Sultan: Ketahanan Pangan DIY Masih Mencukupi Sampai Enam Bulan

Sultan: Ketahanan Pangan DIY Masih Mencukupi Sampai Enam Bulan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan bahwa ketahanan pangan untuk wilayah DIY masih mencukupi untuk tiga sampai enam bulan ke depan.

Hal itu disampaikan Sultan setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sejumlah daerah mengalami defisit stok bahan pangan. Dalam rapat terbatas Selasa (28/4/2020) Jokowi bahkan menyebut ada bahan pokok yang stoknya defisit hampir di semua provinsi.

"Kita bikin [pemetaan] desa itu ada yang cukup pangan, ada yang swasembada. Tapi kan ada juga desa yang belum bisa memenuhi [kriteria itu] tapi kan selama ini kita punya program bersama yang bisa untuk [menghasilkan] produksi berlebih. Jadi gak masalah 3 sampai 6 bulan masih bisa," terang Sultan kepada wartawan, Rabu (29/4/2020), di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

"Data dari TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah-red) juga sudah keluar, bahwa stok tiga sampai enam bulan masih tersedia," tandas Ngarsa Dalem.

Dalam kesempatan yang sama, Bank Indonesia menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD) berupa 3.000 unit baju hazmat dan uang tunai penanggulangan Covid-19 sebesar Rp 500 juta kepada Gugus Tugas Covid-19 DIY.

Kepala Perwakilan BI DIY, Hilman Tisnawan, mengatakan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Bank Indonesia dan seluruh perbankan di DIY untuk membantu penanggulangan Covid-19. Harapannya, wabah ini segera dapat diselesaikan.

Bantuan diterima langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, di Ndalem Ageng Kepatihan.

Hilman mengajak seluruh perbankan di DIY untuk turut aktif terhadap penanganan virus Corona. Hal ini dapat diimplementasikan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan sinergi dengan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) DIY.

Seperti diketahui, per 14 Maret 2020, pemerintah sudah menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional. Yogyakarta sebagai salah satu Kota tujuan wisata di Indonesia, turut ‘terpukul’ dengan adanya Covid-19.

Penurunan tajam jumlah kunjungan wisata membuat ekonomi sektor pariwisata DIY dan yang terkait, nyaris lumpuh. Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya sebagai dampak sepinya wisatawan, di antaranya adalah Pedagang Kaki Lima (PKL), tukang becak, andong, odong-odong, dan pekerja lepas lainnya.

"Ditambah dengan perpanjangan masa darurat Covid-19 menjadi 29 Mei 2020 oleh BNBP, maka diprediksi akan memperburuk kondisi ekonomi pekerja dimaksud," katanya.

Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (BI DIY) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY, Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) DIY, Baitul Mal Muamalat, menginisiasi ‘’Operasi Pangan Gratis’’.

Operasi ini berupa pemberian sembako dan paket kesehatan untuk pencegahan Covid-19 berupa masker dan hand sanitizer sebanyak 1.630 paket kepada masyarakat prasejahtera. Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) paket ini dibagikan selama dua periode pada April dan Mei 2020. Selain itu, bantuan paket sembako dan pencegahan Covid-19 juga diberikan kepada 14 pondok pesantren di DIY.

Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghadapi wabah ini. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menginisiasi semua elemen masyarakat tergerak untuk bersama melawan Covid-19 dengan memberikan kepedulian bagi semua. (eru)