UMKM di Sleman Lebih dari 37 Ribu
KORANBERNAS.ID--Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman mengukuhkan sentra industri anyaman bambu, Senin (16/9/2019), di Dusun Pakelan, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Sleman. Pengukuhan dilakukan oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun.
Wabup mengatakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peran yang sangat penting bagi laju perekonomian daerah.
Keberadaan UMKM memiliki hubungan yang positif dalam mengurangi kemiskinan, serta penyerapan tenaga kerja. Jumlah UMKM di Sleman saat ini, dikatakan Sri Muslimatun lebih dari 37.000 pelaku.
“Jumlah yang besar ini, jika tidak didukung dengan pengelolaan yang baik, tentu tidak akan memberikan dukungan terhadap kemajuan ekonomi daerah,” ucap Sri Muslimatun.
Sri Muslimatun juga mengimbau para pelaku industri anyaman bambu untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi.
Di era modern seperti saat ini, lanjutnya, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat pemasaran yang efisien.
Dengan memanfaatkan teknologi, pelaku usaha dapat lebih mudah memasarkan produknya serta melakukan transaksi dengan konsumen.
“Selain itu saya harap pelaku UMKM mulai mengenal dan menerapkan aplikasi pembayaran digital,” tuturnya.
Sekretaris Disperindag Sleman, RR Mae Rusmi Suryaningsih melaporkan, bahwa kegiatan membuat kerajinan bambu merupakan rutinitas warga Desa Sendangmulyo yang dilakukan secara turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu. Hingga saat ini ada sekitar 258 perajin bambu yang ada di Desa Sendangmulyo.
Ia juga menuturkan setelah pengukuhan ini pihaknya akan memberikan pendampingan, diantaranya terkait pengembangan desain kerajinan bambu.
“Karena jika desain kerajinan lebih variatif, kaum milenial atau generasi ketiga dari pelaku usaha ini akan tertarik untuk melanjutkannya,” kata Mae.
Saat ini produk kerajinan bambu di Desa Sendangmulyo terdiri dari barang-barang keperluan sehari-hari, seperti tampah, tumbu, topi caping, besek, kandang ayam dan sebagainya.
Beberapa warga menjadikan usaha kerajinan bambu ini sebagai pekerjaan sampingan, dan biasanya dilakukan saat malam hari. Untuk penjualannya, warga mengaku sudah ada pelanggan tetap yang akan mengambil barang tersebut untuk kemudian dijual lagi.
Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan arahan dari pihak BPD DIY dan BPJS. Acara pengukuhan diakhiri dengan tinjauan proses pembuatan kerajinan bambu oleh Wakil Bupati Sri Muslimatun.
Sebelumnya Sri Muslimatun juga mengukuhkan sentra industri anyaman bambu di Dusun Sorominten, Desa Sendangarum, Kecamatan Minggir pada hari Kamis (12/9/2019) lalu. (SM)