Siswa Sanggar Anak Alam Membagikan Hasil Riset dan Belajar ke Berbagai Bentuk Karya
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Akhir semester, Sanggar Anak Alam (SALAM) Nitiprayan menggelar bulan presentasi yang diikuti oleh seluruh siswa dari tingkat PAUD hingga SMA.
Kegiatan tahunan ini terakhir dilaksanakan pada 2019. Kini, sempat terhenti tiga tahun, Bulan Presentasi hadir dengan nama baru yaitu Merayakan Hasil Belajar dengan subtema Semarak Sinau.
"Bulan Presentasi ini dilakukan SALAM setiap satu semester, karena di sini (SALAM) itu kan ada daur proses yang terjadi selama satu semester. Mulai dari perencanaan, kemudian anak melakukan proses riset, mengolah dan ini saatnya mereka membagikan hasil belajar tersebut," papar Yudhistira Aridayan, Kepala Sekolah Sanggar Anak Alam saat ditemui di sela persiapan Semarak Sinau, Bulan Presentasi SALAM, Senin (29/5/2023), di SALAM Nitiprayan, Kapanewon Kasihan Bantul.
Saat perayaan hasil belajar mereka membagikan hasil pengalaman belajar tersebut agar tidak hanya menjadi milik sendiri, tetapi bisa menjadi milik bersama di komunitas Salam ini sehingga bisa memperkaya ilmu serta wawasan teman-teman yang lain.
Lebih lanjut, Yudhis menjelaskan, dengan model presentasi hasil riset dari daur belajar lintas tingkat ini sangat memungkinkan terjadinya sebaran ilmu. Dia mencontohkan, anak kelas 1 bisa mengetahui apa yang dipelajari oleh anak SMP atau anak SMA begitu juga sebaliknya. Mereka yang pada awalnya hanya fokus kepada risetnya sendiri, melalui semarak sinau ini atau di bulan persentasi mereka bisa ikut memanen hasil teman-teman yang lain.
"Kita juga bisa melihat secara keseluruhan, oh ternyata apa yang aku tekuni ternyata sama dengan apa yang ditekuni oleh anak kelas SMP atau SMA, kemudian mereka menjadi terpancing untuk melakukan pembelajaran lebih dalam," lanjutnya.
Dari kegiatan ini, lanjut Yudhis, sekolah bisa memetakan satu hal tentang anak. Kecenderungan mereka apa? Kemudian belajarnya apa?
Selain itu, pihaknya juga bisa memetakan keterlibatan orang tua dan fasilitator dalam peristiwa anak ini. Akan terbentuk sebuah indikator seberapa dalam proses belajar itu sudah dilakukan, sehingga hal ini bisa menjadi sebuah refleksi dan evaluasi untuk persiapan pembelajaran semester berikutnya.
Tahun ini Perayaan Hasil Belajar melalui penyelenggaraan Semarak Sinau secara kepanitiaan atau pendamping murni dikerjakan oleh Siswa SMA Sanggar Anak Alam. Bagi pelajar kelas XII Sanggar Anak Alam, mengabdikan diri sebagai panitia Semarak Sinau ini merupakan sebuah torehan kenang-kenangan yang berarti sebelum mereka meninggalkan jenjang kelas tertinggi di SALAM.
Di antaranya Devi Kusumawati. Salah seorang koordinator atau panitia Semarak Sinau ini secara teknis menyelesaikan belajarnya di SALAM. Namun Devi senang bisa memberikan kontribusi bagi penyelenggaraan Semarak Sinau di Bulan Presentasi ini.
Dia juga berpesan kepada adik-adik tingkatnya agar ke depan tertarik ikut terlibat menjadi panitia Bulan Presentasi. Banyak keseruan yang bisa dialami saat bersama-sama mengordinir sebuah perhelatan besar di SALAM. Bagi Devi, semua yang dilakukan bersama-sama itu menjadi hal yang menarik.
"Sejak komunikasi awal, kita rapat bersama kemudian kita berkomunikasi dengan fasilitator dan menghubungi teman-teman yang lain, koordinasi itu bisa jadi hal yang paling menarik bagi saya. Karena secara nggak langsung kita dapat banyak banget ilmu dari riset teman-teman," kata dia.
Lebih jauh Devi menceritakan hal-hal yang paling menantang, yaitu bagaimana mengubah konsep presentasi yang awalnya hanya terbatas PPT (Powerpoint-red) menjadi sesuatu yang berbeda dan menarik.
“Karena kami tidak ingin Perayaan Hasil Belajar ini kaku dan hanya diisi presentasi PPT. Maka dari ratusan data siswa yang masuk kami selaku panitia pendamping harus mereka-reka data riset yang masuk sebaiknya ditampilkan berbentuk apa. Maka, ada yang kemudian berbentuk pameran, workshop, bedah karya, artist talk, talk show, pertunjukan hingga fashion show," kata dia.
Gernatatiti selaku Fasilitator pendamping menambahkan tahun ini dia sengaja menantang teman-teman SMA untuk mengorganisir sebuah acara untuk adik tingkatnya di SALAM. Sempat ragu karena kelas XII bersamaan dengan ujian.
"Namun saat jadwal Bulan Presentasi mundur, teman-teman kelas XII itu menjadi semangat. Mereka menganggap ini adalah persembahan terakhir mereka untuk Salam," ujarnya.
Mereka tidak bisa berdiri sendiri. “Nggak bisa hanya anak SMA thok. Maka semakin mendekati hari H teman-teman semakin kuat timnya, kami mengajak teman-teman SMA untuk mencari teman-teman SMP yang juga terbiasa bekerja kepanitiaan. Selain itu, untuk rangkaian acaranya kita juga melibatkan volunter dan fasilitator untuk ditempatkan dan bertanggung jawab di setiap event," ujarnya.
Menurut Gerna, belajar menyelenggarakan acara itu sebenarnya bukan hal baru bagi mereka. Saat SD, SMP, SMA juga sudah sering ada acara. Tetapi acara yang butuh nafas panjang yang melibatkan semua elemen yang ada di Salam itu belum pernah.
"Lalu pertaruhannya adalah presentasi, ini merupakan hal baru bagi teman-teman SMA. Ternyata mereka bisa juga berkolaborasi lintas jenjang maupun lintas peran, terlebih di masa-masa persiapan yang mengharuskan berkoordinasi dengan fasilitator," jelasnya. (*)