Tiga Bacapres Pemilu 2024 Menyampaikan Gagasannya di UGM
Mereka tidak hanya berbicara tentang berbagai isu yang relevan, tetapi juga merespons pertanyaan.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dalam upaya meningkatkan kesadaran politik dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang visi dan gagasan para calon pemimpin, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kolaborasi dengan Narasi untuk menghadirkan tiga Bakal Calon Presiden dalam acara "Bacapres Bicara Gagasan".
Acara yang diselenggarakan di Grha Sabha Pramana UGM Selasa (19/9/2023) itu dihadiri Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Mereka tidak hanya berbicara tentang berbagai isu yang relevan, tetapi juga merespons pertanyaan dari sivitas UGM termasuk mahasiswa, dosen dan staf.
Rektor UGM Prof dr Ova Emilia M Med Ed Sp OG(K) Ph D menjelaskan acara tersebut merupakan langkah kongkret menjembatani dunia akademik dengan dunia politik.
ARTIKEL LAINNYA: Mengenal Vanda Tricolor, Anggrek Lereng Merapi yang Mulai Langka di Habitat Asalnya
"Pendekatan ini sangat relevan, mengingat para pemimpin masa depan, terutama calon presiden, harus mampu memahami dan merespons permasalahan aktual yang dihadapi bangsa ini," ujarnya.
Pendidikan politik, dalam konteks ini bukan sekadar teori dan konsep-konsep politik tetapi adalah peluang untuk para calon pemimpin untuk berbicara langsung kepada pemilih potensial mereka.
Ini memberikan kesempatan bagi pemilih untuk lebih memahami visi, gagasan, dan pandangan politik yang akan membentuk arah negara ini pada masa mendatang.
Prof Ova Emilia menegaskan kegiatan ini merupakan bagian dari proses pendidikan politik untuk membentuk masyarakat yang lebih sadar politik dan memastikan proses demokrasi berjalan baik.
ARTIKEL LAINNYA: Sempat Tutup Pasar Kuda Klaten Dibuka Lagi
"Kita memiliki tanggung jawab bersama untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang penuh nilai-nilai kompetisi yang sehat dan adil, sarat etika politik, dan mengedepankan politik programatik sebagai mandat nilai-nilai Pancasila dan konstitusi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan beradab," kata Ova.
Salah satu pesan penting yang disampaikan Rektor UGM adalah komitmen menjaga nilai-nilai ke-Indonesiaan. Yaitu, prinsip kedaulatan rakyat, kebhinnekaan, kedaulatan nasional serta kesejahteraan sosial.
Menjaga dan memperkuat nilai-nilai ini adalah fondasi dari sebuah negara yang kuat dan demokratis.
"Kita harus memiliki komitmen, jangan sampai persaingan politik dalam pemilu justru akan merusak nilai-nilai ke-Indonesia-an dan demokrasi untuk kesejahteraan yang kita yakini," ucap rektor.
ARTIKEL LAINNYA: Sumbu Filosofi Yogyakarta, Warisan Budaya Dunia yang Menginspirasi Kini Diakui UNESCO
Selain itu, dia menyoroti pentingnya kedaulatan dan ketahanan Indonesia di berbagai bidang, termasuk pangan, kesehatan dan energi. Ini merupakan langkah strategis menjaga keberlanjutan dan kemakmuran negara.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, sebagai para pemimpin yang berpotensi memimpin Indonesia, memiliki kesempatan berbicara langsung kepada pemilih tentang visi dan misi mereka.
Anies Baswedan membahas isu-isu seperti penyediaan lapangan kerja dan pengembangan energi terbarukan. Dia menekankan pentingnya keadilan di dalam pembangunan dan pengambilan kebijakan.
Ganjar Pranowo, pada sesi kedua, membahas gagasan transformasi enam pilar strategis yang mencakup pangan, lingkungan, digital, energi, penegakan hukum, pendidikan, dan kesehatan. Ini adalah pandangan menyeluruh yang menghubungkan kondisi bonus demografi dengan cita-cita Indonesia Emas.
ARTIKEL LAINNYA: 20 Unit RTLH Selesai Dibangun dengan Arsitektur Khas Yogyakarta
Sedangkan Prabowo Subianto menyampaikan strategi transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045 dengan 17 program prioritas, termasuk pemberantasan korupsi, penguatan pertahanan negara, dan swasembada pangan. Dia optimistis dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.
Dengan kolaborasi seperti ini antara dunia akademik dan politik, masyarakat Indonesia memiliki kesempatan untuk lebih memahami visi para calon pemimpin dan menjadi pemilih yang lebih cerdas.
Diharapkan pemimpin yang terpilih memiliki pemahaman yang kuat tentang isu-isu yang dihadapi oleh negara ini. Semakin banyak kolaborasi semacam ini, semakin baik persiapan pemilih dan semakin cerah masa depan demokrasi Indonesia. (*)