Industri Sawit Penyumbang Devisa Terbesar di Indonesia

Sejak mengungguli Malaysia pada tahun 2006, Indonesia menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Industri Sawit Penyumbang Devisa Terbesar di Indonesia
Kampanye edukasi keberlanjutan kelapa sawit ‘GreenFest’ di Instiper, Kamis (29/2/2024). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kelapa sawit menjadi salah satu komoditi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Karenanya keberlangsungan industri kelapa sawit perlu terus dijaga.

Vanda Kusumaningrum selaku Corporate Communications Apical Group mengungkapkan, kampanye edukatif memperkenalkan Generasi Z pada pentingnya dan manfaat produksi kelapa sawit perlu  berkelanjutan.

Inisiatif itu bertujuan untuk menginspirasi dan menggerakkan generasi muda untuk mendukung keberlanjutan dalam industri kelapa sawit dan melibatkan mereka untuk turut serta dalam merancang program keberlanjutan di kampusnya.

"Generasi Z harus merasakan manfaat sawit secara langsung," ujar Vanda dalam kampanye edukasi keberlanjutan kelapa sawit GreenFest’di  Instiper, Kamis (29/2/2024).

ARTIKEL LAINNYA: Sejumlah 160 Mahasiswa UMY Mengikuti Program KKN Muballigh Hijrah

Vanda berharap kampanye itu bisa memotivasi individu muda untuk mendukung produk kelapa sawit yang diproduksi secara berkelanjutan yang tidak lepas dari keseharian. Apalagi kegiatan itu merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Apical untuk menjaga lingkungan.

"Selain itu menunjukkan keberlanjutan kelapa sawit sesuai dengan komitmen keberlanjutan Apical 2030," tandasnya.

Mahatma Windrawan selaku Deputy Director Market Transformation RSPO mengungkapkan kelapa sawit memainkan peran penting dalam ekonomi nasional. Sejak mengungguli Malaysia pada tahun 2006, Indonesia telah menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan luas area perkebunan sekitar 15,34 juta hektar.

Sektor ini mempekerjakan jutaan orang, dari petani hingga pekerja pabrik, berkontribusi signifikan terhadap pasar tenaga kerja dan penerimaan devisa Indonesia.

ARTIKEL LAINNYA: Yayasan GSI Gandeng Universitas Amikom Yogyakarta Membangun Desa Kreatif Berbasis Digital

Pada tahun 2022, ekspor CPO Indonesia mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 29,62 miliar, menandakan peningkatan 3,56 persen dari tahun sebelumnya, merujuk Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dengan memahami manfaat komprehensif dan kebutuhan akan praktik berkelanjutan dalam produksi kelapa sawit, Gen Z dapat memainkan peran transformatif dalam membentuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk industri vital ini. Sebagai konsumen, Gen Z juga diyakini akan lebih memilih untuk mengonsumsi produk yang diproduksi secara berkelanjutan," jelasnya.

Herry Wirianata sebagai dosen Fakultas Pertanian Instiper menambahkan, keberlanjutan industri kelapa sawit harus dipastikan. Mulai dari proses persiapan lahan, budidaya, hingga pengolahan minyak kelapa sawit dan produk turunannya.

Menurutnya, pada kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini pengelolaan industri kelapa sawit secara berkelanjutan merupakan salah satu kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas kelapa sawit."Pemahaman ini yang penting ditanamkan kepada mahasiswa yang nantinya akan menjadi pengelola kebun kelapa sawit di masa depan," jelasnya. (*)