50 Becak Kayuh Bertenaga Listrik Siap Meluncur di Malioboro, Ini Keunikannya

Ini awal konversi becak motor menjadi becak listrik, setelah berjuang selama empat tahun.

50 Becak Kayuh Bertenaga Listrik Siap Meluncur di Malioboro, Ini Keunikannya
Launching becak listrik atau becak kayuh dengan tenaga alternatif (berkreatif) oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam X. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Beberapa waktu ke depan sejumlah 50 unit becak listrik atau becak kayuh dengan tenaga alternatif (berkreatif) siap meluncur di kawasan wisata Malioboro dan sekitarnya, menyusul di-launching-nya becak tersebut. Sabtu (23/12/2023), oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam X.

Launching yang dipusatkan di Tempat Khusus Parkir Ketandan kali ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana, Sekda DIY Beny Suharsono, Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurrizal, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi, Pj Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo serta sejumlah tamu undangan.

Paku Alam X memberikan apresiasi atas diluncurkannya becak kayuh bertenaga listrik itu. Langkah ini sebagai upaya menciptakan harmoni antara tradisi dan teknologi. Keberadaan becak tidak bisa terpisahkan dari nostalgia tentang Jogja.

Becak kayuh tenaga alternatif tersebut sekaligus untuk menjaga agar tradisi dan budaya tetap hidup tanpa menghilangkan esensinya.

Spesifikasi becak kayuh bertenaga listrik. (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Hari ini merupakan momentum awal demi menjadikan transportasi di DIY lebih ramah lingkungan, fisik dan sosial serta mempertegas karakter dan jati diri sebagai bagian yang melekat dari Yogyakarta,” kata Paku Alam X yang hadir mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Keunikan dari becak tersebut, selain tetap dilengkapi kayuh atau pedal namun sangat ringan mengingat ada tambahan tenaga atau dorongan daya listrik. Kapasitas muatnya pun sama seperti becak pada umumnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menjelaskan peluncuran becak listrik dimaksudkan untuk mendukung Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebegai World Heritage City pada 2023.

“Pemerintah DIY berkomitmen melaksanakan tahapan-tahapan yang harus dicapai salah satunya adalah isu lingkungan dengan menerapkan program penerapan Low Emission Zone pada kawasan sumbu filosofi,” jelasnya.

Wakil Gubernur DIY Paku Alam X sejenak berfoto bersama sebelum memencet tombol peluncuran becak listrik. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Menurut dia, becak motor yang saat ini ada di kawasan Sumbu Filosofi tidak mencerminkan penerapan Low Emision Zone, sehingga perlu dilakukan pengaturan dan penyesuaian.

“Becak kayuh dengan tenaga alternatif menjadi salah satu langkah mewujudkan Low Emision Zone, dengan harapan becak kayuh kendaraan tradisional tetap terjaga keberadaanya dan dapat memperingan pengemudi becak mengayuh becaknya,” kata Ni Made.

Pengadaan becak tersebut dengan dukungan Dana Kesitimewaan tahun 2023 termasuk untuk kegiatan fasilitasi pembentukan kelembagaan Koperasi Becak, Pembangunan Charging Station dan Pengadaan Public Transport Information System (PTIS).

Kilas balik, Ni Made menjelaskan, pada 2022 Dinas Perhubungan DIY bekerja sama dengan UGM, BLPT dan BPPTG telah melakukan pengembangan teknologi becak kayuh dengan tenaga alternatif. Dari hasil kerja sama ini diperoleh beberapa prototipe.

Wakil Gubernur DIY dan tamu undangan bersiap membuka tirai tempat charging becak listrik. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Menariknya, becak tersebut tidak meninggalkan basik becak kayuh sehingga kekhasannya tidak hilang. Teknologi becak kayuh ini berbeda. Teknologi listrik (pedal assist) yang digunakan pada becak bertujuan untuk memperingan kayuhan dan tidak menghilangkan kegiatan mengayuhnya.

Selain penggunaan pedal assist, lanjut dia, untuk menyimpan energi listrik diperlukan pula baterai yang dapat dilakukan pengisian daya dengan energi listrik dari PLN.

Ni Made melanjutkan. pada tahap pertama tahun 2023 Dinas Perhubungan DIY melaksanakan pengadaan 50 unit becak kayuh dengan tenaga alternatif dengan mengambil model desain prototipe dari BLPT (Balai Latihan Pendidikan Teknik) DIY.

Kenapa memilih prototipe becak BLPT? “Hal ini sesuai dengan hasil Dokumen Penilaian dan Pengujian Prototype Becak yang dilakukan diawal tahun 2023 oleh Tim Penguji. Becak yang diproduksi memiliki kemampuan maksimal daya angkut 250 Kg dengan kapasitas dua penumpang,” kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menyampaikan keterangan pers. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Kemudian, untuk membantu pengemudi becak mengoperasional becak di-support dengan sistem pedal assits motor mid drive 48 volt 750 Watt dan battery lithium 48 Volt 20 AH sebagai energi tambahan.

Selain pengadaan becak, Dinas Perhubungan DIY juga membantu fasilitasi pembentukan kelembagaan Koperasi Becak. Kelembagaan diperlukan karena ke depan semua proses hibah tidak diberikan kepada perorangan. Sesuai aturan, hibah diberikan kepada lembaga berbadan hukum, dalam hal ini koperasi.

“Dinas Perhubungan DIY bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM DIY pada tahun ini membentuk tiga koperasi yaitu Koperasi Jasa Becak Wisata, Koperasi Jasa Becak Kayuh Yogyakarta dan Koperasi Jasa Abhyakta,” tambahnya.

Anggota koperasi tersebut adalah para pengemudi becak di ruas Jalan Malioboro, baik itu pengemudi becak motor ataupun juga pengemudi becak kayuh tradisional.

Tempat pengisian ulang listrik becak kayuh bertenaga alternatif. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Setelah terbentuk koperasi becak, lanjut dia, ke depan instansi terkait melakukan pembinaan dan pendampingan sehingga pengemudi becak bisa naik kelas dan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Dalam rangka mendukung ekosistem becak kayuh dengan penguat tenaga alternatif, Dinas Perhubungan DIY juga membangun Charging Station.

“Charging station ini digunakan untuk mendukung operasional becak kayuh dengan tenaga alternative. Jika daya listrik di becak sudah habis dapat dilakukan pengisian daya listrik di Charging Station secara gratis tidak dipungut biaya,” jelasnya.

Charging Station dibangun di area Tempat Khusus Parkir Ketandan. Lokasinya strategis dekat Malioboro. “Charging Station saat ini memiliki kapasitas daya tampung untuk pengisiaan daya becak sebanyak lima unit,” kata Ni Made kepada wartawan.

ARTIKEL LAINNYA: Ada Museum Horor di Malioboro, Siap Menguji Nyali Wisatawan di Liburan Akhir Tahun

Proses pembagian becak kayuh dengan tenaga halte dilakukan dengan skema scraping. Becak kayuh diberikan kepada koperasi. Selanjutnya, anggota koperasi tidak boleh menggunakan lagi becak motor untuk melayani penumpang di ruas Jalan Malioboro.

Ni Made menambahkan, pengemudi becak kayuh tradisional sesuai Perda No 5 Tahun 2016 tetap dapat beroperasi. Artinya, becak kayuh bertenaga alternatif ini menjadi pelengkap.

Adapun koperasi becak yang sudah terbentuk diharapkan dapat mengelola operasional becak kayuh dengan tenaga alternatif ini dengan manajemen angkutan modern.

Pengemudi becak tidak lagi bekerja secara perorangan namun berdasarkan pembagian kerja. Pendapatan diatur dengan manajeman yang bagus oleh koperasi.

ARTIKEL LAINNYA: Realisasi PAD Pariwisata Sleman Tahun 2023 Mencapai Rp 319 Miliar

“Sistem kerja dengan sistem shift sehingga seorang pengemudi becak tidak harus bekerja seharian dan satu becak bisa digunakan untuk beberapa orang pengemudi,” kata Ni Made.

Untuk memberikan kepastian kepada penumpang, besaran tarif juga akan diatur. Dengan begitu, penumpang akan mengetahui seberapa tarif yang harus dibayarkan untuk satu tujuan perjalanan.

Pada bagian lain, Ni Made menjelaskan, dalam rangka mendukung DIY sebagai Jogja Smart Province, Dinas Perhubungan DIY juga membangun PTIS (Public Transport Information System) di dua lokasi.

PTIS (Public Transport Information System) adalah seperangkat alat atau informasi yang memudahkan para pengguna angkutan umum khususnya Transjogja untuk memantau posisi kendaraan, waktu kedatangan di halte secara akurat dan real time.

ARTIKEL LAINNYA: Yogyakarta Tujuan Utama Wisatawan Saat Libur Tahun Baru

Calon penumpang Transjogja dapat menyesuaikan dan mengetahui posisi bus yang akan dinaiki. Informasi ini disampaikan dalam bentuk layar monitor secara jelas dan mudah dibaca oleh penumpang di halte Transjogja.

Pada tahun 2023 ini terdapat dua lokasi halte yang telah terpasang PTIS yaitu di Halte Malioboro 1 dan Halte Ngabean.

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana memberikan respons positif atas diluncurkannya becak listrik atau becak kayuh bertenaga alternatif (berkreatif ).

Program tersebut dinilai sangat penting dalam rangka konversi becak motor di Malioboro. Ini merupakan awal dari konversi becak motor dan kayuh menjadi becak listrik.

ARTIKEL LAINNYA: Diperkirakan 400 Ribu Wisatawan Masuk Bantul

"Ini awal konversi becak motor menjadi becak listrik. Setelah berjuang selama empat tahun, alhamdulillah konversi becak motor menjadi becak listrik terwujud di Yogyakarta," ungkap Huda Tri Yudiana.

Sebenarnya, menurut dia, becak ini masih perlu dikayuh tapi sangat ringan karena bertenaga listrik. Jika membuat listrik murni tanpa dikayuh akan berbeda dengan ketentuan perda, terkait dengan ciri tradisional.

Anggota Fraksi PKS DPRD DIY yang juga caleg DPR RI nomor urut 2 dari Dapil DIY ini menyampaikan pada Februari 2024 akan disiapkan 50 unit untuk uji coba.

“Jika ini sukses mudah-mudahan pada tahap dua dan tahap tiga semua becak motor maupun kayuh bisa dikonversi menjadi becak listrik,” kata Huda.

ARTIKEL LAINNYA: Lumbung Mataraman Guwosari Bantul Resmi Dibuka

“Pengemudi becaknya sama tetapi becaknya yang kita ubah, dari becak motor menjadi becak listrik atau becak kayuh bertenaga listrik," tambahnya.

Selain launching becak kayuh bertenaga alternatif atau becak listrik, pada acara itu juga diserahkan akta pendirian koperasi becak berkreatif.

“Guna mendukung dan mensukseskan keberlangsungan konversi becak motor menjadi becak listrik didirikan koperasi becak. Ini bagus menurut saya," kata Huda.

Ke depan akan diupayakan kerja sama dengan hotel-hotel untuk upgrade pengemudi becak dengan pembinaan bahasa dan sikap.

"Upaya ini dilakukan agar pengemudi becak naik kelas. Semoga ke depan bisa sukses dan becak menjadi ikon baru wisata di Jogja," kata Huda Tri Yudiana. (*)