Turun Temurun, Perajin Kendang Semakin Eksis setelah Ada Danais
Harganya mulai ratusan ribu hingga jutaan untuk setiap kendang
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Joko Purnomo (40) warga Ndaleman Kalurahan Gilangharjo Pandak Bantul terlihat sibuk membuat kerajinan kendang dengan dibantu enam orang karyawanya.
Mereka berbagi tugas. Ada yang mencuci kulit sapi, membersihkan dan mengeringkannya. Ada yang membuat badan kendang dari kayu kemudian mengecatnya. Sedangkan karyawan bagian finishing memasang penutup kendang serta menyetel-nya agar mendapat irama yang pas.
“Kerajinan kendang ini sudah kami kerjakan turun temurun sejak mbah saya, lalu bapak saya dan sekarang saya sendiri. Saya produksi mulai tahun 2005,” kata Joko di tempat tinggalnya sekaligus tempat usahanya.
Pada acara Dinamika Desa gelaran Dinas Kominfo Bantul beberapa waktu lalu, Joko menjelaskan dalam satu bulan dirinya bisa membuat kerajinan kendang 50-100 item.
ARTIKEL LAINNYA: Didukung Dana Keistimewaan, Merti Dusun Memupuk Kerukunan Masyarakat
Penjualan selain di DIY juga ke berbagai kota di tanah air. “Harganya mulai ratusan ribu hingga jutaan untuk setiap kendang,” kata Joko.
Selain pembuatan kendang, dia juga menerima servis manakala ada kendang rusak yang ingin diperbaiki. Kerajinan kendang tetap bertahan dan eksis apalagi setelah ada Dana Keistimewaan (Danais) untuk pelestarian seni budaya.
“Kami sering menerima pesanan dari dinas untuk pengadaan gamelan, saya bagian membuat kendang,” katanya.
Joko menambahkan, kemampuan membuat kendang tersebut diperoleh secara otodidak karena sering melihat bapaknya membuat kendang, dia mengamati dan ikut belajar.
ARTIKEL LAINNYA: Purwobinganun Menjadi Rintisan Kalurahan Budaya
Sang ayah Mardi Wiyono (70) mengatakan sehari kulit yang dibutuhkan berasal dari dua ekor sapi. “Sudah ada yang mengantar kemari kulitnya, sudah langganan. Nanti kita cuci bersihkan dan dikeringkan sebelum diolah menjadi bahan baku kerajinan kendang,” katanya.
Kepiawaian membuat kendang, menurut Mardi, diperoleh secara turun tumurun dari orang tuanya. "Jadi sudah lama kami menekuni pembuatan kendang. Puluhan tahun," katanya. (*)