Mahasiswa Agroteknologi UMBY Praktik Komunikasi Pertanian di Kampung Wisata Bambu
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Sebanyak 70 mahasiswa Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melakukan praktik lapangan di Kampung Wisata Bambu Dusun Jetis Sumberrejo Tempel Sleman.
Reo Sambodo MMA selaku dosen pengampu mata kuliah, Senin (19/6/2023), mengatakan kegiatan dilaksanakan Minggu (18/6/2023). “Kegiatan ini merupakan implementasi mata kuliah komunikasi pertanian yang dipelajari di kampus untuk diterapkan langsung kepada para petani," kata Reo.
Diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa dapat mempelajari, memahami peta lahan produktif, mengenali masalah-masalah pertanian, menggali potensi serta merumuskan penyelesaian masalah dalam istilah filosifi jawa mengatakan ndhudhuk, ndhudhah, nggugah.
Reo Sambodo menambahkan untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan pemetaan wilayah produktif peserta dibagi 13 kelompok dengan masing kelompok dibimbing Coas dan Laboran di antaranya Kris Winarsih, Anggit Sasongko, Dana Fidianton, Adrianus Rhaki, Ramadhan Sahlul dan Putra Darma Asih.
Mahasiswa UMBY di kebun pertanian. (istimewa)
Sedangkan pemandu dari Kampung Wisata terdiri dari Rohmad, Roni Antoro, Sri Maulana, Ichwan Darwanto, Sudarsono, Fitri Manda, Suprojo BSc, Rakyan dan Gandung Sunardi.
Sumaryanto selaku Dukuh Jetis didampingi ketua kampung wisata Rohmad menyampaikan kegiatan semacam ini sangat bermanfaat untuk menambah ilmu dan membuka wawasan tentang pertanian baik untuk mahasiswa maupun masyarakat setempat.
"Terima kasih kepada mahasiswa Agroteknologi UMBY yang berkunjung di tempat kami. Kampung kami memiliki berbagai jenis koleksi tanaman bambu luar negeri ada dari India, Thailand, Burma Bhutan, China, Jepang, Malaysia dan Afrika Selatan. Untuk jenis lokal ada Apus, Petung, Wulung, Tutul, Legi, Ampel, dan Ori," katanya.
Selain itu ada juga perikanan, peternakan kambing, budi daya madu Lanceng dan pembibitan bambu. Pada bidang perkebunan ada Melon, Vanili dan Pepaya California. Biang tanaman pangan di antaranya padi, palawija dan sayuran, serta bidang kerajinan bambu dan UMKM aneka makanan tradisional. "Maka tepatlah kiranya jika kegiatan semacam ini bisa rutin dilakukan” tambahnya. (*)