Transformasi Model Bisnis BTN, 50 Persen KCP Kategori Produktif

Transformasi Model Bisnis BTN, 50 Persen KCP Kategori Produktif
Kantor Bank BTN di Jakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA—Bank BTN, akan terus mendorong kantor cabang pembantu (KCP) agar lebih sehat secara bisnis. Kalau semula KCP sebatas menjalankan fungsi melayani nasabah, maka mulai tahun ini KCP harus lebih produktif secara bisnis.

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Jumat (9/2/2024) mengatakan, untuk tahun ini, BTN akan fokus pada transformasi untuk memperluas area bisnis dan menyediakan solusi keuangan terintegrasi.

Adapun untuk mengimplementasikan hal tersebut, perseroan akan melakukan percepatan digital banking dan digitalisasi proses secara massif, yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Langkah ini, merupakan kelanjutan dari proses transformasi yang terus didorong perseroan dalam beberapa tahun terakhir. Strategi ini, menjadi bagian penting dari korporasi untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis BTN.

Dengan berbagai transformasi yang telah dan akan dilakukan BTN tersebut, Nixon optimistis pada tahun 2025 perseroan akan berhasil mewujudkan visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025. 

Pada tahun depan rencananya, transformasi yang akan diimplementasikan perseroan adalah menjadi One Stop Financial Solution dalam Ekosistem Perumahan. “Dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management digital banking dan corporate,” ujar Nixon LP Napitupulu sehubungan dengan usianya babak baru ulang tahun ke-74 BTN.

Lebih jauh Nixon menuturkan, salah satu turunan dari transformasi bisnis yang dilakukan perseroan adalah mengubah model bisnis Kantor Cabang Pembantu (KCP). 

Dulu KCP BTN yang berjumlah 537 hanya sekadar ada saja untuk melayani nasabah. Tetapi sejak tahun 2022 lalu model bisnis KCP diubah. Mulai tahun ini  KCP bakal memiliki neraca dan laporan untung - rugi sendiri. Ibarat buku rapot, angka-angka yang tertera di dalam neraca itu akan menjadi bahan manajemen dalam menilai kinerja KCP dan pegawai.

“Penilaian produktivitas KCP hanyalah bagian dari transformasi kantor cabang  yang sudah berjalan di Bank BTN sejak April 2022. Melalui transformasi tersebut, kini KCP lebih fokus pada bisnis (kontribusi margin) ketimbang operasional,” katanya. 

Nixon LP Napitupulu. (istimewa)

Dengan lebih fokus pada bisnis, organisasi KCP pun mengalami perubahan. Sekarang KCP terbagi dalam tiga tipe bisnis yakni general, consumer dan SME sub-branch

Tak hanya mengubah model bisnis dan tipe KCP, transformasi juga mencangkup penyelarasan key performace indicator (KPI). Mulai tahun ini semua KCP sudah bisa diukur sampai dimana kontribusinya terhadap profitabilitas perusahaan. “Nanti, setiap bulan produktivitas KCP kami nilai,” ujarnya.   

Dulu, pengukuran yang dilakukan manajemen lebih kepada volume bisnis. Belum diukur secara spesifik bagaimana kontribusi profitabilitas masing-masing KCP.  Dalam menjalankan model bisnis baru ini, KCP katanya, jangan hanya sekadar mengejar pertumbuhan aset.

Mereka juga harus accountable, apakah pertumbuhan itu menghasilkan profitabilitas yang baik atau tidak. Tak sampai di situ, KCP juga didorong untuk mengendalikan risiko kredit (NPL). “Kalau hanya tumbuh saja tapi manajemen risikonya jelek, tentu tidak baik buat perusahaan,” katanya.

Selain itu, KCP perlu memperhatikan pentingnya pengendalian biaya,karena pada akhirnya akan berpengaruh pada profitabilitas. “Jangan hanya pengeluarkan biaya tanpa menghitung berapa return yang dihasilkan,” katanya.

Nixon menegaskan, melalui perubahan model bisnis KCP tersebut, kini jumlah KCP yang masuk dalam kategori sangat produktif dan produktif telah mencapai 257 unit. Angka ini tentu masih jauh dari jumlah KCP yang saat ini mencapai 537 unit, tetapi hal ini merupakan momentum yang sangat berarti untuk meningkatkan kinerja perseroan.

Dengan berbagai transformasi tersebut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun terakhir posisi laba BTN yang saat ini menempati urutan ke delapan, bakal naik menjadi urutan kelima seperti posisi aset. Ini jadi harapan kita semua,” pungkasnya. (*)