Solidaritas Guru Sejarah atas Tragedi Bu Guru Wening

Solidaritas Guru Sejarah atas Tragedi Bu Guru Wening

KORANBERNAS.ID -- Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) DIY mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait aksi penusukan terhadap guru GTT sejarah SMKN 1 Sewon Bantul dan SMKN 1 Lendah Kulonprogo, Wening Pamujiasih Spd MA (34) oleh siswanya sendiri WK (16) asal SMAN 1 Lendah Kulonprogo.

AGSI menuntut kepada pelaku dan keluarga untuk meminta maaf kepada korban dan keluarganya serta harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk menyelesaikan urusan hukum yang berlaku.

"Kami menyatakan turut prihatin sedalam-dalamnya atas peristiwa yang menimpa rekan sejawat kami. Kami berharap pihak kepolisian dan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas secara hukum yang berlaku agar kasus serupa tidak terjadi di kemudian hari," kata Agus Tony Widodo SPd, sekretaris AGSI, didampingi ketua AGSI,Wahyudi Spd, saat membacakan pernyataan sikap usai pertemuan dengan perwakilan AGSI se-DIY di Kafe Kopi Mbako, Jalan Wahidin Sudirohusodo Bantul, Minggu (24/11/2019) malam.

AGSI juga berharap Disdikpora DIY memberikan dukungan moral kepada korban dan keluarganya. Juga memberikan instruksi atau himbauan kepada instansi di lingkungan Disdikpora DIY menggalang dana solidaritas untuk meringankan biaya perawatan korban.

"Juga kepada pengurus PGRI DIY dan pengurus PGRI Kabupaten/Kota dapat memberikan dukungan moril serta mengalokasikan waktu pada acara peringatan Hari Guru di wilayah masing-masing untuk mendoakan kesembuhan Ibu Wening dan menggalang dana spotanitas," katanya.

Himbauan yang sama juga diharapkan untuk ketua MGMP sejarah SMA/SMK/MA dan kepada pengutus AGSI pusat. Kepada pihak yang bersimpati dan ingin membantu korban, dapat menyalurkan melalui rekening AGSI DIY Nomor 0236 010 288 69 530 dan memgkonfirmasi ke bendahara AGSI, Ny Maria Parmeiasih (0877 3981 7396).

Seperti diberitakan sebelumnya, tragedi memilukan menimpa seorang guru bernama Wening Pamujiasih (34), warga Dusun Sambeng 3, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul. Wening ditusuk oleh muridnya sendiri berinisial WK (16), seorang siswa SMAN 1 Lendah, Kulonprogo, Rabu (20/11/2019) malam sekitar pukul 21.00 WIB di dalam kamarnya. WK diduga masuk dengan cara menjebol pintu belakang rumah tersebut.

Saat kejadian suami korban Lukman (35 ) dan bapak mertuanya, Muslih Murtijo (60), sedang ada acara di luar rumah. Sekitar pukul 21.00 WIB, Muslih mendengar teriakan dari dalam kamar anak mantunya dan segera mengecek. Saat itu didapati Wening kesakitan, darah mengucur dari perut yang ditutupi tanganya.

Saat ditanya, Wening hanya menjawab ditusuk pisau. Muslih yang melihat pisau di sekitar lokasi segera membengkokkan. Muslih berteriak memanggil Lukman dan anak lelaki lainya, Gufron. Mereka bergegas melarikan Wening ke RS UII.

Karena kondisi lukanya serius, mengalami luka tusuk di lambung, Wening dirujuk ke RSUP DR Sardjito dan Kamis (21/11/2019) siang menjalani operasi.

Sementara aparat kepolisian dipimpin Kapolsek Srandakan, Kompol Muryanto, tidak butuh waktu lama untuk membekuk pelaku di rumahnya wilayah Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo.

Berdasarkan pemeriksaan awal, WC mengaku cinta kepada gurunya tersebut namun tidak direspon alias ditolak. "Diduga itulah yang menjadi pemicu pelaku berbuat nekad," kata Kapolsek yang dikonfirmasi, Kamis (21/11/2019) siang.

Untuk mendalami kasusnya, pihak kepolisian masih melakukan peneriksaan intensif kepada pelaku. Selain pelaku, polisi juga mengamankan satu buah pisau stainless bernoda darah, 2 buah HP dan beberapa pakaian korban di belakang rumah. Semua barang bukti itu dibawa ke Mapolsek Srandakan, Bantul. (eru)