Bersih Desa di Patuk, Warga Memboyong Dewi Sri

Bersih Desa di Patuk, Warga Memboyong Dewi Sri
Kenduri bersih desa di Kalurahan Beji Kapanewon Patuk yang dihadiri Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Senin (19/6/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Bupati Gunungkidul Sunaryanta menghadiri  upacara rasulan atau bersih desa di Kalurahan Beji Kapanewon Patuk. Tradisi perayaan yang biasa digelar pascapanen ini diikuti ratusan warga di enam padukuhan, Senin (19/6/2023).

Kegiatan ini diawali dari kenduri yang digelar di Balai Padukuhan Jelok. Di sini masyarakat menggelar doa bersama sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas panen yang sudah dilaksanakan. Tidak lupa ingkung ayam dan nasi gurih juga disiapkan.

“Penyelenggaran tradisi ini dilakukan berdasarkan atas kesepakatan warga desa setelah mendapatkan rekomendasi waktu pelaksanaan dari sesepuh adat setempat,” kata Arif Wahyu Saputro, Lurah Beji, usai acara.

Usai kenduri, bupati bersama masyarakat Padukuhan Jelok melanjutkan ritual Merti Kali Oya. Werga membawa gunungan yang berisi hasil bumi dari balai padukuhan menuju bantaran sungai.

“Ada ratusan ikan yang kita lepas ke sungai. Ini sebagai wujud rasa syukur atas kesehatan dan keselamatan bagi warga yang mencari kehidupan di seputaran sungai,” kata Sukriyanto, tokoh masyarakat setempat.

Usai kegiatan itu, bupati juga mengikuti kegiatan ritual Mboyong Dewi Sri. Oleh masyarakat setempat acara ini dimaknai sebagai ritual menyimpan hasil panen padi.

“Sebelum padi dipanen simbolis ada acara ini. Untuk tahun ini bupati Gungkidul yang melaksanakan ani-ani (memanen dengan alat tradisional),” jelasnya.

Kegiatan bersih Desa Beji Patuk Gunungkidul diakhiri pawai budaya. Ratusan warga dari enam padukuhan mengikuti kegiatan ini start di balai kalurahan. Pawai melewati jalan desa menempuh jarak lima kilometer.

Saat sambutan pelepasan pawai budaya, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan adat tradisi budaya. Upaya ini sebagai salah satu cara merawat bangsa dan negara.

“Dengan kegiatan seperti ini tentu saja melibatkan gotong royong antarwarga. Ini modal besar yang dimiliki masyarakat kita,” kata bupati. (*)