Sultan HB X Mengajak Masyarakat Beradaptasi dengan Corona

Sultan HB X Mengajak Masyarakat Beradaptasi dengan Corona

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA-- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengajak masyarakat di provinsi ini untuk hidup berdamai, berdampingan dan beradaptasi dengan virus Corona. Namun demikian, perilaku hidup bersih dan sehat melalui penerapan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 juga harus dipatuhi.

“Harapan saya, (protokol kesehatan) sudah menjadi kebiasaan baru, dengan begitu kondisi masyarakat DIY yang sehat bisa tercapai,” tuturnya kepada wartawan usai memberikan pengarahan pada Apel Virtual Siaga Covid-19, Kamis (12/11/2020), di Gedhong Pracimasana Kepatihan, sekaligus menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 Tahun 2020.

Menurut Sultan, sebenarnya masyarakat DIY memiliki modal sosial yang tangguh. Artinya, masyarakat bukan lagi menjadi subyek melainkan memiliki kesadaran senantiasa menjaga kesehatan.

“Sebetulnya realita kesadaran kesehatan masyarakat Yogyakarta ini tinggi. Ora perlu campaign isuk awan sore untuk memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak dan tidak berkerumun, masyarakat  sebenarnya sudah mengerti apa yang dimaksud dengan hidup sehat,” kata Sultan.

Terbukti IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Yogyakarta tinggi. Apabila kesadaran terhadap protokol kesehatan bisa dijaga, diharapkan indeksnya semakin tinggi.

Sultan mengakui, ternyata faktanya ketaatan terhadap protokol kesehatan memang tidak semudah itu, mengingat masyarakat DIY sangat majemuk. Bukan saja karena agama atau asal usulnya beragam, tetapi pendatang dan orang Yogyakarta keluar-masuk mungkin punya kebiasaan berbeda terkait kesehatan.

Diharapkan, dengan modal sosial itu, baik pendatang maupun warga Yogyakarta, mampu mewujudkan kebersamaan serta punya visi yang sama menjaga kesehatan.

“Itu kan harus punya dasar yaitu kesadaran. Bukan berarti nek lara agek sadhar piye (supaya) sehat, tetapi memang (terkait) pola hidup, makan dan sebagainya. Masyarakat sudah mengerti apa yang dimaksud hidup sehat, kan begitu,” kata gubernur didampingi Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji.

Mengenai pengendalian dan penanganan Covid-19, Sultan menyatakan selama ini Pemda DIY mengacu kebijakan pusat, sedangkan obat Corona sendiri belum ada.

“Biarpun vaksinnya ada, itu kan hanya berlaku dua tahun. Berarti kalau dua tahun ya memang harus divaksin lagi. Berarti apa? Corona itu kan bukan dalam arti begitu turun (jumlah penderitanya) kemudian penyakitnya tidak ada lagi, kan nggak. Ya tetep ana,” ungkapnya.

Terkait dengan model atau penanganan kesehatan, menurut Sultan, Corona pada akhirnya nanti akan menjadi bagian dari penanganan kesehatan secara keseluruhan.

Ya, itu bagian, padha wae ya. Akhirnya orang sakit Corona ya padha karo nek DB (demam berdarah). Saiki tambah siji Corona, ya kan. Ya sudah. Kalau (terkena) periksa di rumah sakit kan gitu aja, sehingga yang penting di situ (harus) jaga jarak, pakai masker dan sebagainya. Biarpun mungkin nanti setelah vaksin dan sebagainya tidak perlu pakai masker lagi tetapi kan tetap, seseorang harus punya dasar yaitu kesadaran hidup sehat. Dasar itu menjadi sesuatu yang penting,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembayun Setyaning Astuti,  menjelaskan Apel Virtual Siaga Covid-19 kali diadakan karena dalam kondisi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung delapan bulan ini tidak mungkin melakukan upacara.

“Kita ganti dengan apel siaga virtual, kita mintakan arahan dari Bapak Gubernur,” ujarnya seraya berharap semua pihak secara bersama-sama ikut meminimalisasi dampak Covid-19. (*)