The Milestone, Pameran Seniman Multi Talenta di Dua Kota

The Milestone, Pameran Seniman Multi Talenta di Dua Kota

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang menghantam dunia, termasuk Indonesia, membawa banyak dampak bagi semua lini kehidupan. Namun, ternyata pandemi yang telah berlangsung setahun lebih ini tidak menyebabkan semua terpuruk dan memburuk.

Bagi kebanyakan seniman, khususnya di Yogyakarta, kondisi pandemi dengan segala protokol dan aturan kesehatan yang diterapkan, bisa menjadi pemicu kreativitas dan pendalaman teknik.

Bagi seniman pertunjukan, pandemi ini tiba-tiba telah memaksa ruang eksplorasi baru bernama virtual. Alih ruang dan media berkesenian pun berkembang.

Sementara bagi perupa, seperti seniman multi talenta M A Roziq, masa pandemi ini justru ia gunakan untuk menghasilkan banyak karya dan menyelesaikan masa kontemplasi. Baginya, pandemi ini selain membuatnya lebih kreatif juga bisa lebih tenang.

"Karena karya seni dari sudut pandang saya bukan hanya untuk event. Toh karya seni kini bisa disampaikan lewat mana pun. Apalagi sekarang ada media sosial, ada penulis yang datang ke studio, ngobrol bersama teman-teman dan membahas karya," paparnya saat ditemui di sela-sela pameran The Milestone, Kamis (25/3/2021), di Artotel, Yogyakarta.

"Bagi seni rupa, di masa pandemi itu hanya turun event-nya. Kalau karyanya, bagi saya pribadi, tidak berpengaruh apa pun. Nyatanya bisa menyikapi masa pandemi ini dengan berkarya," lanjutnya.

Roziq melanjutkan, sikap seniman di masa apa pun harus cerdas menyikapi keadaan dan tema apa pun. Berkarya itu mengalir saja.

"Saya setuju bahwa seniman itu harus luwes, bukan hanya pelukis atau pematung. Jika orang berpikir [seniman] berubah-ubah ya nggak apa-apa, karena seniman itu ya seperti itu. Apa yang dirasa cocok, ya dibuat aja," lanjutnya.

"Seniman itu harus jujur. Pada suatu ketika dia merasa cocok di patung, ya buat aja. Jika dia merasa cocok di lukisan, ya dibuat aja. Tentu dengan kaidah-kaidah yang sudah dipelajari. [Berbeda-beda] itu kan hanya media untuk sebuah penyampaian," paparnya.

Seniman kelahiran Lampung ini melanjutkan, memang saat pandemi ada kerinduan untuk bertemu dengan teman-teman. Ngopi bareng dan bertemu secara komunal. Tapi jika awal pandemi hanya video call-an, sekarang bisa berkumpul dengan agak cair dan tidak saling curiga.

"Bagi saya pribadi, hubungan sosial ini yang sangat dirindukan. Kalau secara prinsip seni rupanya, ya pada saat pembukaan pameran itulah seniman bisa bertemu dengan seniman lain. Ada penyegaran dan bertukar pikiran," kata seniman yang juga piawai dengan karya fotografi ini.

Seni rupa itu mencerdaskan kehidupan bangsa, lanjut Roziq, bahwa ada hak-hak manusia dan idealisme seniman. Tidak hanya seni, idealisme-idealisme itu juga milik semua orang, semua manusia.

Pameran dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara virtual. Sandiaga menyambut baik gelaran pameran ini yang dapat menjadi wadah berkarya seniman lokal.

“Harapannya bisa membawa seniman lokal ke panggung internasional. Pameran ini juga sebagai titik balik para seniman untuk berkarya di masa pandemi,” ucap Sandiaga.

Kolaborasi besar antara Artotel Art Space dan LABX Gallery ini merupakan pameran seni gabungan yang mengawali tahun 2021.

Pameran seni kali ini menampilkan 11 seniman berbakat Indonesia, antara lain Aly Waffa, AT Sitompul, Bagus Triono, Bahaudin, Choirudin, David Rivaldo, Imelda Adams, Kadafi GK, Lucia Hartini, M.A Rozig dan Valentino Febri.

Shinta Witoyo Dhanuwardoyo selaku founder LABX menyampaikan, LabX Gallery adalah inisiasi mereka dalam mengembangkan potensi seniman lokal di saat masa pandemi. Dalam hal ini LabX bekerja sama dengan ARTOTEL Group menghelat pameran The Milestone.

"Semoga pameran ini bisa menjadi langkah awal mewujudkan visi dan misi kami untuk membawa nama para seniman lokal menuju ke panggung internasional," tuturnya.

LABX Galeri merupakan wadah khusus bagi seniman atau kreator untuk mengembangkan karya seni, baik melalui kolaborasi maupun acara-acara seni lainnya.

Pengertian Milestone dalam Bahasa Indonesia berarti “tolok ukur capaian” atau “tonggak capaian”. Milestone menjadi tema pameran kali ini karena karya-karya yang ditampilkan adalah karya penting atau karya bersejarah dari masing-masing seniman.

Masing-masing seniman memberikan dua karya seni mereka yang ditampilkan di Jakarta dan di Yogyakara.

Sementara Windi Salomo, ART Director ARTOTEL Group, menambahkan berkat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia berharap industri kreatif Indonesia, khususnya seniman Indonesia, bisa kembali bangkit berkarya setelah sempat vakum selama satu tahun akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

"Dalam hal ini, ARTOTEL Group akan terus berkomitmen untuk selalu memberikan wadah bagi seniman Indonesia dalam berkarya dan berinovasi melalui ide-ide kreatif untuk menyampaikan bahwa urip iku urub," tutupnya. (*)