British Embassy dan UMY Jaring Mahasiswa Untuk Dapatkan Beasiswa

British Embassy dan UMY Jaring Mahasiswa Untuk Dapatkan Beasiswa

KORANBERNAS.ID -- Pepatah Tuntutlah Ilmu ke Negeri Cina sudah sering kita dengar. Tersirat sebuah pesan agar tidak mudah menyerah dalam mencari ilmu walau harus jauh ke luar negeri. Mengenyam pendidikan di negara lain tentu impian setiap para penuntut ilmu, terlebih jika ada yang membiayai.

Kedutaan besar Inggris melalui program beasiswa Chevening membuka kesempatan itu untuk pelajar, tenaga pendidik, pegawai administrasi, serta alumni perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk memperoleh beasiswa S2. Seluk beluk program beasiswa tersebut diperdalam melalui seminar nasional yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Amphiteatre Lantai 4 Gedung Pascasarjana kampus Terpadu UMY, Kamis (26/9/2019).

Beasiswa Chevening merupakan program pemerintah Inggris yang dibiayai oleh Foreign Commonwealth Office (FCO) dan pata mitranya. Program ini memberikan kesempatan bagi pelajar berprestasi yang memiliki potensi kepemimpinan dari seluruh dunia. Beasiswa ini ditujukan untuk mereka yang ingin melanjutkan pendidikan master di program studi apapun yang terdapat di seluruh perguruan tinggi di United Kingdom.

Assistant program Chevening, Devi Zega menyampaikan beberapa pengalaman dan tipsnya kepada para pemburu beasiswa dari berbagai kampus yang hadir. Menurut Devi, Semua berkesempatan melanjutkan studi di perguruan tinggi manapun yang ada di United Kingdom. Bisa di Inggris, Wales, Skotlandia, dan Northern Ireland.

"Beasiswa ini langsung dari pemerintah Inggris untuk 160 negara di dunia termasuk Indonesia yang diberi kuota 60-70 siswa dengan durasi kuliah selama satu tahun,” paparnya.

Bagi siapapun yang ingin mendaftar program beasiswa Chevening, lanjut Devi, persyaratan yang dibutuhkan tidaklah terlalu sulit. Saat ini Chevening membuka program beasiswa yang sudah dibuka sejak 5 Agustus hingga 5 November mendatang.

"Kami menentukan kandidat untuk lolos mendapatkan beasiswa berdasarkan kualitas kepemimpinan, networking (relasi), alasan kenapa ingin kuliah di UK, dan rencana karir baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan telah lulus S1 dengan nilai minimum IPK 3.00. semua hal itu harus dijelaskan di web Chevening ketika melamar beasiswa,” imbuh Devi lagi.

Selain itu, Devi menjelaskan lebih lanjut bahwa beasiswa Chevening memiliki persyaratan yang unik yaitu harus memiliki pengalaman kerja selama dua tahun. “Cheveners (sebutan untuk peserta beasiswa Chevening) harus memiliki pengalaman kerja selama dua tahun, dengan penghitungan alokasi 2800 jam, tidak hanya di satu instansi saja.

Namun begitu, pengalaman kerja itu bisa apa saja dari yang mendapat gaji atau tidak, seperti sukarelawan. Dokumen penunjang yang perlu dikumpulkan meliputi Letter of Acceptance (LOA), dan test kemampuan bahasa Inggris seperti IELTS IBT atau Pearson.

"Jika tertarik mendaftar Chevening (batas pendaftaran tanggal 5 November 2019), dokumen penunjang tadi dikumpulkan di bulan Juli. Untuk lebih lengkapnya bisa diakses di halaman web Chevening,” pungkasnya.

Sejak pertama kali dibuka pada 1983, beasiswa Chevening telah melahirkan 1700 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia. Kepala Lembaga Kerjasama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Eko Priyo Purnomo merupakan salah satu alumni yang pernah mendapatkan beasiswa Chevening di Leeds, Inggris.

“Dulu saya hanya apply satu beasiswa saja yaitu ke Inggris, sayaapply di tiga kota Edinburg, Yorkshire, dan Leeds. Tapi saya memilih Leeds karena di sana merupakan kota anak muda,” tutup Eko membagi pengalamannya. (yve)