Festival Literasi Yogyakarta 2024 Digelar di Ndalem Yudonegaran, Buku dan Cerita Masih Relevan

Gadget sebenarnya bermanfaat, tapi anak-anak dibiarkan menggunakannya tanpa pendampingan.

Festival Literasi Yogyakarta 2024 Digelar di Ndalem Yudonegaran, Buku dan Cerita Masih Relevan
Anak-anak foto bersama usai tampil di panggung ceria anak, ada mendongeng, Ballet, menyanyi dan barongan. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Di tengah serbuan gadget dan informasi digital yang tak terbendung, Festival Literasi Yogyakarta 2024, digelar 12-13 Oktober, sekaligus menjadi bukti bahwa kekuatan buku dan cerita masih relevan di era milenial.

Fransisca Ana Rukma Dewi selaku Direktur Early Childhood Care and Development - Resource Center (ECCD RC) Yogyakarta, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena kecanduan gadget pada anak-anak.

"Gadget sebenarnya bermanfaat, tapi masalahnya adalah anak-anak dibiarkan menggunakan gadget tanpa pendampingan," ujarnya, Sabtu (12/10/2024).

Festival ini sebagai solusi kreatif untuk mengajak anak-anak dan orang tua kembali pada dunia literasi yang lebih bermakna. Festival yang berlangsung di nDalem Yudonegaran Jalan Ibu Ruswo 35 Yogyakarta itu diikuti ratusan anak dan orang tua.

Butuh dukungan

"Kami memilih lokasi yang memang membutuhkan dukungan literasi. Anak-anak bisa berkegiatan di sini dengan nyaman," tambah Ana.

Festival yang diinisiasi oleh TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Reading Corner ECCD RC Yogyakarta kali ini memperoleh dukungan penuh dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di balik kemeriahan festival, ada pesan penting yang ingin disampaikan. Literasi itu mencakup bagaimana memahami simbol, makna tulisan, hingga bagaimana mendengarkan dan memahami orang berbicara. "Itu semua bagian dari literasi, dan penting bagi anak-anak untuk membangun kemampuan ini sejak dini," tegas Ana.

Resti Pasilatun sebagai Penanggung Jawab Acara dan Pustakawan di TBM RC menjelaskan, kegiatan ini terselenggara berkat bantuan pemerintah dari Badan Bahasa. "Kami ingin masyarakat yang lebih luas mendapatkan manfaat dari bantuan ini," lanjutnya.

Ringan berkesan

Ragam acara tidak hanya menarik bagi anak-anak tetapi juga orang dewasa. Mulai dari Panggung Cerita Anak, Bookish Play hingga Lokakarya Menulis Buku Cerita Anak, semua dikemas dalam aktivitas yang ringan namun berkesan. "Ada juga diskusi buku yang melibatkan orang dewasa untuk membahas buku anak-anak," ungkapnya.

Yang menarik, festival ini juga disertai talkshow yang mengupas strategi menumbuhkan literasi di luar lingkungan keluarga. Hal ini menjadi penting mengingat peran masyarakat dalam menciptakan ekosistem literasi yang berkelanjutan.

Menurut dia, Festival Literasi Yogyakarta 2024 bukan sekadar acara biasa. Ini adalah gerakan literasi yang mencoba mengembalikan peran penting buku dan cerita di tengah gempuran teknologi digital.

Dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, hingga kampung-kampung di sekitar, festival ini menjadi bukti bahwa literasi adalah tanggung jawab bersama.

Bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, Festival Literasi menjadi momen yang tak boleh dilewatkan. Selain gratis dan terbuka untuk umum, juga menjanjikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga. (*)