Si Wolly Nyaman Melindungi Warga dari Gigitan Nyamuk Demam Berdarah

Si Wolly Nyaman Melindungi Warga dari Gigitan Nyamuk Demam Berdarah

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19 dan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Upaya pencegahan DBD dilakukan dengan meluncurkan program Si Wolly Nyaman.

“Program ini merupakan penerapan metode Wolbachia untuk menekan tingkat penularan DBD, secara resmi akan diluncurkan Jumat 21 Mei 2021,” kata Joko Hastaryo, Kepala Dinas Kesehatan Sleman kepada awak media, Rabu (19/5/2021).

Menurut Joko, metode Wolbachia terbukti efektif menurunkan 77 persen kejadian dengue, berdasarkan Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) di Kota Yogyakarta (2020).

Kasus DBD di Kabupaten Sleman tahun 2020 ditemukan sebanyak 810 dengan kematian dua di rumah sakit. Kasus ini meningkat cukup tinggi dibanding kasus yang ditemukan tahun 2019 yaitu 728. Inovasi berbasis saintifik berupa penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan.

Si Wolly Nyaman merupakan inovasi program berbasis teknologi dalam program pengendalian DBD yang terbukti efektif menurunkan 77 persen kasus DBD. Program ini di mulai dengan kick off oleh Bupati Sleman pada 16 Februari 2021 secara daring. Sasaran program ini targetnya wilayah 13 Kapanewon melibatkan 20 Puskesmas, 39 Kalurahan dengan luas cakupan 68 km persegi.

Si Wolly Nyaman sebagai program pengendalian dengue dengan menerapkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia terbukti efektif, aman dan ramah lingkungan. Diharapkan seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan mendukung demi mewujudkan kabupaten ini bebas DBD.

“Si Wolly Nyaman diambil dari nama Wolbachia, bakteri alami yang terdapat pada 60 persen lebih jenis serangga. Bakteri yang juga ada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti yang akan disebarkan, akan melindungi masyarakat dari penularan DBD secara terus menerus. Bakteri Wolbachia, akan tetap ada di dalam tubuh nyamuk hasil perkawinan nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk lokal,” paparnya.

Joko menjelaskan Si Wolly Nyaman adalah program Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Sleman berkolaborasi dengan World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada serta didukung Yayasan Tahija.

“Implementasi Program dan Keamanan Nyamuk ber-Wolbachia ini berdasarkan Instruksi Bupati Sleman Nomor 09/Instruksi/2021, dilakukan oleh 20 Puskesmas bersama dengan 13 Kapanewon, di wilayah 39 Kalurahan, dan 588 Padukuhan di Sleman,” kata Joko.

Wilayah tersebut dipilih karena tingkat angka kejadian DBD yang tinggi. Dinkes Sleman akan menyebarkan lebih dari 22 ribu ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia, dengan cara dititipkan pada para orang tua asuh terpilih di tiap-tiap Padukuhan serta didukung pula fasilitas umum dan perkantoran.

Menurut dia, agar program ini berjalan lancar, sejak awal 2021 dilaksanakan beberapa tahapan persiapan. Antara lain  pelatihan bagi Para Pelatih Pelaksanaan Implementasi Perluasan Manfaat Wolbachia di Kabupaten Sleman secara daring, pelatihan Pelaksana Program dari perwakilan Dinas Kesehatan Sleman kepada perwakilan dari 20 Puskesmas dan 13 Kapanewon, serta kegiatan sosialisasi di tingkat Kalurahan dan Padukuhan yang menjadi lokasi program tersebut.

Dokter Riris Andono Ahmad dari tim WMP Yogyakarta  menegaskan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia terbukti aman. “Nyamuk ber-Wolbachia yang dititipkan di rumah warga telah dipastikan aman karena sudah tidak dapat lagi menularkan virus dengue. Dari hasil analisis risiko oleh tim ahli  independen yang dibentuk Kemenristek Dikti dan Balitbangkes Kemenkes, disimpulkan  risiko teknologi ini dapat diabaikan,” terang pria yang lebih akrab dipanggil dokter Donnie ini.

Teknologi nyamuk ber-Wolbachia ini merupakan pelengkap dari upaya-upaya pengendalian penyakit DBD yang telah ada selama ini. Kegiatan-kegiatan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3 M plus, gerakan satu rumah satu jumantik, dan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk, tetap harus dilaksanakan. (*)