Pengiriman Barang dan Hewan Peliharaan Meningkat, KAI Logistik Ekspansi Gerai Baru dengan Syarat Mudah
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik) mencatat lonjakan pengiriman barang dan hewan peliharaan dari Yogyakarta selama paruh pertama tahun 2025, seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas pelajar, wisatawan, dan pelaku usaha lokal. Untuk menjawab permintaan tersebut, KAI Logistik memperluas jaringan layanannya dengan membuka lebih banyak gerai (service point) di berbagai lokasi strategis di Yogyakarta.
“Yogyakarta menjadi salah satu wilayah dengan permintaan tinggi untuk pengiriman hewan peliharaan seperti anjing, kucing, kelinci, hingga burung. Sepanjang Januari hingga Mei 2025, kami mencatat pengiriman hewan mencapai 30,8 ton, bagian dari total volume 1.694 ton dari wilayah ini,” ujar Sasongko Budiyanto, Manajer Wilayah Tengah KAI Logistik kepada wartawan pada Senin (23/6/2025).
Layanan pengiriman hewan peliharaan KAI Logistik dilakukan dengan standar ketat. “Kami memastikan pengemasan dan penanganan hewan sesuai standar. Untuk ikan koi, misalnya, kami sediakan oksigen di tiap service point. Hewan seperti anjing wajib dikirim dalam kandang besi standar dengan makanan dan minuman,” jelas Sasongko.
Penanganan khusus juga disiapkan dalam perjalanan. Gerbong barang dilengkapi oksigen, dan jika diperlukan, hewan akan diturunkan di service point terdekat untuk perawatan. Layanan ini menjadi favorit di kalangan pemilik hewan yang melakukan perpindahan antarkota, terutama mahasiswa dan warga luar daerah yang menetap di Yogyakarta.
"Langkah ini juga dinilai lebih hemat dibanding harus menitipkan hewan kesayangan di pet hotel," imbuhnya.
Secara umum, pengiriman dari Yogyakarta didominasi oleh sepeda motor (831 ton atau 49%) dan paket (810 ton atau 48%), dengan destinasi utama ke Jakarta, Surabaya, dan Banyuwangi.
Selama Januari–Mei 2025, volume pengiriman di Yogyakarta tumbuh 7% dibanding tahun sebelumnya, menyumbang 22% dari total pengiriman KAI Logistik di wilayah Jawa Tengah.
“Yogyakarta adalah simpul logistik penting karena posisinya sebagai kota pelajar dan kota wisata. Mobilitas barang dari sektor pendidikan, pariwisata, hingga UMKM sangat tinggi,” kata dia.
Menanggapi pertumbuhan ini, KAI Logistik terus memperkuat layanan KALOG Express dengan menambah titik layanan baru. Hingga kini, sudah ada 19 gerai aktif di Yogyakarta. Gerai-gerai ini menjadi titik drop-off dan pick-up logistik, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
Saat ini, KAI Logistik telah memiliki 19 titik layanan aktif di wilayah Jateng Selatan yang tersebar di berbagai lokasi strategis, meliputi: Cabang Lempuyangan, Cabang Yogyakarta Tugu, dan Perwakilan Wates, serta jaringan agen dan gerai seperti Agen Godean, Agen Kaliurang, Agen Kasihan Bantul, Agen Bantul, Agen Maguwoharjo, Agen Banguntapan Bantul, Agen Prambanan, Agen Wonosari, dan Agen Tamanan Bantul.
Selain itu, terdapat pula gerai-gerai layanan yang semakin mempermudah akses masyarakat, yaitu: Gerai Wukirsari Bantul, Gerai Sambilegi Sleman, Gerai Tirtonirmolo Bantul, Gerai Wijirejo Bantul, Gerai Ambarketawang Sleman, Gerai Babadan Bantul, dan Gerai Trihanggo Sleman.
“Kami mengundang masyarakat untuk menjadi mitra. Syaratnya ringan—cukup lahan 7–8 meter persegi dan smartphone. Bahkan, hingga 30 Juni ini, kami bebaskan biaya administrasi,” ungkapnya.
Tak hanya layanan hewan dan kendaraan, KALOG Express juga mendukung UMKM lokal. Produk seperti batik, kerajinan, makanan khas, dan hasil komunitas kini bisa dikirim ke berbagai kota dengan cepat dan biaya terjangkau.
Hal ini selaras dengan komitmen KAI Logistik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan mempercepat distribusi produk lokal ke pasar nasional.
Optimalisasi angkutan KA ONS (Over Night Service-red) Selatan juga dilakukan untuk mendukung distribusi harian. Saat ini, KA tersebut mampu membawa hingga 8 gerbong bagasi atau setara 160 ton barang per hari dari Yogyakarta.
“Melalui ekspansi layanan dan kemitraan, kami ingin menjadikan KAI Logistik sebagai simpul distribusi nasional yang menjawab kebutuhan masyarakat luas—dari mahasiswa, pelancong, pecinta hewan, hingga pelaku usaha,” tutup Sasongko. (*)