Terbaik di DIY, Angka Stunting Bantul Turun Menjadi 14,90 Persen

Terbaik di DIY, Angka Stunting Bantul Turun Menjadi 14,90 Persen
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bantul, Joko Purnomo, pada acara Rembuk Stunting. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bantul, Joko Purnomo, mengatakan seluruh lapisan masyarakat yang cinta Bantul, cinta anak, cinta keluarga harus bersama-sama atau ngruyuk agar persoalan stunting bisa turun.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

"Mari kita bersama-sama, bapak TNI, Polri, OPD terkait, para panewu, lurah, dukuh, para kader dan semua masyarakat bergerak bersama pada satu tujuan yakni penurunan angka stunting di Kabupaten Bantul," kata Joko pada acara "Rembuk Stunting" di kompleks Pemda II Manding, Selasa (6/6/2023).

Terbukti dengan kebersamaan tersebut angka stunting Bantul bisa menurun. Tahun 2021 angka stunting 19,10 persen, berkat kerja keras semua pihak pada tahun  2022 turun menjadi 14,90 persen.

"Kita mendapat predikat terbaik tingkat DIY. Tentu kami berharap angka ini terus menurun dan bisa mencapai zero," kata Joko yang juga Wakil Bupati Bantul tersebut.

Untuk bisa mencapai ke sana, dia berpesan kepada semua untuk jangan lelah atau mengeluh membahas stunting.

"Ini adalah salah satu tugas kita sebagaimana diperintahkan agama yakni mempersiapkan kader terbaik, sumber daya yang baik agar tercipta generasi yang cerdas, berakhlak mulia dan berkepribadian Indonesia," katanya.

Rembuk stunting penting artinya sebagai sarana komunikasi, musyawarah yang akan menghasilkan kesepakatan, kesepahaman dan langkah serta perilaku bersama untuk satu tujuan turunnya stunting di Bantul.

Jadi penurunan stunting jangan hanya predikat, piala atau piagam yang dituju. Namun bagaimana secara kongkret bisa menaikan ekonomi,taraf kesehatan dan pendidikan pada anak yang akan sulit terwujud manakala anak tersebut stunting. "Omong kosong kita bicara ekonomi, pendidikan dan kesehatan baik kalau stunting kita besar," katanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Ninik Istitarini MPH, menambahkan dilihat dari angka timbangan di Posyandu, dari 47 ribu balita di Bantul, yang stunting enam persen.

"Kita tentu akan bekerja keras agar angka ini terus menurun," katanya. (*)