Wagub Taj Yasin Kunjungi Wadas, Dengarkan Aspirasi Warga

Wagub Taj Yasin Kunjungi Wadas, Dengarkan Aspirasi Warga

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengunjungi Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Sabtu (19/02/2022). Tanpa pengawalan, dia sengaja menyempatkan diri datang ke Desa Wadas di sela kunjungan kerjanya untuk mendengarkan keluhan warga terkait persoalan yang sedang terjadi.

Setibanya di Masjid Nurul Huda Desa Wadas, Taj Yasin disambut masyarakat dengan lagu Yalal Wathon. Orang nomor dua di Jateng itu juga nampak akrab menyapa anak-anak yang kebetulan diajak orangtuanya ke masjid.

"Saya pribadi menyampaikan prihatin dengan adanya kejadian seperti kemarin. Alhamdulillah tadi saya lihat anak-anak sudah senang, sudah ceria. Masyarakatnya sudah mulai kembali aktivitasnya," kata Taj Yasin, di hadapan warga Desa Wadas.

Kepada warga, Taj Yasin mengaku telah mendengarkan unek-unek warga melalui Gus Fuad selaku tokoh masyarakat di Wadas. Dia mengaku sudah mendapatkan gambaran mengenai polemik yang terjadi.

Menurut Taj yasin, akar masalah sejak awal adalah persoalan komunikasi. Bagi dia, apabila komunikasi dibangun secara baik dan transparan sejak awal, maka tidak akan menimbulkan masalah besar.

"Saya lihat tadi komunikasi yang salah. Ayo kita perbaiki bersama. Minimal kalau ada masalah, rembugan harus jelas dari awal. Saya sampaikan supaya tahu semua. Namanya jual beli, ya harus tahu harganya, yang dibeli berapa, kelanjutannya gimana. Harusnya kan gitu?," terang Taj Yasin yang diamini serentak warga.

Sebelumnya, Gus Fuad menyampaikan kronologi peristiwa dan penolakan sebagian warga terkait penambangan batuan andesit (quarry) di Desa Wadas untuk pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener.

Kata dia, tidak ada transparansi dan sosialisasi sejak awal dari pihak aparatur desa. Hal itu terus berlanjut sampai warga mencari tahu sendiri kejelasan rencana penambangan di Desa Wadas.

"Warga resah, mau nanam juga tidak tenang. Akhirnya para sepuh mengirimkan surat ke kepala desa. Tapi tidak ada balasan," kata Gus Fuad.

Lebih jauh Gus Fuad mempertanyakan mengenai posisi Desa Wadas yang dipakai sebagai  situs penambangan. Padahal, secara lokasi, Wadas terpisah dari Bendungan Bener. Dia juga menyoroti soal appraisal pembebasan lahan yang dirasa tidak semestinya.

Hal itu membuat warga menjadi semakin resah. Gus Fuad menyebutkan warga merasa tidak ada keadilan yang seharusnya didapatkan.

"Kenapa kok Wadas ini masuk dalam PSN, sementara tempatnya terpisah yang mau diambil materialnya. Artinya bukan lokasi proyek. Kedua, appraisal ini diumumkan setelah kita menyetujui semua. Jadi bukan kesepakatan dulu harganya berapa, baru kita setuju. Itu yang tidak berperikeadilan dirasa warga. Tidak ada transparansi, sosialisasi," terangnya. (*)