UII Mengusulkan Museum Selokan Mataram Dibangun di Ruas Tol Jogja-Bawen

UII Mengusulkan Museum Selokan Mataram Dibangun di Ruas Tol Jogja-Bawen

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Ketua Program Studi (Prodi) Magister Arsitektur Universitas Islam Indoensia (UII), Suparwoko, mengusulkan Museum Selokan Mataram dibangun pada ruas tol yang menghubungkan Yogyakarta-Bawen.

Pertimbangannya, selain lokasinya strategis, keberadaan museum tersebut juga dinilai sangat penting karena sifatnya yang monumental. Adapun lokasinya pada ujung kawasan Selokan Mataram tepatnya perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah.

“Usulan itu sebenarnya sudah kami rancang sejak 2016. Pembangunan museum ini di perbatasan DIY Jateng tepatnya di Ancol Bligo Kecamatan Ngluwar Magelang. Museum ini nilainya sangat tinggi, jangan sampai pembangunan tol tidak memanfaatkan potensi sejarah,” ungkapnya, Selasa (29/12/2020).

Suparwoko menjelaskan, keberadaan museum bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Dengan kata lain, tol Jogja-Bawen tidak hanya bermanfaat mengangkat potensi ekonomi masyarakat tetapi juga nilai sejarah Selokan Mataram itu sendiri.

Kehadiran museum juga diyakini sangat menarik apalagi mengangkat cerita sejarah peran Sultan HB IX, kala itu, saat mengatasi krisis pangan serta menyelamatkan rakyat agar tidak dipaksa ikut Romusha Jepang.

“Museum Selokan Mataram bisa menjadi destinasi wisata. Lokasinya bisa terhubung dengan pintu keluar tol sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi warga DIY,” kata dia.

Konsep museum, lanjut dia, mengangkat berbagai hal seputar Selokan Mataram, bentuknya bisa berupa deskripsi maupun diorama maupun film berbasis digital.

Dia berharap museum dibangun bersamaan dengan jalan tol. Dengan begitu saat tol beroperasi secara otomatis wisatawan langsung bisa menikmati museum itu.

Persoalannya, lanjut dia, memang harus ada investor. Namun demikian pihaknya yakin karena potensinya besar akan ada banyak pihak berminat membangunnya.

“Usulan ini sudah kami diskusikan pada saat membahas pengembangan kawasan Selokan Mataram di Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY,” kata Suparwoko.

Ditanya seperti apa respons Pemda DIY, dia menyatakan memberikan dukungan. “Karena ini (museum) jarang muncul dan memang penting karena ada tata ruang kesitimewaan. Selokan Mataram itu indah,” ungkapnya seraya menambahkan pamor Selokan Mataram sebenarnya tidak kalah dengan Kotagede maupun Tamansari.

Seperti diketahui, tol Yogyakarta-Bawen di wilayah DIY sepanjang 8,5 kilometer, lahan yang dibebaskan kurang-lebih 49,65 hektar. Sebagian tol akan melintasi Selokan Mataram. (*)