mengubah stigma masyarakat terhadap profesi security. Melalui pelatihan yang terstruktur, lulusan akan diposisikan sebagai tenaga profesional yang mampu memberikan rasa aman secara efektif dan modern.
Pelatihan khusus
Untuk meningkatkan kompetensi, AMA Dharmala menggandeng institusi seperti BRI, Universitas Atma Jaya dan UNS. Selain itu, juga profesional yang sudah bekerja di sektor pengamanan juga ditingkatkan kemampuannya melalui program pelatihan khusus.
“Kami menghadapi kendala memploting lulusan karena standar yang belum terpenuhi. Namun, melalui program kami, mahasiswa tidak hanya mendapatkan gelar D3, tetapi juga kemampuan setara manajer pengamanan yang siap kerja,” tambahnya.
Program pelatihan juga akan diperluas ke bidang cyber security yang dinilai menjadi kebutuhan mendesak di masa depan.
Dalam pengamanan, pemanfaatan data spasial menjadi perhatian utama. Kampus AMA Dharmala menggelar Pelatihan Pemanfaatan Pemetaan Spasial untuk Pengamanan dan Tanggap Darurat. Selain diikuti oleh mahasiswa, acara ini juga diikuti belasan peserta dari praktisi dan profesional.
Pemetaan spasial
Founder Geospasio Indonesia, Mochammad Shofwan, menjelaskan pentingnya pemetaan spasial untuk menentukan lokasi strategis pengamanan berdasarkan variabel kriminalitas, kepadatan penduduk, dan tingkat ekonomi.
“Pemetaan spasial membantu mencari solusi terbaik untuk pengamanan kawasan. Dengan data spasial yang terintegrasi dengan sistem pemerintah, pengambilan keputusan bisa lebih tepat,” kata Shofwan, yang juga Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Mahasiswa AMA Dharmala dilatih menggunakan perangkat GPS/GNSS dan aplikasi smartphone untuk mengumpulkan dan memperbarui data spasial. Mereka diharapkan mampu menghasilkan peta digital yang mendukung langkah-langkah strategis pengamanan di suatu daerah.
Kebutuhan tenaga pengamanan diproyeksikan terus meningkat, khususnya di sektor vital seperti industri dan aset nasional. Dengan perhatian besar pemerintah terhadap sektor ini, AMA Dharmala berharap dapat menjawab tantangan tersebut melalui lulusan yang kompeten dan profesional. (*)