UKDW dan KKP Dorong Kolaborasi Ilmiah Industri Perikanan

Ikan sebagai sumber utama protein hewani di Indonesia yang menyumbang 58 persen dari total konsumsi.

UKDW dan KKP Dorong Kolaborasi Ilmiah Industri Perikanan
Rektor UKDW Wiyatiningsih mendampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta, saat meninjau produk ikan di pasar UMKM UKDW. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sektor perikanan dan kelautan Indonesia dihadapkan pada tantangan besar menjaga keberlanjutan ekosistem dan ketahanan pangan nasional.

Untuk menjawab persoalan tersebut, Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) berkolaborasi dengan Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan 3rd International Seminar on Fish and Fisheries Sciences, 10-12 Juni 2025, di Auditorium Koinonia UKDW.

Mengusung tema Management of Aquatic Ecosystem for Sustainability of Fish Resources and Fisheries, konferensi ini mempertemukan 160 peserta dari 74 instansi nasional dan internasional secara hybrid, sebagai wadah sinergi antara akademisi, peneliti, pembuat kebijakan serta pelaku industri perikanan.

“Konferensi ini mendorong kolaborasi ilmiah lintas sektor agar dapat menghasilkan inovasi dan kebijakan berbasis bukti demi keberlanjutan sumber daya perairan,” ujar Dr Djoko Rahardjo M Kes, Ketua Panitia, Selasa (20/6/2025).

Memperkuat riset

Rektor UKDW Dr Ing Wiyatiningsih ST MT menekankan pentingnya pendekatan sains dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan. UKDW berkomitmen memperkuat riset di bidang fishery and environmental sustainability.

Dr I Nyoman Radiarta S Pi M Sc selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan, menyampaikan sektor kelautan harus menjadi episentrum pembangunan nasional.

“Produksi makanan laut kita stabil di angka 20-25 juta ton per tahun. Surplus perdagangan mencapai USD 5,4 miliar dengan ekspor hampir USD 6 miliar di 2024,” ungkapnya.

Dia menyoroti pentingnya peran ikan sebagai sumber utama protein hewani di Indonesia yang menyumbang 58 persen dari total konsumsi.

Pembicara tamu

Konferensi ini dihadiri lima pembicara tamu internasional dan nasional yaitu Pablina L Cadiz Ph D (Silliman University Filipina), Prof Gyo Itani Ph D (Kochi University, Jepang), Jean Fall Ph D (University Cheikh Anta Diop of Dakar, Senegal), Dr Imam Mustofa (WWF Indonesia), Dr Arif Wibowo M Si (BRIN, Indonesia).

Selain sesi pleno dan paralel, juga digelar workshop Summer Course bertopik Fish Taxonomy dan Photographing yang berlangsung dua hari. Workshop ini membekali peserta dengan pelatihan teknik identifikasi spesimen ikan, PCR, DNA barcoding, dan morfologi larva, yang diikuti 17 peserta terpilih.

Sebagai bagian dari acara, diselenggarakan pula Expo UMKM yang menampilkan produk olahan perikanan dari 16 pelaku usaha lokal Yogyakarta, serta peluncuran Indonesian Crustacea Society.

Radiarta menambahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini fokus pada lima strategi ekonomi biru: konservasi laut, kuota tangkap terukur, pembangunan wilayah pesisir, pengendalian sampah laut, serta penguatan pengawasan partisipatif.

Sistem digital

KKP juga mengembangkan kawasan budi daya modern seperti Kampung Melayang (Papua), Bodhidhaya (Jateng), dan Karawang (Jabar) dengan dukungan sistem digital dan big data kelautan.

“Kolaborasi dengan dunia akademik menjadi kunci menuju Indonesia Emas 2045. Pendidikan, riset, dan teknologi harus bersinergi dengan kearifan lokal,” tegasnya.

Dengan semangat dari Yogyakarta untuk dunia, konferensi ini diharapkan mampu menjadi katalisator bagi pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan berdaya saing global. (*)