Wisatawan Harus Bertanggung Jawab, Kedepankan Perlindungan Kesehatan

Wisatawan Harus Bertanggung Jawab, Kedepankan Perlindungan Kesehatan

KORANBERNAS.ID, JAKARTA--Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), mobilitas masyarakat mulai meningkat di Tanah Air. Guna menekan risiko penularan Covid-19 yang biasanya mengiringi pergerakan manusia, pemerintah melakukan pengetatan dan meminta masyarakat menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dengan mengedepankan perlindungan kesehatan. Kewaspadaan ini sangat perlu dikuatkan terlebih karena varian baru Omicron telah ditemukan di Indonesia.

Dalam dialog bertema Sambut Tahun Baru dengan Liburan Gaya Baru dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, kemarin, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Henky Manurung mengajak masyarakat maupun pelaku usaha untuk selalu berhati-hati dan tidak abai, karena pandemi belum selesai.

“Kita harapkan, traveller nusantara yang bergerak pada Nataru ini adalah wisatawan yang bertanggung jawab,” tuturnya.

Hal tersebut, ujarnya, dalam pengertian bertanggung jawab menerapkan protokol kesehatan (prokes) 3M sebagai upaya proteksi kesehatan saat beriwisata saat Nataru. Selain itu, juga taat menggunakan PeduliLindungi yang juga penting untuk memantau kepadatan sebuah destinasi wisata.

Hal serupa juga diharapkan pada pelaku usaha, jangan sampai lalai. Untuk itu, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) yang berperan besar mendorong kepercayaan masyarakat maupun pelaku usaha.

“Yang dilindungi bukan hanya wisatawan, melainkan juga pekerja dan pelaku usaha kita harapkan aman,” tegas Henky.

Koordinasi dengan berbagai pihak, ujarnya, dilakukan untuk memperketat pengawasan di destinasi wisata, termasuk pemberlakuan teguran atau sanksi bagi pengelola bila terdapat pelanggaran.

“Target untuk Nataru cuma satu. Orang berwisata dengan aman, bisa berwisata tapi tidak lupa prokes, dan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab,” tandas Henky.

Guna menghindari penumpukan wisatawan, Henky sangat meminta masyarakat untuk bijak memilih lokasi wisata dan mempertimbangan destinasi prioritas di seluruh Indonesia seperti Danau Toba, Lombok, Belitung, Labuan Bajo, Menado, dan sebagainya. “Saatnya kita nikmati Indonesia. Dengan berkunjung ke daerah tersebut juga kita yakini, akan terjadi pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry Harmadi. “Pertama, harus hindari kerumunan,” kata Sonny.

Aturan yang ada, seperti pembatasan kapasitas, larangan pesta dan arak-arakan tahun baru, kata Sonny, adalah langkah awal untuk mencegah terjadinya kerumunan, yang berpotensi memicu munculnya penyebaran kasus.

Demikian pula dengan skrining PeduliLindungi di mana hanya kategori hijau yang boleh masuk, serta persyaratan perjalanan, adalah untuk membatasi masyarakat dalam hal bermobilitas.

“Mohon masyarakat memahami, semua aturan diberlakukan untuk melindungi msyarakat agar tidak terjadi lonjakan kasus. Apalagi Omicron sudah ditemukan di Indonesia,” papar Sonny.

Menyoroti penurunan kepatuhan prokes pada November dan awal Desember, Sonny mengingatkan, kKalau kepatuhan prokes turun, mobilitas naik, ada varian baru yang lebih menular, maka potensi risiko lonjakan kasus juga akan meningkat.

 

Posko Pengamanan

Di Sleman DIY, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman tidak akan melakukan penyekatan kendaraan yang akan masuk ke wilayah Sleman selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti. Meskipun begitu, Dishub bersama dengan instansi terkait akan membentuk pos pengamanan di beberapa titik.

Kepala Dishub Sleman, Arip Pramana mengatakan selain di jalur perbatasan Prambanan dan Tempel, pos pengamanan juga akan didirikan di sekitar Ambarrukmo Plaza dan Kaliurang. Untuk pengamanan di pos-pos tersebut, lanjut Arip, Dishub akan menerjunkan setidaknya 61 personel.

“Pos-pos pengamanan saat libur Nataru didirikan di sejumlah titik keramaian. Seperti Kaliurang dan Ambarukmo Plaza. Ini untuk mengantisipasi kalau ada hambatan misalnya kemacetan dan lain sebagainya,” katanya.

Dijelaskan Arip, selama ini Ambarrukmo Plaza menjadi salah satu pusat keramaian di Sleman. Lokasinya berada di Jalan Solo-Jogja dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi. Adapun kawasan Kaliurang menjadi salah satu lokasi wisata yang juga banyak dikunjungi wisatawan.

“Di pos-pos perbatasan maupun pos pengamanan nanti, petugas akan mengecek kelengkapan kendaraan pengendara sesuai dengan aturan. Misalnya bukti vaksinasi dan swab antigen. Dinas kesehatan juga akan melakukan swab antigen secara acak,” kata Arip.

Dia mengatakan, selama libur Nataru nanti Dishub bersama dengan unsur terkait seperti Satpol dan Dinkes, akan mendukung kegiatan kepolisian di pos pengamanan. Tidak hanya itu, Dishub juga akan melakukan pemeriksaan bus wisata di Terminal Jombor terkait dokumen vaksinasinya atau aplikasi Peduli Lindungi.

“Untuk pemberlakukan ganjil genap di objek wisata masih diberlakukan bersama unsur kepolisian, satpol dan dinas pariwisata,” katanya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sleman Mustain Aminun menyampaikan, selama libur Nataru nanti setidaknya 150 personel dari Satpol PP Sleman yang akan diterjunkan untuk ikut melakukan pengamanan dan pengawasan. Adapun jumlah titik yang menjadi perhatian Satpol PP Sleman saat momen Nataru selain gereja, juga pusat perbelanjaan maupun tempat-tempat pariwisata.

“Kami akan melakukan pengawasan dan pengamanan ini pada 24, 25 dan 31 Desember 2021, serta 1 Januari 2022. Seperti disebutkan dalam Inmendagri 66/21 titik pengetatan dan pengawasan di tempat-tempat potensi kerumunan pada Nataru,” katanya.

Saat ditemukan pelanggaran, maka Satpol PP akan terlebih dahulu melakukan pendekatan secara persuasif. Jika ditemukan kerumunan lebih dari 50 orang, maka akan langsung dibubarkan. “Kami akan ingatkan dulu agar tidak melakukan kerumunan. Kalau lebih dari 50 orang tetap akan bubarkan,” katanya. (*)