Tiga Titik Wastafel di Setiap Pasar

Tiga Titik Wastafel di Setiap Pasar

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul serius menangani pandemi cirus Corona atau Covid-19. Salah  satunya melalui penyediaan fasilitas tempat cuci tangan (wastafel) menggunakan sabun dan air mengalir secara memadai. Wastafel tak hanya tersedia di perkantoran, sarana ibadah, pertokoan, namun juga sarana publik seperti pasar.

“Semua pasar di Bantul sudah kita pasang wastafel, lengkap disertai tempat sabun dan penampungan air. Setiap pasar kami sediakan tiga titik,” kata Sukrina Dwi Susanta, Kepala Dinas Perdagangan Bantul, kepada koranbernas.id, Senin (27/7/2020).

Terdapat 32 pasar rakyat di bawah kendali dinas tersebut. Jumlah ini belum termasuk pasar desa yang juga menyediakan tempat cuci tangan bagi pengunjung.

Pengetatan protokol kesehatan lebih ditingkatkan setelah ada pedagang dari dua pasar yang terkonfirmasi  positif Covid-19. Pasar sempat ditutup, yakni Pasar Sungapan Sedayu dan Pasar Sorobayan Sanden.

“Pengetatan protokol kesehatan harus dilakukan. Pengunjung dan penjual wajib mengenakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak,” katanya.

Agar wastafel umum tetap berfungsi, pengelola pasar harus selalu memastikan ketersediaan sabun dan air. Dari pantauan koranbernas.id di Pasar Bantul terlihat wastafel kondisinya bagus, bersih dan terawat. Air dan sabun tersedia cukup. Para pengunjung pasar tampak memanfaatkan wastafel, mencuci tangan sebelum berbelanja.

“Saya ke pasar ketika akan masuk mencuci tangan sesuai protokol kesehatan.  Wastafelnya bagus, bersih dan terawat. Air dan sabun ada isinya terus,” kata Edy Setyawan salah seorang pengunjung Pasar Bantul.

Seorang penjahit di pasar itu, Mbah Parinah (65), mengaku selalu pakai masker dan cuci tangan menggunakan sabun. “Kula nggih ngagem masker, trus niki nggih  wijik kalih sabun. Ten mriki onten disediani,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo Mkes, mengatakan pihaknya sudah melakukan rapid test terhadap para pedagang di Bantul. Bagi yang reaktif ditindaklanjuti swab test. “Ketika ada hasil yang terkonfirmasi positif, pasar ditutup sementara,” katanya.

Penutupan dimaksudkan untuk kepentingan penyemprotan disinfektan. Bukan hanya pasar, destinasi wisata di kabupaten ini juga wajib menyediakan tempat cuci tangan bagi para pengunjung.

Jangan sampai dibukanya kembali obyek wisata memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19. “Semua pengelola wajib menyedaikan tempat cuci tangan di obyek wisata,” kata Kwintarto Heru Prabowo S Sos, Kepala Dinas Pariwisata Bantul.

Tempat duduk pengunjung dan pedagang ditata berjarak. Semua wisatawan juga wajib mengenakan masker.

Di Alun-alun Paseban yang merupakan  pusat kota Bantul para pedagang maupun penyedia wahana mainan anak sudah beroperasi lagi. Di lokasi ini tersedia  tempat cuci tangan di sekitar lapangan.

“Saya minta semua mematuhi protokol kesehatan. Saya memang sudah membuka Paseban untuk berjualan, kalau tidak kasihan mereka cari uang. Tempat wisata sudah kita buka kembali,” kata Drs H Suharsono, Bupati Bantul.

Dia meminta warganya taat protokol kesehatan yakni keluar rumah mengenakan masker, sering cuci tangan pakai sabun serta menjaga jarak. “Protokol kesehatan harus dilaksanakan secara disiplin,” tandasnya. (sol)