Tak Perlu Diingatkan, Sebelum Masuk Cuci Tangan

Tak Perlu Diingatkan, Sebelum Masuk Cuci Tangan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Rumah itu relatif tidak luas. Siapa pun yang datang ke sana harus memenuhi protokol kesehatan. “Tidak  perlu diingatkan. Teman-teman sudah terbiasa, sebelum masuk harus cuci tangan dengan air dan sabun yang sudah disediakan,” kata Agus Pujo Widodo kepada koranbernas.id di rumahnya, Senin (2/11/2020) sore.

Mereka juga harus bermasker. Ini penting apalagi teman-teman Widodo mobilitasnya tinggi dengan jarak bervariasi, pendek dan jauh. Dimungkinkan tubuh tidak bersih. Sementara untuk menjaga jarak, mereka lebih cenderung memilih duduk di luar, pada bangku sederhana di bawah rimbunnya pohon kelengkeng.

Rumah Widodo selalu saja ada yang datang meski hanya satu dua orang tamu. Tamu ramai datang karena biasanya tanggal 20 ke atas akhir bulan mereka punya kewajiban mewujudkan Zero Tunggakan.

Sebagai karyawan sebuah CV mitra kerja PT PLN  (Persero) yang membuka usaha pelayanan di antaranya pembayaran listrik, pembelian token prabayar, pemasangan instalasi listrik, penambahan daya, penjualan pulsa dan lain-lain, Widodo dibantu sekitar 15 orang terutama untuk tenaga lapangan.

Hampir setiap dua hari sekali dia menerima order pemasangan listrik baru. Banyak rumah baru butuh jasanya. Di seluruh Kota Yogyakarta setiap bulan,  menurut Widodo, ada puluhan rumah memasang instalasi listrik. Kebanyakan rumah-rumah baru. Usahanya rata-mendapat dua order.

Harus ketat

Upaya memutus mata rantai penyebaran virus  Corona atau Covid-19 memang harus didukung semua elemen masyarakat. Dipelopori tokoh-tokoh masyarakat di RT 31 Kelurahan Sorosutan Kota Yogyakarta, kesadaran pada protokol kesehatan cukup tinggi. Widodo bersama keluarganya ngontrak di Pakel Baru RT 28 nomor 37 B.

Pengadaan ember tempat air, dingklik penopang serta sabun berasal dari swadaya melalui bantuan warga yang mampu dan mau. Tempat-tempat yang biasa dikunjungi orang disediakan perangkatnya.

“Kalau sabunnya habis mengambil di rumah Rully, salah seorang pegiat masyarakat. Itu juga bantuan warga,” kata Susi Widodo, istri dari Widodo yang membuka usaha modiste.

Dengan kesamaan semangat menghadapi virus Covid-19 semua menjadi terasa nyaman. Langkah ini juga menjadi sarana mengedukasi anak-anak dan remaja di lingkungannya akan pentingnya mencegah virus yang begitu banyak membawa korban itu.

Ya inilah yang bisa saya perbuat untuk bertahan hidup di era pandemi" kata pria paro baya yang kini mengibarkan bendera Widodo Listrik itu.  Dia percaya, rezeki Allah yang mengatur. (*)