Soal Milenial, Budi Waljiman:Hanya 5 Menit, Tapi Menentukan Arah Bangsa

Soal Milenial, Budi Waljiman:Hanya 5 Menit, Tapi Menentukan Arah Bangsa
Caleg Partai Gerindra untuk DPRD DIY, Budi Waljiman. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Budi Waljiman, caleg dari Gerindra untuk DPRD DIY ternyata punya pandangan tersendiri terkait dengan kaum milenial dan Gen Z. Sebagai seorang bapak, Budi cukup paham dengan anak-anak muda zaman sekarang. Baginya, kaum milenial sangat jauh berbeda dengan zaman Budi masih muda.

“Anak muda zaman sekarang begitu dekat dengan media sosial. Mereka dengan mudah mendapatkan segala hal informasi dari smartphone yang ada di tangan. Mereha hidup di zaman yang serba mudah, apapun sudah tersedia,” kata Budi, dalam kesempatan sharing bersama jurnalis di Jogja, Jumat (26/1/2024).

Hidup dalam situasi dan kondisi yang serba tersedia, maka anak-anak muda sekarang menurut jebolan Akmil Magelang ini, tumbuh menjadi generasi yang tidak mudah gumun (heran-red). Mereka dihadapkan pada banyak pilihan.

Akibatnya, anak-anak muda sekarang, termasuk generasi yang tidak bisa diceramahin. Tidak mudah merangkul mereka hanya dengan kata-kata. Tidak bisa hanya dengan mengajak.

“Maka, meski potensi suara dari kalangan anak muda besar mencapai 40 hingga 60 persen, bukan perkara gampang untuk meraih simpati dan dukungan mereka. Setiap menyerap aspirasi warga, kaum milenial yang ikut hadir paling segelintir. Lebih efektif memang melalui media sosial,” terusnya.

Meski demikian, Budi mengaku menjadi kewajiban dan bahkan tanggungjawab bagi setiap kontestan pemilu untuk ikut “menggarap” segmen anak-anak muda atau kaum milenial dan Gen Z. Bukan semata-mata karena potensi suara, tapi lebih karena sebagai bagian dari upaya untuk membangun kesadaran publik tentang pentingnya peran anak-anak muda di masa mendatang bagi bangsa dan negara.

“Anak-anak muda harus sadar betapa pentingnya pesta demokrasi atau pemilu. Terlepas apapun pilihan mereka, setiap suara yang mereka berikan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan sangat berarti bagi perjalanan bangsa ke depan. Jadi saya sendiri juga mengajak, ayolah anak-anak muda, nanti tanggal 14 Februari dating ke TPS. Hajatan 5 tahunan ini manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hanya 5 menit di TPS, berikan suaramu sesuai dengan pilihan dan nurani. Karena suara yang diberikan akan menentukan perjalanan bangsa 5 tahun ke depan, atau bahkan lebih,” ajak Budi.

Budi mengungkapkan, jalan demokrasi melalui pemilu sudah menjadi pilihan bagi bangsa untuk menentukan kepemimpinan di tingkat pusat maupun daerah. Untuk itu, dirinya berharap masyarakat tidak terkecuali kaum milenial, ikut memanfaatkan pemilu dengan sebaik-baiknya. Mereka bisa mengumpulkan semua informasi tentang calon-calon wakil mereka di pemerintahan, sehingga bisa memilih wakil yang benar.

“Lalu gunakan hak suara sesuai aturan yang berlaku. Sekali lagi, hanya 5 menit paling lama di TPS. Semua yang sudah memenuhi persyaratan sebagai pemilih, pasti akan mendapatkan hak pilihnya. Jangan sampai nanti menyesal tidak memberikan suara,” tandasnya. (*)